Screen time pada anak dapat dibatasi dengan cara mengajak anak bermain di luar rumah, menciptakan zona bebas gawai, hingga aktif bermain dengan si kecil.
26 Okt 2021
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Screen time atau waktu yang dihabiskan saat menggunakan gawai harus dibatasi pada anak
Table of Content
Di era digital seperti sekarang ini, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak adalah screen time. Lantas, apa itu screen time?
Advertisement
Arti screen time adalah waktu yang dihabiskan di depan layar elektronik, seperti televisi, tablet, atau smartphone. Hal ini penting untuk diperhatikan, terutama di awal-awal usia si kecil.
Usia 0-2 tahun adalah masa perkembangan otak anak yang paling pesat. Penting sekali bagi bayi untuk mengeksplorasi apa saja yang berada di sekitarnya. Baik berupa rangsangan suara, penglihatan, rasa, atau tekstur.
Rangsangan terbaik bagi perkembangan otak bisa didapatkan saat bayi berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Khususnya saat menjalin komunikasi dan interaksi dengan orangtua, saudara, atau teman-temannya.
Namun, screen time kerap kali membatasi anak untuk aktif berinteraksi dengan orang lain atau beraktivitas di luar ruangan. Terkait hal tersebut, WHO dan Akademi Kedokteran Anak Amerika Serikat menganjurkan pembatasan screen time bagi bayi dan anak-anak berdasarkan golongan usia.
Berikut adalah pengaturan waktu screen time yang dianjurkan dan disesuaikan berdasarkan usia anak.
Bayi dengan rentang usia 0-18 bulan sama sekali tidak dianjurkan untuk mendapatkan screen time. Khususnya jika bayi menjadi pengguna pasif dan dibiarkan sendirian menikmati gawai atau gadget.
Pengecualian dapat dilakukan untuk melakukan video call dengan anggota keluarga. Hal ini dapat termasuk dalam memanfaatkan waktu untuk membangun interaksi dengan orang lain.
Bayi berusia 18-24 bulan mulai diperbolehkan untuk mendapatkan screen time dengan didampingi orangtua atau pengasuh. Bagi anak-anak di usia ini, screen time adalah mendapatkan tontonan yang bermanfaat dan menghibur untuk anak seusianya.
Anak berusia di atas 24 bulan diperbolehkan mendapatkan screen time tidak lebih dari 1 jam. Gunakan waktu screen time untuk berinteraksi dan memberi anak kesempatan belajar. Jangan biarkan anak hanya menjadi penonton pasif dari acara-acara yang bukan untuknya.
Menyaksikan acara anak berisi materi belajar tentang warna, bentuk, nama hewan, atau benda di sekitar lingkungan adalah contoh screen time berkualitas yang bisa Anda coba.
Jangan biarkan anak menonton sinetron remaja atau dewasa, kontes, promosi belanja, atau acara lain yang tidak bermanfaat bagi tumbuh kembang mereka.
Tidak ada waktu yang spesifik dalam kategori usia ini. Orangtua sebaiknya memberikan batasan waktu screen time secara konsisten untuk anak.
Pastikan waktu screen time tidak mengganggu jadwal tidur, aktvitas fisik, dan kebiasaan lain yang penting untuk menjaga kesehatan anak.
Membatasi penggunaan gawai pada anak yang terbiasa diasuh dan ditemani oleh alat ini memang tidak mudah. Oleh karena itu, diperlukan konsistensi dari orangtua agar anak menjadi disiplin dan screen time dapat dikurangi.
Pembatasan penggunaan gadget akan lebih mudah diterapkan jika telah dilakukan sejak dini kepada anak ketimbang baru memberlakukannya di usia yang lebih tua. Ikuti anjuran yang telah disarankan terkait pembatasan pemberian screen time sesuai usia si kecil.
Anak yang berusia lebih tua biasanya akan sulit untuk tiba-tiba diminta berhenti bermain gawai atau dikurangi screen time yang biasa didapatkannya. Untuk itu, diperlukan negosiasi agar anak mau dibatasi penggunaan gawainya.
Bicara bersama dan diskusikan kapan mereka dapat menggunakan gawai dan tujuannya. Misalnya, satu jam untuk belajar online atau mengembangkan hobi yang bermanfaat. Anak juga dapat diberikan waktu untuk bermain gawai setelah kewajibannya terpenuhi.
Untuk lebih mudah mengurangi waktu screen time bagi anak, Anda harus mengisi waktu Si Kecil dengan kegiatan yang lebih menarik. Anda dapat mengajak anak pergi ke taman bermain di hari libur atau mengikutsertakan mereka pada kursus-kursus sesuai minatnya.
Anak usia dini kerap mencontoh orangtuanya. Jika menginginkan anak tidak terlalu sering menggunakan gawai, sebaiknya Anda melakukan hal yang sama.
Kurangi penggunaan gawai saat berada di rumah. Atur notifikasi pada posisi diam saat sedang menghabiskan quality time bersama keluarga.
Jika menggunakan gawai di sekitar anak-anak, kemukakan alasan mengapa Anda harus melakukannya. Sehingga, anak mengerti bahwa gawai hanya dapat digunakan saat ada kepentingan tertentu.
Anda bisa membatasi screen time Android ataupun screen time iPhone pada anak dengan mengajaknya bermain ke luar rumah.
Lakukan berbagai aktivitas yang menarik supaya anak terdorong untuk meninggalkan gawai dan bermain di luar rumah bersama orangtua atau teman-temannya.
Bermain di luar juga bisa meningkatkan hormon endorfin yang mampu meningkatkan suasana hati anak. Terlebih lagi, beraktivitas fisik di luar rumah dapat meningkatkan kesehatan anak Anda.
Salah satu cara paling ampuh untuk membatasi screen time pada anak adalah menciptakan zona bebas gawai di rumah. Dalam zona ini, anak-anak dilarang keras untuk menyentuh atau memainkan gawai mereka.
Ketika anak sedang asyik memainkan gawainya, ajaklah ia untuk bermain di zona bebas gawai tersebut. Ceritakan kisah-kisah menarik atau ajak berbincang supaya ia betah di zona tersebut.
Saat ini, sudah banyak aplikasi untuk membatasi penggunaan HP yang bisa Anda unduh lewat smartphone. Ditambah lagi, aplikasi ini dapat menyaring konten-konten apa yang boleh dan tidak boleh dilihat oleh anak saat sedang memainkan HP.
Sebetulnya, tidak ada aturan khusus mengenai jadwal main HP yang baik. Namun, supaya anak tidak melakukannya berlebihan, Anda dapat membuatkan jadwal tertentu. Misalnya, anak boleh bermain HP selama 30 menit saat pagi hari dan selama 60 menit sebelum makan malam.
Akan tetapi, jadwal tersebut bisa berbeda-beda. Yang terpenting adalah tidak membiarkan anak menghabiskan waktunya berlama-lama di depan layar.
Saat screen time anak sudah melebihi batas, terdapat berbagai dampak buruk yang bisa terjadi padanya, seperti:
Jika dilakukan berlebihan, efek negatif screen time adalah gangguan perilaku. Anak sekolah dasar (SD) yang menonton televisi atau bermain komputer lebih dari 2 jam per hari berisiko mengalami masalah emosional, sosial, dan perhatian.
Dikutip dari Very Well Family, anak SD yang punya televisi di dalam kamarnya dan dibiarkan terus-menerus menonton secara berlebihan dapat mengalami penurunan nilai akademis di sekolah.
Salah satu bahaya screen time berlebihan yang perlu diwaspadai adalah obesitas atau berat badan berlebih.
Sebab, screen time dapat membuat anak hidup bermalas-malasan, seperti terlalu sering menonton televisi atau main game. Kebiasaan ini bisa membuat anak obesitas karena jarang beraktivitas fisik.
Cahaya yang terpancar dari layar gawai dapat mengganggu siklus tidur anak dan berpotensi menyebabkan insomnia (kesulitan tidur).
Apa yang anak lihat di layar gawainya dapat mempengaruhi perilakunya. Jika ia sering menonton film atau memainkan game dengan unsur kekerasan, maka anak bisa menirunya.
Baca Juga
Membiarkan anak bersentuhan dengan teknologi bukan merupakan masalah yang perlu dikhawatirkan selama Anda masih dapat mengontrolnya. Oleh karena itu, berikut adalah tips yang bisa Anda ikuti untuk membatasi screen time.
Jika Anda punya pertanyaan lain seputar gawai dan dampaknya bagi anak, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat sejumlah game anak perempuan yang edukatif, seru, dan tidak membosankan untuk dimainkan si kecil, mulai dari ABC Kids, Intellijoy, hingga Cooking in the kitchen.
Orangtua yang gagal mendidik anak di masa kecil, akan sulit mengulang maupun memperbaikinya saat anak beranjak dewasa. Mendidik anak dengan tegas dan mengajari anak agar mandiri dapat dijadikan cara efektif untuk mendidik anak.
Cita-cita anak adalah keinginan yang selalu ada di dalam pikiran mereka. Ada banyak contoh cita-cita yang bisa dimiliki si kecil, mulai dari guru, aktor/aktris, atlet profesional, pemadam kebakaran, hingga polisi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved