Membersihkan telinga tidak boleh pakai alat dan cara yang sembarangan. Berikut adalah jenis cairan dalam obat tetes telinga untuk mengeluarkan kotoran yang direkomendasikan BPOM.
2023-03-29 19:48:13
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Ada banyak jenis cairan untuk membersihkan telinga yang disesuaikan dengan tujuannya
Table of Content
Membersihkan telinga yang paling aman hanya bisa dilakukan oleh dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Akan tetapi, Anda bisa menggunakan cairan khusus yang dijual bebas di apotek untuk membersihkan telinga sendiri jika tidak sempat ke dokter. Seperti apa cairan pembersih telinga yang aman digunakan?
Advertisement
Ada banyak merek dagang dari cairan pembersih telinga di pasaran. Maka itu, Anda sebaiknya bijak dalam memilih obat tetes telinga sesuai kebutuhan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri telah mengeluarkan rekomendasi zat yang seharusnya terkandung dalam cairan pembersih telinga dan dapat digunakan untuk mengatasi gangguan telinga ringan, antara lain:
Hidrogen peroksida disebut juga cairan perhidrol yang digunakan agar kotoran dalam telinga mudah dikeluarkan.
Namun, hati-hati. Penggunaan cairan H2O2 untuk membersihkan telinga secara berlebihan justru dapat menimbulkan infeksi.
Pasalnya, kemungkinan ada cairan yang tertinggal di dalam telinga dan membuat lingkungan dalamnya lembap. Liang telinga yang lembap terus-terusan dapat menjadi sarang pertumbuhan bakteri.
Fungsi obat tetes telinga ini mirip dengan hidrogen peroksida, yakni melunakkan serumen sekaligus melembapkan lubang telinga.
Cairan pembersih telinga ini tergolong aman dan tidak menimbulkan iritasi.
Cairan natrium dokusat juga berfungsi untuk membersihkan telinga dengan melunakkan kotorannya sehingga lebih mudah keluar.
Hanya saja, ini bukan cairan pembersih telinga untuk anak mengingat sifatnya yang rawan menyebabkan permukaan kulit telinga menjadi kemerahan.
Di luar dari tiga rekomendasi di atas, jenis cairan pembersih yang diberikan untuk Anda yang mengalami infeksi telinga akan disesuaikan dengan penyebabnya.
Pada infeksi telinga akibat bakteri, dokter akan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik jenis neomycin dan polymyxin (untuk menghentikan pertumbuhan bakteri) dan kortikosteroid (untuk menghentikan peradangan dan pembengkakkan).
Penggunaan antibiotik yang berlebihan justru dapat mengurangi efektivitas obat, bahkan membuat Anda resisten terhadap antibiotik. Oleh karena itu, penggunaan cairan pembersih telinga biasanya hanya boleh dilakukan maksimal 4 kali dalam satu hari atau sesuai arahan dokter.
Cairan pembersih telinga ini juga bisa jadi solusi untuk meredakan infeksi telinga pada anak dan bayi.
Namun, biasanya dokter hanya menyarankan penggunaan selama 5-7 hari (terutama untuk anak yang berusia 6 tahun atau lebih) dan maksimal 10 hari berturut-turut jika tidak ada komplikasi serius pada telinga, misalnya gendang telinga robek.
Sebelum meneteskan cairan pembersih telinga, genggam botol berisi obat tetes telinga untuk membuatnya hangat. Cara ini dilakukan agar meminimalisir rasa pusing setelah obat diteteskan ke telinga.
Anda juga dapat melakukannya dengan merendam badan botol ke dalam air suam-suam kuku. Bahkan BPOM juga memperbolehkan cairan pembersih telinga yang mengandung hidrogen peroksida, natrium dokusat, dan fenol gliserin untuk dicampur sedikit dengan air hangat dengan perbandingan 1:1.
Jangan lupa cuci tangan Anda untuk menghindari kontaminasi dan mintalah bantuan orang lain untuk membantu meneteskan jika memungkinkan.
Usahakan tidak menyentuh ujung botol dengan tangan atau menempelkannya pada permukaan telinga yang terinfeksi agar obat tidak tercemar kuman.
Setelahnya, lakukan langkah-langkah cara membersihkan telinga yang benar berikut:
Bersihkan ujung pipet pada botol obat tetes telinga setelah penggunaan, kemudian tutup rapat. Jangan lupa kembali cuci tangan Anda setelah memberikan obat.
Simpanlah obat di dalam wadah tertutup rapat, di tempat kering, terlindung dari cahaya, dan suhu lingkungan tidak lebih dari 15 derajat celcius.
Baca Juga
Adapun pilihan terapi telinga yang aman untuk menjaga kesehatan telinga adalah irigasi telinga.
Irigasi telinga adalah cara membersihkan telinga yang benar dari kotoran atau benda asing.
Pada tindakan ini, dokter akan membilas saluran telinga dengan air steril atau cairan saline steril.
Hindari membersihkan kotoran telinga dengan baby oil dan cotton bud. Sebab, baby oil dan cotton bud bisa membuat kotoran semakin masuk ke dalam telinga.
Pilihlah cara yang aman untuk mengeluarkan kotoran telinga dan membersihkannya agar terhindar dari masalah tersebut.
Anda perlu memastikan alasan untuk mengeluarkan kotoran telinga ini.
Menggunakan cairan pembersih nonresep hanya dibolehkan untuk kasus masalah ringan, misalnya membersihkan kotoran telinga atau ada hewan (semut atau serangga) yang masuk ke dalam telinga.
Jika Anda ingin membersihkan telinga karena ada infeksi (ditandai dengan rasa nyeri, bengkak, demam, maupun keluar cairan telinga), sebaiknya periksakan dahulu keluhan Anda pada dokter THT.
Hal yang sama berlaku untuk membersihkan kotoran telinga dalam pada bayi atau anak-anak.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Manfaat ear candle adalah untuk membersihkan kotoran telinga. Namun, perlu diketahui terapi tersebut memiliki risiko yang cukup berbahaya bagi telinga Anda.
Neuroma Akustik adalah tumor jinak yang kerap menyebabkan telinga berdengung. Cara mengobati telinga berdengung salah satunya dengan cara terapi radiasi.
Telinga rasa panas sebagian besar disebabkan gangguan medis tertentu, mulai dari kondisi emosi,terbakar sinar matahari,infeksi telinga, sindrom telinga memerah,dsb.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved