Cara memulai percakapan adalah memerhatikan lawan bicara dan temukan topik umum untuk bisa dikembangkan nantinya.
2023-03-14 03:01:13
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Bisa mulai dengan pujian, kabar, hingga cuaca
Table of Content
Sebenarnya tidak ada definisi pasti kapan seseorang disebut pemalu atau berani. Itu relatif untuk sebagian besar orang. Bagi orang yang memiliki gangguan kecemasan, cara memulai percakapan bisa jadi hal yang sangat sulit.
Advertisement
Terlepas dari kondisi ini, tahu cara menempatkan diri ketika harus berkomunikasi dengan orang lain adalah skill sosial yang perlu dimiliki. Akan selalu ada masa ketika hal ini diperlukan, baik dalam situasi formal maupun informal.
Bagi orang yang kerap menghadapi kesulitan dalam menemukan cara memulai pembicaraan, ada beberapa strategi yang bisa dicoba:
Kerap kali, hal yang membuat seseorang merasa gentar atau ragu memulai pembicaraan adalah takut berbuat kesalahan. Merasa khawatir terus menerus malah akan jadi penghalang bagi Anda. Ubah menjadi pikiran positif.
Ingat pula bahwa ketika Anda sibuk dengan kekhawatiran akan salah berbicara, ini akan mengalihkan fokus dari apa yang tengah diperbincangkan. Jadi, akan jauh lebih baik fokus pada apa yang diucapkan lawan bicara dan respons tanpa khawatir berlebihan.
Dalam berbagai konteks, menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan sangat ampuh mengatasi kepanikan. Oleh karena itu, sebisa mungkin coba lakukan hal ini saat tegang agar bisa merasa lebih tenang. Tetaplah rileks dan biarkan percakapan mengalir dengan sendirinya.
Tanpa rasa percaya diri, Anda mungkin akan kesulitan untuk mengucapkan kata pertama. Rasa percaya diri ini pun akan membuat Anda tidak khawatir akan gagal. Asal lawan bicara sudah memberikan respons pertama, topik obrolan pun akan semakin lancar.
Cara memulai pembicaraan paling mudah ketika berada dalam situasi orang-orang baru adalah dengan memperkenalkan diri. Tak hanya itu, cara ini juga akan memberikan ruang bagi lawan bicara untuk melakukan hal serupa. Setelah itu, mulailah menanyakan hal sederhana atau observasi singkat sebagai bahan diskusi lebih lanjut.
Baca juga: 20 Cara Mencari Topik Pembicaraan yang Seru dan Menarik
Sebisa mungkin, mulai percakapan dengan nada antusias dan positif. Jangan melakukan observasi negatif maupun komplain. Apapun situasinya, cari kalimat yang positif. Jika tidak bisa, akan lebih baik tetap diam. Jangan lupa sampaikan kepada lawan bicara bahwa Anda menikmati pembicaraan ini.
Tak perlu memberikan komentar terlalu dalam. Bahkan, pertanyaan atau komentar sederhana seputar hal yang tengah disaksikan, cuaca, atau sekadar interior ruangan juga bisa jadi ide percakapan.
Ide lain untuk memulai pembicaraan bisa dengan meminta bantuan sederhana. Apapun itu, mulai dari bertanya seputar jam hingga agenda acara yang tengah dihadiri. Kelebihan dari pendekatan semacam ini adalah bisa memancing bergulirnya percakapan lebih jauh lagi, tentang topik yang berbeda.
Artinya, akan terbentuk semacam kontrak sosial timbal balik antara Anda dan lawan bicara. Jangan lupa untuk berterima kasih sekaligus memperkenalkan diri setelah lawan bicara memberikan bantuan.
Menariknya, bahasa tubuh merupakan cara menunjukkan respek kepada orang lain yang paling penting. Bahkan, ini adalah cara komunikasi untuk menunjukkan ketertarikan hingga emosi yang tengah dirasakan.
Bagi Anda yang kerap kesulitan menemukan cara memulai pembicaraan, coba tunjukkan bahasa tubuh positif. Berdirilah dengan nyaman dan lihat mata lawan bicara Anda.
Di sisi lain, bahasa tubuh yang perlu dihindari adalah berbicara tanpa melihat ke arah lawan, tubuh merosot dan tidak tegap, hingga cemberut. Ini justru akan membuat lawan bicara merasa membosankan atau tidak menarik.
Baca juga: Mengenal Glossophobia, Perasaan Takut Berbicara di Depan Umum
Cara memulai pembicaraan yang perlu diingat adalah hindari topik sensitif. Penting untuk mengingat bahwa topik yang sensitif seperti pilihan politik, gosip, keluhan, atau lelucon yang bersifat menyerang. Justru ini bisa membuat lawan bicara merasa kurang nyaman bahkan memicu konflik.
Intinya, hindari apa pun yang terkesan menyerang, kontroversial, dan memunculkan rasa tidak nyaman. Ketika akan memberikan respons, berikan komentar yang aman. Terlebih apabila percakapan dilakukan dengan orang asing yang baru pertama kali ditemui.
Obrolan harus bersifat dua arah. Anda bisa membuka topik pembicaraan sesuai dengan keinginan. Namun, berikan kesempatan untuk lawan bicara menyampaikan pandangannya. Dengan begitu, obrolan Anda akan lebih menarik
Baca juga: Penyebab Seseorang Keceplosan Saat Sedang Berbicara
Tak kalah penting, coba mulai pertanyaan yang terbuka dan tidak harus dijawab dengan “ya” atau “tidak” saja. Open-ended question semacam ini akan membantu membuat percakapan terus mengalir. Jika sudah menguasainya, ini akan menjadi skill penting dalam membangun koneksi sosial pada berbagai konteks.
Mungkin sulit memulainya terutama bagi yang kerap diberi label pemalu atau memiliki gangguan kecemasan. Namun, terus berlatih adalah kunci untuk merasa nyaman berbicara dengan orang lain.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gangguan kecemasan, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Di balik rasanya yang pedas dan bikin kepanasan, ada berbagai macam manfaat cabai untuk kesehatan. Cabe tinggi antioksidan seperti vitamin A dan C yang bermanfaat untuk kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan jantung.
Prostesis untuk tungkai adalah alat yang didesain untuk menggantikan bagian hilang dari tubuh seseorang seperti tangan atau kaki. Selain itu, mungkin pula diberikan bagi yang ingin mengoptimalkan anggota tubuh tertentu.
Manfaat mendengarkan lagu sedih bisa membuat konsentrasi lebih baik dan memberikan Anda kelegaan hati. Tentunya ini akan berperan baik untuk kesehatan mental.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved