Cara membaca pikiran bukanlah hal ajaib. Anda pun dapat mempelajari teknik-tekniknya.
3.38
(21)
9 Jan 2021
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Cara membaca pikiran ternyata bisa dipelajari
Table of Content
Apakah cara membaca pikiran orang sungguh ada dan sudah terbukti secara ilmiah? Bila ya, bagaimana caranya? Secara harfiah, manusia tidak bisa membaca pikiran orang seperti yang dilakukan para pahlawan super di film fiksi.
Advertisement
Dalam ilmu pengetahuan, membaca pikiran disebut sebagai akurasi empati yang menuntut Anda untuk bisa ‘membaca’ pikiran orang lain lewat kata-kata yang diucapkannya, emosi yang disiratkannya, serta bahasa tubuh yang ditunjukkannya.
Percaya atau tidak, Anda dan banyak orang lainnya bisa membaca pikiran seseorang, terutama pasangan, keluarga, atau teman dekat. Sebaliknya, orang tanpa kepekaan sosial tidak akan bisa membaca pikiran Anda, sekalipun ia merupakan pasangan, keluarga, maupun teman dekat Anda sendiri.
Untuk membaca pikiran orang lain, yang Anda butuhkan bukan kecerdasan otak, melainkan dengan mendengarkan hati dan insting Anda sendiri. Hal ini akan muncul ketika Anda memiliki kepekaan sensori, yaitu kemampuan diri untuk melihat sinyal non-verbal seseorang yang mungkin menandakan kesedihan, keraguan, kekesalan, kebohongan, dan sebagainya.
Anda tidak perlu punya kekuatan super untuk menguasai cara membaca pikiran orang demi mengetahui kebohongannya. Menurut ilmu psikologi, ada 7 hal yang dapat Anda coba, yaitu dengan:
Mulut bisa berbohong, tapi bahasa tubuh tidak. Bahasa tubuh yang biasa muncul ketika seseorang berbohong misalnya tangan yang gelisah, menyembunyikan tangan di bawah meja, maupun mengangkat bahu dan tidak berdiri tegak.
Saat seseorang berbohong, ekspresi wajahnya juga mungkin berubah, seperti lubang hidung melebar, bibir digigit, mata berkedip cepat, dahi berkeringat, pipi merona, pandangan mata tidak fokus, dan sebagainya.
Ketika orang berbohong, nada dan irama ucapannya bisa berubah-ubah. Nada bicaranya bisa menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari biasanya, maupun berbicara lebih lambat atau lebih cepat dari seharusnya.
Sementara itu dari struktur kalimat, orang yang tengah berbohong biasanya memberi deskripsi yang lebih rinci dari biasanya, termasuk informasi yang sangat spesifik karena otaknya sedang bekerja keras untuk menyusun detail yang tidak pernah terjadi di dunia nyata.
Cara membaca pikiran yang lain adalah dengan melihat mulut dan mata lawan bicara. Seseorang yang sedang berbohong mungkin menutup mulut atau matanya dengan tangan, atau tidak mampu memandang Anda sama sekali. Ini merupakan respons alamiah seseorang yang sedang menutupi kebohongan.
Orang yang berbohong cenderung menghindari penggunaan kata “aku”, dan menjadikan dirinya sendiri sebagai orang ketiga, misalnya dengan menyebut “gadis ini” dan sebagainya untuk menghindari kecurigaan.
Jika bisa menjawab langsung pertanyaan anpa butuh waktu untuk berpikir, bisa jadi lawan bicara sedang berbohong. Ia telah mengantisipasi pertanyaan Anda dan telah menyiapkan jawaban yang akan mereka lontarkan agar Anda tidak curiga.
Orang jujur tidak perlu meyakinkan Anda tentang kebenaran yang disampaikan. Namun, orang yang ingin dipercaya dengan kebohongannya akan berjuang mati-matian demi merebut keyakinan Anda.
Meskipun demikian, cara membaca pikiran demi menemukan kebohongan ini tidak semudah biasanya. Lagi-lagi, pada akhirnya Anda harus mempercayai hati dan insting diri sendiri, terlebih bila telah lama mengenal orang tersebut dan memahami sifatnya.
Baca Juga
Menurut riset yang dilakukan oleh para peneliti dari Harvard Medical School, membaca pikiran bisa terjadi berkat kerja sistem saraf di otak, terutama bagian korteks cingulate anterior. Bagian otak ini bisa dibilang sebagai pusat kendali Anda ketika berinteraksi dengan orang lain.
Ketika Anda mencoba berbagai cara membaca pikiran orang lain, bagian korteks ini bekerja intens untuk menerjemahkan sinyal yang ditunjukkan orang tersebut. Sebaliknya ketika bagian korteks ini rusak, Anda akan kesulitan berempati dengan orang lain, seperti yang dialami individu dengan gangguan spektrum autisme maupun gangguan kepribadian antisosial.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Macam-macam emosi dalam diri manusia ternyata mewakili perasaannya. Beberapa macamnya menurut ahli, antara lain bahagia, sedih, takut, jijik, marah, dan terkejut.
Psikosis adalah salah satu gejala gangguan mental. Seseorang yang mengalami gangguan psikotik memerlukan obat antipsikotik sebagai salah satu pilihan terapi psikosis. Antipsikotik saja tidak cukup harus disertai dengan terapi-terapi lainnya.
Gangguan somatoform umumnya ditandai dengan rasa nyeri atau lemas tanpa penyebab fisik yang jelas. Kondisi ini bisa disembuhkan melalui terapi perilaku kognitif dan validasi emosinya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Ester Agustina
Dijawab oleh dr. Pany
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved