Vaksin Covid-19 sebenarnya tidak dapat menyebabkan infeksi Covid-19. Namun, memang ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang positif Covid-19 setelah vaksinasi.
2023-03-12 17:18:45
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Positif Covid-19 setelah divaksin disebabkan oleh berbagai faktor
Table of Content
Bupati Sleman, Sri Purnomo, positif Covid-19 setelah menerima vaksin Sinovac pada 14 Januari 2021 lalu. Berita yang dirilis pada 21 Januari 2020 ini kemudian membuat masyarakat bingung dan bertanya-tanya mengenai penyebabnya, benarkah vaksin Covid-19 dapat menyebabkan infeksi Covid-19?
Advertisement
Pada dasarnya, vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan infeksi Covid-19.
Dalam keterangan resminya, dr Siti Nadia Tarmidzi, MPH Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengungkapkan bahwa vaksin Sinovac adalah vaksin berisi virus mati atau inactivated.
Itu artinya, vaksin Covid-19 hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.
Kendati demikian, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi Covid-19 setelah menjalani vaksinasi beberapa hari sebelumnya.
Setelah menjalani vaksinasi, ternyata masih ada kemungkinan terinfeksi Covid-19.
Hal inilah yang terjadi pada Bupati Sleman dan sejumlah kasus yang terjadi di luar negeri.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan seseorang dapat terinfeksi Covid-19 setelah menjalani vaksinasi adalah sebagai berikut.
Salah satu penyebab seseorang dapat positif Covid-19 setelah divaksin bisa jadi karena virus SARS Cov-2 sudah masuk ke dalam tubuhnya dan sedang dalam masa inkubasi.
Masa inkubasi adalah waktu dari mulai seseorang terpapar virus hingga orang tersebut menimbulkan gejala penyakit.
World Health Organization menyatakan bahwa mayoritas perkiraan masa inkubasi Covid-19 terjadi selama 1-14 hari atau rata-rata sekitar 5-6 hari.
Sementara, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masa inkubasi Covid-19 atau SARS-Cov-2 terjadi selama 2-14 hari setelah terpapar virus.
Nah, jika melihat rentang waktu Bupati Sleman positif Covid-19, maka sangat mungkin ia sedang berada dalam masa inkubasi Covid-19 ketika proses vaksinasi dilakukan.
Ini artinya, ia sudah terpapar virus SARS-Cov-2 saat vaksinasi, tetapi tidak menunjukkan gejala atau dikenal dengan istilah asimptomatik.
Penyebab seseorang dapat positif Covid-19 setelah divaksin adalah sistem kekebalan belum terbentuk sempurna.
Vaksin memang dapat memicu pembentukan kekebalan pada imunitas.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa dibutuhkan waktu sampai beberapa minggu bagi tubuh untuk dapat membangun kekebalan pascavaksinasi.
Jadi, ada kemungkinan seseorang akan terinfeksi Covid-19 sebelum atau sesudah vaksinasi.
Pasalnya, vaksin belum punya banyak waktu untuk memberikan perlindungan yang maksimal pada tubuh.
Jumlah antibodi yang masih rendah juga menjadi penyebab seseorang dapat positif Covid-19 divaksin.
Menurut studi terbaru, jumlah antibodi yang terbentuk masih sangat rendah pada 7 hari setelah penyuntikan vaksin pertama. Ini artinya, sistem kekebalan masih sangat sedikit.
Jumlah antibodi akan meningkat sampai 28 hari setelah penyuntikan vaksin kedua.
Maka dari itu, vaksin Covid-19 membutuhkan 2 kali dosis penyuntikan. Suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan.
Kemudian, suntikan kedua bertujuan untuk memperkuat respons imun yang telah terbentuk sekaligus membentuk antibodi secara optimal.
Dengan demikian, proses kekebalan baru terbentuk secara baik setelah 3 minggu suntikan kedua.
Pada dasarnya, vaksin Covid-19 hanya dapat mencegah Anda dari risiko gejala yang parah dan kematian, tetapi tidak bisa menghentikan penularan virus.
Untuk dapat menghentikan penularan virus, maka dibutuhkan antibodi IgA.
Antibodi IgA adalah tipe antibodi yang umumnya muncul pada selaput lendir, seperti rongga napas atas mulut dan hidung tenggorokan.
Sedangkan, salah satu antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi, termasuk vaksin Covid-19 adalah IgG. Jenis antibodi ini biasanya muncul setelah suntikan pada bahu.
Pada dasarnya, vaksin yang yang dilakukan di bahu hanya menghasilkan antibodi IgG. Jenis antibodi ini biasanya akan dibawa ke paru-paru.
Meskipun beberapa IgG dapat ditemukan pada permukaan mukosa saluran pernapasan bagian atas, kekurangan IgA seringkali membuat seseorang rentan terhadap infeksi saluran pernapasan bagian atas, termasuk penyakit Covid-19.
Dengan kata lain, vaksin Covid-19 yang disuntikkan ke bahu tidak dapat melindungi tubuh secara keseluruhan karena tidak ada perlindungan terhadap saluran pernapasan bagian atas.
Akibatnya, peluang virus apa pun untuk masuk ke dalam tubuh melalui hidung bisa saja muncul.
Vaksin Covid-19 memang bisa menjadi salah satu cara menghambat penularan virus SARS-Cov-2.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa vaksin tidak serta merta hanya soal satu kali penyuntikan, kemudian pandemi akan berakhir.
Sebab, ada beberapa hal yang perlu dilakukan setelah seseorang menerima vaksin Covid-19.
Berikut adalah ulasan selengkapnya.
Walaupun sudah menerima vaksin Covid-19, Anda tetap perlu mematuhi protokol kesehatan yang sudah berjalan.
Misalnya, selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak dengan orang lain, serta menghindari pertemuan di dalam ruangan atau sejumlah besar orang, sampai penyebaran komunitas berada pada tingkat yang memungkinkan untuk kembali normal.
Selain itu, tetap menjalani protokol kesehatan selama menerima vaksin juga penting dilakukan untuk menghindari kemungkinan Anda menularkan Covid-19 kepada orang-orang terdekat.
Untuk mendapatkan kekebalan maksimal, Anda perlu datang ke vaksinasi Covid-19 kedua.
Apabila saat hari vaksinasi kedua tiba, Anda merasa tidak enak badan atau berhalangan hadir, segera beri tahu petugas medis untuk mendapatkan rekomendasi vaksinasi susulan ataupun langkah lain sesuai dengan kondisi kesehatan pribadi Anda.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Setelah Vaksin Covid-19?
Vaksin Covid-19, baik itu buatan Sinovac, Pfizer, Moderna, dan produsen lainnya, umumnya harus diberikan sebanyak dua kali.
Pemberian vaksin dosis kedua akan diberikan sesuai dengan jenis vaksin yang Anda terima.
Untuk Sinovac, jarak pemberiannya adalah 14 hari. Sedangkan, Pfizer 21 hari dan Moderna 28 hari.
Guna mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, maka sekitar 50-60 persen populasi masyarakat perlu mendapat vaksinasi Covid-19.
Hal tersebut juga dapat terjadi bila semua lapisan masyarakat mau bekerja sama dengan tidak menolak vaksin dan senantiasa mematuhi protokol kesehatan setelah vaksin dilakukan.
Seseorang dapat positif Covid-19 setelah divaksin akibat berbagai faktor.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 berikutnya, terlebih bila baru mendapatkan 1 suntikan vaksin atau 1 dosis saja.
Dengan demikian, respons imun yang terbentuk bisa lebih kuat sehingga semakin terhindar dari mencegah Anda dari penularan Covid-19.
Baca Juga
Jika Anda masih punya pertanyaan lebih lanjut seputar positif Covid-19 setelah divaksin, segera konsultasikan dengan dokter lewat aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Caranya, download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Dexamethasone adalah obat radang yang disebut-sebut dapat mengobati Covid-19, menurut penelitian yang dilakukan ilmuwan di Inggris. Namun, benarkah dexamethasone efektif dalam mengobati pasien Covid-19?
Resepsi pernikahan new normal di tengah pandemi Covid-19 tentu tidak lepas dari risiko penularannya. Maka dari itu, ikuti tips gelar pesta pernikahan saat Covid-19 agar risiko penularannya bisa berkurang.
Mencari aktivitas anak selama wabah corona tentu membuat orangtua bingung. Kegiatannya harus tidak membosanka, dan juga bisa memberikan manfaat untuk Si Kecil.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved