Setiap manusia memiliki daya untuk mengatasi tantangan dan kesulitan dalam hidup. Inilah yang disebut dengan kemampuan resiliensi atau ketahanan. Karakteristik ini perlu dibangun sejak dini sebagai bekal di tengah perubahan maupun rintangan yang akan muncul di kemudian hari.
3.24
(29)
4 Feb 2020
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Memiliki resiliensi bisa membuat Anda lebih tahan terhadap tekanan mental dan stres
Table of Content
Ketika ada rintangan di depan mata, sebagian orang mungkin cenderung mudah menyerah dan sebagian lainnya justru bangkit serta bertahan. Anda termasuk yang mana?
Advertisement
Jika Anda memiliki resiliensi atau ketahanan yang kuat, tentunya Anda akan segera berdiri tegak menghadapi stres, kegagalan, dan bahkan trauma. Sebaliknya, bila tidak mempunyai mental yang tangguh, Anda akan gampang sekali untuk jatuh.
Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk pulih dari kegagalan, beradaptasi dengan perubahan, dan terus maju di balik kesulitan. Mulai dari masalah finansial, penyakit, bencana alam, perceraian, hingga kematian orang yang disayang.
Orang dengan ketahanan tangguh justru akan ‘menyambut’ tantangan tersebut dengan menjadi pribadi yang lebih kuat atau resilien.
Bukannya orang-orang tersebut tidak merasakan stres dan kecemasan. Mereka tentu saja mengalami itu semua. Hanya saja, mereka dapat lebih menerima dan tidak membiarkan stres mengambil alih kehidupannya.
Tanpa resiliensi, sulit bagi seseorang untuk menjalani hidup dengan bermakna. Pasalnya, ketika seseorang memiliki ketahanan, pandangan hidup mereka akan lebih positif sehingga hubungan mereka dengan orang-orang sekitarnya pun lebih positif.
Memiliki resiliensi juga membantu orang untuk lebih sukses dalam setiap aspek kehidupannya. Ini karena orang yang tangguh biasa lebih percaya diri dengan kemampuan mereka dan tidak mudah putus asa.
Memang ada sebagian orang yang sudah dari sananya tangguh. Namun resiliensi bukanlah sifat bawaan yang hanya ditemukan pada beberapa orang tertentu.
Menurut para ahli, ketahanan merupakan sesuatu yang cukup umum ada pada manusia dan bahkan bisa dipelajari. Lalu, apa saja ciri-ciri dari orang yang memiliki resiliensi?
Orang yang memiliki resiliensi kuat tidak akan membiarkan stres mengambil alih hidup mereka. Orang-orang ini mengenal jati dirinya dengan dalam, sehingga tak mudah goyah.
Orang yang mentalnya tangguh biasa akan lebih suportif terhadap sekitarnya. Mereka ada untuk membuat situasi menjadi lebih tenang.
Orang-orang tersebut juga tahu kapan harus mendengar dan kapan harus memberikan saran tanpa mencoba untuk menyelesaikan masalah atau menggurui orang lain.
Orang dengan resiliensi kuat tahu bahwa rasa sakit adalah bagian dari hidup. Mereka lebih memilih untuk berdamai dengan stres ketimbang mengabaikan, menekan, dan menyangkalnya.
Menerapkan self-care adalah cara yang dilakukan orang tangguh untuk membuat diri mereka rileks. Perawatan diri ini bisa berupa olahraga rutin, mengonsumsi makanan sehat, bersosialisasi dengan komunitas, dan lainnya.
Saat mengalami kegagalan, orang yang tangguh lebih terbuka terhadap berbagai kemungkinan dan kesempatan yang ada serta tidak terpuruk dengan kegagalan yang dialami. Mereka akan menelaah situasi dari banyak sisi dan tahu bahwa segalanya akan berjalan lebih baik dari hari ini.
Wajar jika manusia takut akan perubahan, terutama dalam bentuk kesulitan dan tantangan. Tapi bukankah perubahan itu tak bisa dihindari?
Membangun resiliensi tidak hanya dapat membuat seseorang bertahan dari perubahan, tapi juga belajar, tumbuh, dan berkembang. Bagaimanakah cara membentuknya?
Ketika seseorang berada di titik terendah hidupnya, mencoba mencari tujuan hidup dan apa yang bisa dilakukan untuk membuat hidup lebih bermakna sangatlah penting. Hal ini dapat mencegah seseorang dari perasaan tak berdaya, tak berguna, dan pesimis.
Mengatur tujuan hidup tidak perlu rumit, Anda dapat set goal Anda dalam jangka pendek,misalnya apa yang akan dicapai dalam 1 tahun kedepan, 5 tahun dan makin lama lagi.
Mungkin Anda bisa bergabung dalam komunitas, mengolah spiritualisme, atau melakukan hobi yang sudah sejak lama ingin Anda coba.
Mudah memang untuk berpikir negatif dan terus-menerus bergumul dengan masa lalu. Sayangnya, pikiran negatif hanya akan membuat Anda jalan di tempat.
Tak hanya itu, Anda juga akan lebih sulit untuk bertindak maupun mengambil keputusan secara jernih. Mengubah pola pikir dimulai dari diri sendiri, mulai dari hal simple, mengganti kalimat ‘kenapa saya tidak bisa melakukan ini’ dengan ‘butuh terus berlatih untuk melakukan ini’
Selalu kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang positif dan suportif. Meski tidak serta-merta membuat masalah Anda lenyap, Anda setidaknya bisa merasa jauh lebih tenang jika tahu ada orang-orang yang peduli dan siap membantu Anda.
Saat Anda berada di tengah situasi yang penuh tekanan, cobalah untuk melihat kembali situasi dari masa depan. Percayalah bahwa kesulitan yang Anda alami hanya bersifat sementara, dan masa depan akan menawarkan hal-hal yang jauh lebih baik.
Orang yang mampu menemukan solusi untuk suatu masalah dikatakan lebih mampu untuk mengatasi tantangan daripada mereka yang tidak terbiasa mencari solusi. Jadi setiap kali menghadapi rintangan baru, buatlah daftar solusi yang bisa Anda terapkan guna menyelesaikannya.
Terkadang, orang jadi lupa untuk merawat diri sendiri saat sedang stres. Padahal, tidak makan, tidak olahraga, dan kurang tidur justru akan membuat Anda terjerumus lebih dalam. Karena itu, usahakan untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat dalam kondisi apapun.
Baca Juga
Memiliki resiliensi penting agar Anda dapat menghadapi kesulitan dan tantangan hidup dengan lebih terbuka. Ingatlah bahwa tidak ada rasa sakit maupun kegagalan yang permanen.
Lagi pula, bukankah selalu ada pelajaran yang dapat Anda peroleh dari pengalaman yang buruk sekalipun?
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Merugikan dan membahayakan diri sendiri atau orang lain, menjadi salah satu kriteria pasien gangguan mental harus masuk rumah sakit jiwa.
Depresi merupakan salah satu gangguan mental yang dapat dialami oleh orang-orang yang Anda sayangi. Perubahan suasana hati secara ekstrem adalah gejala depresi. Dukungan dan pendampingan sangat berpengaruh dalam proses kesembuhan mereka.
Rencana masa depan positif akan membuat seseorang tidak mudah terpancing saat menghadapi pemicu stres.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Dijawab oleh dr. Jeng Yuliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved