Cara membuat hand sanitizer sebenarnya cukup mudah. Ikuti resep dan panduan dari WHO agar Anda bisa membuatnya sendiri di rumah.
2023-03-22 23:45:51
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Hand sanitizer ternyata bisa dibuat sendiri sesuai standar WHO
Table of Content
Kian hari makin banyak orang di Indonesia yang positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Guna mencegah penyebaran virus, tidak cukup hanya dengan menjaga jarak dan membatasi kontak sosial. Kita juga perlu lebih teliti lagi memerhatikan kebersihan tubuh, terutama dengan mencuci tangan. Selain cuci tangan pakai air dan sabun, kita juga bisa menggunakan cairan pembersih tangan alias hand sanitizer.
Advertisement
Kini benda tersebut menjadi langka di pasaran. Jika ada pun harganya melambung tinggi. Namun, tak perlu khawatir karena Anda bisa membuatnya sendiri di rumah . Cara membuat hand sanitizer ternyata terbilang cukup sederhana dan bahan-bahannya pun mudah didapatkan. Penasaran bagaimana cara membuat hand sanitizer sendiri di rumah?
Nah,Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis panduan tentang cara membuat hand sanitizer sendiri yang dapat kita ikuti.
Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Di dalam panduan tersebut tercantum resep, cara pembuatan, dan anjuran menggunakan hand sanitizer dengan benar.
Berikut alat-alat yang perlu dipersiapkan sebagai cara membuat hand sanitizer:
Baca Juga
Terdapat dua resep hand sanitizer dalam panduan dari WHO ini. Resep pertama menggunakan ethanol 96% dan resep kedua menggunakan isopropil alkohol 99,8%. Berikut uraiannya.
Untuk hasil akhir hand sanitizer sebanyak 1 liter, berikut bahan-bahan yang diperlukan:
Untuk hasil akhir hand sanitizer sebanyak 1 liter, berikut bahan yang Anda perlukan:
Bahan-bahan tersebut tersedia di apotek atau toko bahan kimia. Jika Anda membelinya di toko bahan kimia, siapkan fotokopi kartu identitas Anda karena pihak toko biasanya akan memintanya.
Berbagai bahan di atas biasanya tersedia dalam ukuran masing-masing 1 liter. Jika tersisa banyak, dapat Anda simpan untuk pembuatan selanjutnya.
Langkah-langkah di bawah ini perlu diikuti secara rinci agar hasil yang diharapkan sesuai dengan standar panduan dari WHO.
Jika Anda membuat hand sanitizer di rumah, disarankan untuk memperhatikan beberapa hal berikut:
Masing-masing bahan memilki kegunaannya untuk menciptakan hand sanitizer yang efektif melindungi kita dari penyakit. Berikut fungsi dari bahan-bahan tersebut:
Etanol adalah alkohol yang kita biasa temui di minuman-minuman keras dengan kadar yang rendah.
Dalam konsentrasi yang tepat, etanol memiliki kemampuan menembus membran sel bakteri atau virus dan menghancurkannya dari dalam sehingga dapat membunuh bakteri dan melemahkan virus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan kadar alkohol yang harus dipenuhi dalam produk antiseptik adalah di atas 60%.
Jika kita membeli alkohol di apotek, kemungkinan besar kita akan menerima jenis alkohol ini.
Ispropil alkohol memiliki kemampuan lebih besar dalam membunuh bakteri dibanding etanol karena lebih efektif dalam menurunkan tegangan permukaan sel dan denaturasi protein bakteri.
Isopropil alkohol yang disarankan sebagai antiseptik haruslah memenuhi kadar 50-95%. Sayangnya, alkohol ini lebih mengiritasi kulit dibandingkan etanol.
Gliserin secara kimiawi termasuk ke dalam alkohol. Namun dalam formula hand sanitizer ini, gliserin lebih berperan untuk memberi konsistensi pada alkohol agar lebih mudah dioleskan ke kulit.
Gliserin juga berguna untuk melembapkan kulit sehingga dapat mengatasi iritasi yang mungkin ditimbulkan oleh alkohol.
Zat ini juga merupakan antiseptik yang dapat membunuh mikroba. Namn pada formula hand sanitizer ini, hidrogen peroksida digunakan sebagai penangkis mikroba yang mungkin dapat berkembang di larutan hand sanitizer.
Kehadiran hidrogen peroksida membuat cairan tersebut dapat digunakan walau sudah disimpan lama.
Baca Juga
Hand sanitizer paling baik digunakan dalam kedua kondisi berikut:
1. Jika tidak bisa cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
Hand sanitizer memang dapat membunuh mikroba, namun tetap memiliki keterbatasan.
Beberapa mikroba seperti norovirus atau clostridium penyebab infeksi pada manusia, terbukti kebal pada penggunaan hand sanitizer dan lebih efektif dibasmi dengan air beserta sabun.
Kecuali jika penggunaan hand sanitizer digunakan dalam volume yang cukup banyak, tapi tentu saja hal tersebut tidak efektif untuk dilakukan.
Jangan hanya mengandalkan hand sanitizer ketika tangan Anda sangat kotor. Misalnya saat tangan Anda berlumur tanah atau berminyak.
Menurut suatu studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Michigan University, tangan yang kotor dan berminyak mengandung terlalu banyak mikroba. Maka itu, penggunaan hand sanitizer yang biasanya hanya dalam jumlah sedikit bisa jadi tidak efektif.
Penggunaan hand sanitizer harus selalu dibarengi dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, agar upaya kita mencegah penyebaran penyakit semakin maksimal.
Beberapa saat lalu, FDA mempertanyakan seberapa efektifnya penggunaan hand sanitizer dalam menghilangkan kuman, bakteri dan virus. FDA ingin memastikan bahwa bahan baku seperti gel, alkohol, dan lainnya di dalam hand sanitizer dapat membunuh hal-hal tersebut.
Namun, memang penggunaan hand sanitizer tidak seefektif cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih. Sebab, hand sanitizer tidak dilakukan dengan pembilasan air yang dapat membuang partikel-partikel tersebut.
Jadi, penggunaan hand sanitizer dianjurkan hanya ketika sulit menemukan air bersih dan sabun. Hand sanitizer yang digunakan juga harus mengandung bahan-bahan yang telah direkomendasikan WHO.
Selain itu, membersihkan sela-sela jari, bawah kuku, juga sangat penting karena biasanya banyak bakteri yang bersembunyi di tempat tersebut. Ketika menggunakan hand sanitizer, gosokkan tangan dan jari minimal selama 20 detik.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Rendahnya cakupan vaksinasi booster dan tingginya kasus Covid-19 membuat pemerintah menjadikan dosis vaksin ketiga sebagai syarat perjalanan dan masuk mal. Bagaimana ketentuannya?
Penggunaan sarung tangan karet hanya untuk melindungi diri, tapi tidak mencegah infeksi virus corona, jika Anda tidak cuci tangan, jaga jarak, dan pakai masker. Jadi, jangan lagi salah kaprah, ya!
Ibu menyusui yang positif Covid-19 tentu saja merasa khawatir dengan risiko penularan pada bayi lewat ASI. Namun, menyusui tetap harus jalan agar bayi justru terlindungi. Bagaimana caranya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved