Bullying adalah perlakuan menyakiti seseorang secara fisik, verbal, dan psikologis secara sengaja. Cara mengatasi bullying pada anak adalah dengan mengumpulkan bukti, berkunjung ke sekolah, hingga pindah sekolah.
2023-03-19 17:51:26
Meluangkan waktu lebih untuk anak, dapat menjadi salah satu cara mengatasi bullying pada anak.
Table of Content
Anak-anak di usia pelajar mungkin sudah terbiasa saling mengejek sebagai bahan candaan atau lelucon. Namun, tidak jarang hal yang kerap dianggap sebagai bahan bercanda ternyata telah melewati batas dan mengarah ke perilaku bullying.
Advertisement
Memang untuk membedakan bercanda dan bullying tidaklah mudah. Batas yang begitu tipis membuat orangtua perlu lebih teliti dalam melihat kedua hal tersebut. Bercanda yang biasanya dianggap lucu dan tidak menyakiti orang lain, bisa menjadi tindakan bullying jika bermaksud menyakiti korbannya.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara membedakan keduanya dan kenali tanda-tanda apabila anak Anda menjadi korban bully di lingkungan pertemanannya. Dengan begitu, Anda dapat segera melakukan cara-cara mengatasi bullying pada anak dan membantu Si Buah Hati kembali ceria.
Anak pasti pernah mengalami saat dimana ia digoda oleh teman-temannya dan umumnya hal ini dilakukan dalam konteks bercanda. Namun, saat perlakukan tersebut berubah menjadi menyakiti secara perkataan maupun fisik dan berlangsung secara terus menerus, hal tersebut telah masuk ke ranah bullying dan harus segera dihentikan.
Bullying adalah perlakuan menyakiti seseorang dengan melakukan kekerasan fisik, verbal, maupun psikologis secara sengaja. Tindakan kekerasan sudah dapat dikatakan termasuk bullying apabila:
Ketika anak-anak menjadi korban kasus bullying, mereka cenderung menutup diri dan merahasiakannya dengan berbagai alasan. Anak sering berpikir jika mereka memberi tahu orangtua, mereka akan semakin memperburuk keadaan.
Karena sebagian besar anak tidak akan mengaku sedang di-bully, perhatikan tanda-tanda ini:
Jika Anda berpikir anak Anda di-bully, gunakan waktu makan malam bersama untuk membicarakan hal ini. Tanyakan apakah mereka pernah di-bully oleh temannya? Jika anak mengatakan “ya”, tanyakan apakah Anda boleh membantu memecahkan masalah ini.
Jangan menyarankan anak untuk melawan. Sebaliknya, minta anak dengan tegas dan percaya diri untuk berkata tidak dan menolak agar si pelaku bully berhenti. Atau ia bisa memberi tahu pada guru di sekolah. Selain itu, terdapat beberapa cara mengatasi bullying pada anak lainnya yang bisa Anda lakukan, seperti:
Catat secara rinci tentang kronologi kejadian bullying. Siapa yang melakukan dan apa yang terjadi. Termasuk tanggal, waktu dan tempat serta nama-nama saksi mata yang mungkin melihat. Jika kasusnya cyberbullying, ambil screenshot sebagai bukti.
Selanjutnya, adakan pertemuan dengan pihak sekolah untuk mendiskusikan hal ini. Tetap tenang dan kendalikan emosi Anda. Minta sekolah membuat rencana agar anak merasa lebih aman.
Misalnya, mengubah jadwal pelajaran tertentu, mengawasi anak selama bermasalah, meminta guru BP untuk mengawasi dan memperhatikan anak-anak yang bermasalah.
Berkonfrontasi atau memarahi si pelaku bullying justru menjadi bumerang. Anda terlihat sama seperti penindas anak dan memperburuk keadaan.
Jika pihak sekolah yang lama tidak mampu mengatasi masalah ini, sebaiknya pertimbangkan untuk pindah ke sekolah lain. Dengan sekolah yang baru, anak akan mendapatkan kesempatan kedua dengan kelompok anak-anak yang lebih besar dan mau menerima mereka.
Dekati anak dan luangkan waktu kebersamaan yang lebih banyak. Tinggalkan gawai Anda di rumah dan ajak anak berjalan-jalan ke luar rumah agar ia bisa berbicara tentang segala hal di dunianya termasuk untuk membedakan ejekan dan bullying.
Semoga orangtua bisa lebih waspada dan tidak meremehkan dampak bullying terhadap kesehatan mental anak, terlebih jika dilakukan dalam jangka panjang. Dengan mengetahui cara membedakan bercanda dan bullying, antisipasi dini terhadap kondisi ini dapat Anda lakukan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mulailah mengajarkan anak sopan santun sedini mungkin dengan mencontohkannya menggunakan 3 magic word, seperti “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”.
Slow learner adalah anak-anak yang kecerdasannya di bawah rata-rata. Penyebabnya pun beragam, mulai dari faktor keturunan, gangguan saat hamil dan melahirkan, hingga trauma psikis. Bagaimana cara mengatasinya?
Mendidik anak dengan ODD (oppositional defiant disorder) sangat membutuhkan kesabaran ekstra pada orangtua. Salah satu cara ampuh dalam mendidik anak OOD adalah membuat aturan yang tegas dan konsisten.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved