Akibat satu pesawat dengan orang yang positif Covid-19, tim bulutangkis Indonesia batal bertanding di All England. Pesawat memang bisa menjadi salah satu tempat penularan corona, tapi ada langkah untuk mengurangi risikonya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
18 Mar 2021
Tim Indonesia batal bertanding di All England karena masuk daftar kontak erat orang positif Covid-19
Table of Content
Tim bulutangkis Indonesia dinyatakan batal ikut kejuaraan bergengsi bulu tangkis dunia, All England, setelah pihak terkait di negara tersebut menyatakan bahwa seluruh pemain, pelatih, maupun kru Indonesia yang ikut ke turnamen ini harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari terhitung sejak tiba di Inggris tanggal 13 Maret 2021 yang lalu.
Advertisement
Alasannya, pada pesawat yang mereka tumpangi, ditemukan kasus positif Covid-19. Seluruh anggota tim Indonesia sudah menjalani pemeriksaan swab PCR sebelum berangkat dan setelah tiba di Inggris. Hasilnya semua negatif Covid-19. Mereka juga sudah menerima vaksin Covid-19 sebanyak dua dosis.
Lantas, seberapa riskan penyebaran Covid-19 yang terjadi di dalam pesawat?
Hingga saat ini, belum dikemukakan soal persentase potensi penularan Covid-19 di dalam pesawat.
Pada kasus para pemain dan kru bulu tangkis Indonesia yang berangkat ke Inggris untuk mengikuti turnamen All England, semuanya mendapatkan hasil tes negatif Covid-19 dari pemeriksaan yang dilakukan segera setelah mereka mendarat.
Pihak terkait tidak mengungkapkan identitas penumpang pesawat tersebut yang terbukti positif terinfeksi Covid-19.
Keamanan terbang menggunakan pesawat selama pandemi memang menjadi pertanyaan banyak orang.
Di masa awal merebaknya virus corona, risiko penularan Covid-19 di pesawat dianggap cukup tinggi, karena kondisi ruangan yang terutup dan jarak antar penumpang yang berdekatan.
Faktor lain yang juga berperan adalah belum adanya kebijakan penggunaan masker yang ketat selama perjalanan.
Namun seiring berjalannya waktu, saat lebih banyak data penerbangan yang dilakukan selama pandemi sudah tersedia, para peneliti menemukan fakta bahwa menggunakan masker selama perjalanan, dapat mengurangi risiko penularan Covid-19 di pesawat secara signifikan. Hal ini dikarenakan masker dapat memblokir beberapa partikel virus yang dilepaskan ke udara dari seseorang yang positif Covid-19.
Pada sebuah laporan yang mengambil data dari penerbangan maskapai yang menerapkan kebijakan penggunaan masker yang ketat, ditemukan bahwa penularan Covid-19 yang terjadi di dalam pesawat-pesawat mereka sangatlah minimal.
Dari sejumlah penerbangan yang membawa 1.500-2.000 penumpang selama tiga minggu, ada lima penerbangan yang di antaranya yang membawa penumpang positif Covid-19. Total penumpang yang positif selama periode penerbangan tersebut adalah 58 orang.
Dari 58 orang tersebut, tidak satupun menyebarkan virus ke penumpang yang lain karena penderita maupun penumpang umum menjalankan protokol pemakaian masker secara ketat selama berada di dalam pesawat.
Sebaliknya, di awal pandemi, saat protokol penggunaan masker belum diterapkan ketat, ada kasus satu orang positif di dalam pesawat bisa menularkan Covid-19 ke 15 penumpang lainnya.
Perlu diingat bahwa penggunaan masker hanya bisa mengurangi risiko penularan apabila dilakukan secara benar. Jangan memakai masker dengan posisi di bawah lubang hidung maupun di dagu.
Selain itu, karena saat memakai masker mata kita masih terbuka dari udara luar dan tidak terlindungi, maka risiko virus masuk lewat mata masih ada. Karena itu, penumpang disarankan untuk melindungi area mata menggunakan penutup seperti kacamata ataupun faceshield sambil tetap memakai masker dengan benar.
Untuk Anda yang harus berpergian menggunakan pesawat, berikut ini cara yang aman agar tidak tertular maupun tidak sengaja menularkan Covid-19.
Berpergian untuk hal yang benar-benar penting untuk pekerjaan atau hal lain tentu tidak dilarang. Namun, jika tujuannya adalah untuk hal bukan prioritas, sebaiknya tundalah rencana tersebut hingga kondisi lebih kondusif.
Sebab, dengan berpergian naik pesawat, risiko terpapar Covid-19 tetap ada, baik itu di perjalanan menuju lokasi, saat di badara, maupun di dalam pesawat. Apalagi, jika Anda tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik.
Setiap daerah memiliki peraturan yang berbeda mengenai Covid-19. Oleh karena itu sebelum berangkat, pastikan Anda sudah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk masuk ke satu daerah atau negara tertentu.
Langkah ini akan mempercepat proses yang harus Anda lalui untuk bisa diterima di suatu wilayah, sekaligus mengurangi waktu berinteraksi dengan orang lain.
Saat ini, menjalani rapid swab antigen adalah syarat wajib untuk terbang di Indonesia. Hal ini penting dalam membantu mengurangi penyebaran dari kasus positif tanpa gejala yang tidak terdeteksi. Hasil tes harus keluar setidaknya satu hari sebelum penerbangan.
Bandara dan pesawat adalah saran umum, sehingga Anda akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang mulai dari petugas hingga penumpang lain. Pastikan selalu menjaga jarak setidaknya 2 meter dari orang lain.
Selama berada di tempat umum, Anda akan menyentuh banyak permukaan. Meski maskapai dan bandara sudah rutin melakukan disinfeksi, Anda tetap perlu berjaga-jaga dengan selalu menyediakan hand sanitizer di tas.
Gunakanlah hand sanitizer setiap habis menyentuh permukaan seperti pegangan tangga pesawat, kursi, ataupun sabuk pengaman pesawat.
Selama berada di tempat umum, risiko tertular Covid-19 masih tinggi. Jadi, jangan lepas masker dan gunakan masker dengan cara yang benar selama Anda berada di bandara maupun pesawat.
Apabila penerbangannya singkat, sebisa mungkin tidak minum dan makan selama di pesawat agar Anda tidak membuka masker. Saat masker terbuka, meski sebentar, risiko tertular Covid-19 tetap akan naik.
Meski sudah membali tiket, ada beberapa hal yang membuat Anda disarankan untuk menunda keberangkatan demi kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar Anda, seperti berikut ini.
• Vaksin Corona: Cara Daftar Vaksinasi Lansia Di Istora Senayan Lewat Aplikasi SehatQ
• Virus Corona: Mengenal Mutasi Virus Corona B117 yang Dianggap Lebih Menular
• Gejala Covid-19: Penjelasan Long Covid, Saat Gejala Covid-19 Bertahan Berbulan-bulan
Cara aman berpergian dengan pesawat selama pandemi sebenarnya tidak terlalu berbeda dibandingkan moda transportasi lainnya. Selalu jalankan protokol kesehatan dengan baik agar tidak tertular dan menularkan penumpan lain.
Sebab, meski seseorang tidak merasakan gejala apapun dan sudah terbukti negatif dari tes rapid swab antigen, tetap ada kemungkinan kecil bahwa ia adalah OTG yang sebenarnya sedang membawa virus corona. Ingat, akurasi rapid swab antigen tidak 100%.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang syarat berpergian selama pandemic Covid-19 dan keamanannya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Tes titer antibodi dibutuhkan untuk mengetahui respons imun yang telah terbentuk selepas pemberian vaksin corona. Selain itu, tes ini juga dapat digunakan untuk penyintas Covid-19 yang ingin menjalani vaksinasi. Bagaimana penjelasannya?
30 Mar 2021
Vaksin Nusantara adalah vaksin Covid-19 yang dibuat dengan metode sel dendritik dan kerap digunakan dalam terapi imun para pasien kanker.
23 Feb 2021
Mewabahnya virus corona membuat banyak orang melakukan berbagai cara pencegahan virus corona. Salah satunya dengan menggunakan masker. Akan tetapi, benarkah hal tersebut efektif sebagai cara melindungi diri dari virus corona? Simak jawabannya dalam artikel berikut ini.
5 Mar 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved