Penting bagi orangtua, guru, dan masyarakat secara umum untuk mengenali ciri-ciri korban bullying, seperti turunnya nafsu makan, malas dan takut berangkat sekolah, hingga munculnya luka pada tubuh yang tak jelas penyebabnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
18 Mei 2022
Ciri-ciri korban bullying perlu dipahami orangtua agar tidak ada lagi korbannya.
Table of Content
Terkadang, korban bullying tidak ingin mengadu atau menceritakan tindakan perundungan yang dialaminya. Mereka cenderung merasakan rasa sakit dan sedihnya sendiri. Penting bagi orangtua, teman, guru atau masyarakat secara umum untuk memahami ciri-ciri korban bullying agar kita bisa membantu mereka dan menghukum pelakunya.
Advertisement
Beberapa perubahan sikap dan perilaku dapat menunjukkan tanda bahwa anak menjadi korban bullying.
Berikut adalah beberapa perubahan sikap dan perilaku korban perundungan yang harus diperhatikan oleh Anda sebagai orang tua:
Anda juga perlu tahu bahwa tidak semua korban bullying dapat menunjukkan gejala atau ciri-ciri bullying di atas.
Ada kalanya Anda perlu bertanya mengenai keseharian anak di sekolah agar mereka mau bercerita jika menjadi korban perundungan.
Di-bully artinya anak-anak mengalami kerugian, baik secara fisik maupun mental. Kenali berbagai dampak bullying bagi korban berikut ini.
Jika terus dibiarkan, berbagai dampak bullying di atas dapat merugikan kesehatan fisik dan mental korbannya.
Apabila si kecil mengalaminya, tanyakan kepadanya mengenai apa yang terjadi di sekolah atau di lingkungan sosialnya. Bisa jadi, mereka baru mengalami perilaku bullying dari teman-temannya.
Anda juga perlu memahami siapa saja yang bisa menjadi korban bullying, baik di sekolah maupun di lingkungan sosial anak.
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab seorang anak dirundung yang perlu Anda ketahui.
Salah satu penyebab kenapa seseorang bisa menjadi korban perundungan adalah kesuksesan yang dimilikinya.
Anak-anak yang sukses dianggap lebih sering mengalami tindakan bullying karena mereka kerap mendapat perhatian dari teman-teman dan orang dewasa.
Di sekolah, anak-anak yang kreatif dan pintar kerap menjadi korban bullying karena ada beberapa teman-teman yang iri terhadapnya.
Tidak punya teman juga bisa menjadi penyebab anak di-bully. Anak-anak ini kerap ditolak dari kelompok teman-temannya, dikucilkan dari acara-acara sosial, dan bahkan bisa menghabiskan waktu di sekolah sendirian.
Dalam beberapa kasus, popularitas yang dimiliki anak bisa membuatnya menjadi korban bullying. Sebab, para pelaku bullying merasa bahwa popularitas korban sebagai sebuah ancaman.
Pelaku bullying kadang menargetkan anak-anak berkebutuhan khusus yang mengidap kondisi medis tertentu, seperti down syndrome, autisme, ADHD, asma, alergi makanan, hingga disleksia.
Inilah pentingnya untuk memberikan sosialisasi secara rutin terkait bahaya bullying, baik di sekolah atau lingkungan sosial, agar korban bullying di Indonesia tidak terus bertambah.
Anak-anak juga perlu diajarkan berempati agar mereka mampu berperilaku baik terhadap sesama.
Tidak hanya satu, terdapat beberapa jenis bullying yang memiliki perbedaan signifikan, di antaranya:
Bullying fisik adalah jenis perundungan yang meliputi tindakan memukul, menendang, mencubit, mendorong, atau merusak properti.
Perlu diwaspadai, bullying fisik dapat menyebabkan cedera yang bersifat jangka pendek maupun panjang bagi korbannya.
Meski tidak melukai secara fisik, bullying verbal dapat menyakiti hati korbannya.
Bullying verbal dapat berupa memanggil orang dengan nama yang buruk, mengintimidasi, hingga mengeluarkan ejekan yang bersifat rasis.
Perlu diketahui, pada awalnya bullying secara verbal mungkin tidak berdampak apa-apa terhadap korban.
Namun, jika terus dibiarkan, jenis perundungan ini dapat semakin parah dan membawa dampak buruk bagi korban yang mengalaminya.
Bullying sosial, yang juga dijuluki sebagai intimidasi terselubung, sering kali sulit dikenali.
Umumnya, bullying sosial dilakukan untuk merusak reputasi sosial seseorang dan/atau menyebabkan penghinaan.
Bullying sosial dapat meliputi:
Cyberbullying atau perundungan siber adalah kerusakan yang disengaja dan berulang yang ditimbulkan melalui penggunaan komputer, telepon, dan perangkat elektronik lainnya.
Cyberbullying dapat berupa perilaku intimidasi terbuka atau terselubung menggunakan teknologi digital, termasuk komputer dan smartphone.
Selain itu, perundungan siber bisa dilakukan dengan perangkat lunak, misalnya media sosial, pesan instan, situs web, serta platform digital lainnya.
Menjadi korban bullying berpotensi memicu gejala gangguan mental pada anak. Jika keadaan mental anak dirasa parah, Anda sdisarankan untuk mencari bantuan psikolog anak atau psikiater.
Terapi mental, seperti terapi kognitif perilaku (CBT), mungkin akan ditawarkan untuk membantu anak yang menjadi korban bullying.
CBT merupakan pendekatan yang efektif untuk membantu mengatasi gejolak emosional anak korban perundungan.
CBT dapat dilakukan untuk membimbing anak dengan cara mengendalikan perasaan dan pikirannya. Selain itu, terapi ini dapat mengembalikan kepercayaan diri dan mempelajari cara untuk mencegah perundungan.
Selain terapi, Anda sebagai orangtua dapat menerapkan beberapa langkah untuk membantu anak yang menunjukkan tanda-tanda mengalami bullying.
Ekspresikan bahwa Anda peduli dengan kondisi yang dialami anak, serta tunjukkan empati sebagai orangtua.
Anda bisa mengajak mereka untuk menceritakan detail perisakan yang dialaminya. Beberapa anak mungkin takut atau malu apabila jujur untuk menyampaikan kondisinya.
Anda harus dapat menenangkan anak bahwa mereka tidak sendirian atas perisakan yang dialaminya.
Pujilah kejujuran dan keberanian anak karena telah menceritakan pengalamannya pada Anda.
Merespons bullying bukanlah mengajak anak untuk balik menyerang pelaku perundungan, baik secara fisik maupun verbal.
Beri mereka saran untuk segera meninggalkan lokasi perundungan saat kejadian, atau mengadukan gangguan tersebut ke guru yang dipercaya.
Anda juga dapat menyarankan untuk tidak bepergian sendirian saat berada di lingkungan sekolah.
Anda mungkin juga harus turun tangan dengan menemui wali kelas dan guru anak yang sekiranya bisa membantu, atau bahkan kepala sekolah.
Minta bantuan mereka untuk senantiasa menjaga si kecil di sekolah. Pertemuan dengan pihak sekolah secara rutin mungkin dapat dilakukan untuk memastikan pengawasan tersebut efektif atau tidak.
Perlu digarisbawahi, anak yang menjadi pelaku bullying juga membutuhkan bantuan orang dewasa karena faktor lain yang mungkin mereka alami.
Anda bisa mengajak pelaku perisakan dan meyakinkan bahwa tindakan yang mereka lakukan dapat melukai orang lain.
Terkadang, korban bullying cenderung kesulitan untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Mereka juga belum pandai dalam menyelesaikan masalah.
Maka dari itu, cobalah ajarkan anak untuk bersosialisasi sebagai cara membantu korban bullying.
Saat anak telah mahir bersosialisasi, berinteraksi, dan menyelesaikan masalah, kemungkinan mereka dapat menghadapi pelaku bullying tanpa kekerasan.
Salah satu ciri-ciri korban bullying adalah dijauhi oleh para pelaku bullying. Hal ini dapat membuat korban menjadi tidak punya teman.
Untuk mengatasinya, Anda perlu untuk membantu anak dalam mendapatkan teman baru di lingkungannya.
Dilansir dari Very Well Family, pertemanan dapat mencegah kasus bullying dan memberikan dukungan sosial kepada korban bullying.
Anda perlu waspada karena bullying dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak. Ciri-ciri bullying yang dapat terlihat, di antaranya depresi, trauma, hingga bahkan membuat anak ingin bunuh diri.
Dengan mengetahui ciri-ciri bullying pada anak ini, maka Anda bisa membantu mereka untuk mencari jalan keluar yang positif.
Kalau perlu, mintalah bantuan dokter atau psikolog untuk memandu korban bullying agar bisa mencari solusi terbaiknya.
Baca Juga
Bullying mungkin menjadi hal yang sudah sering terjadi sehingga terdengar biasa saja. Namun, bukan berarti hal tersebut normal karena ada dampak negatif pada anak seiring tumbuh kembangnya.
Beragam cara bisa dilakukan untuk membantu anak korban perundungan, salah satunya lewat terapi perilaku kognitif (CBT). Selain itu, pastikan Anda tidak pernah menyalahkan anak yang menjadi korban perundungan.
Jika Anda ingin berkonsultasi tentang kesehatan anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Generasi alpha adalah anak-anak yang lahir pada tahun 2010-2025. Karakteristik gen ini umumnya menguasai teknologi, memiliki pemikiran dan opini yang kuat, serta tidak suka dibatasi aturan.
3 Feb 2022
Umumnya, detak jantung janin bisa terdeteksi sejak usia 5-6 minggu kehamilan. Bukan hanya lewat pemeriksaan USG, fetal heartbeat bisa terdengar lewat pemeriksaan lewat vagina.
18 Agt 2023
Sindrom marfan adalah gangguan jaringan ikat pada tubuh yang bisa menimbulkan berbagai gangguan di jantung, mata, tulang, hingga paru-paru. Penyakit ini ditandai dengan beberapa gejala, seperti nyeri sendi dan skoliosis, dan kelainan tulang dada.
19 Apr 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved