Bed rest saat hamil umumnya dilakukan apabila ibu memiliki risiko persalinan prematur, tekanan darah tinggi, hamil anak kembar, memiliki riwayat keguguran, atau diabetes gestasional.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
30 Apr 2023
Umumnya, dokter mengharuskan bed rest saat hamil jika ibu memiliki kondisi tertentu
Table of Content
Sebagian calon ibu dianjurkan untuk melakukan bed rest atau tirah baring oleh dokter karena alasan tertentu. Jangan terlanjur sedih jika dokter meminta Anda untuk bed rest saat hamil. Beristirahat saat hamil diperlukan dalam menjaga kesehatan ibu dan janin yang tengah dikandungnya.
Advertisement
Namun, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai bed rest saat hamil. Lantas, apa saja hal tersebut?
Bed rest atau atau tirah baring adalah istirahat total saat hamil untuk menurunkan tingkat aktivitas selama beberapa waktu. Bed rest umumnya wajib dilakukan oleh ibu hamil dengan risiko persalinan prematur, tekanan darah tinggi, hamil anak kembar, memiliki riwayat keguguran, atau diabetes gestasional.
Kegiatan bed rest ini biasanya hanya dengan duduk atau berbaring di tempat tidur. Ibu boleh melakukan aktivitas namun tergantung pada jenis bed rest yang sedang dijalaninya.
Bed rest dibedakan menjadi dua, yaitu:
Dalam bed rest ringan, ibu hamil hanya perlu mengurangi tingkat aktivitas yang biasa dilakukannya. Aktivitas ibu hamil saat bed rest ini masih dapat berjalan seperti biasanya, namun merupakan aktivitas fisik yang ringan. Ibu masih dapat menjalankan sejumlah aktivitas fisik ringan, seperti berjalan-jalan di sekitar rumah maupun menyiapkan makanan yang mudah.
Dalam bed rest total, ibu tidak diizinkan bekerja maupun melakukan pekerjaan rumah tangga. Dokter hanya menganjurkan ibu untuk beristirahat total dengan tetap berada dalam posisi duduk dan berbaring.
Pada bed rest ini, ibu dapat membaca buku, menonton tv, atau mengobrol. Bahkan dalam beberapa kasus, buang air besar atau air kecil juga harus dilakukan di kasur dengan menggunakan pispot.
Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan Anda dan kondisi janin sebelum menentukan jenis bed rest mana yang Anda butuhkan. Oleh sebab itu, konsultasikanlah pada dokter kandungan Anda.
Baca juga: Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil, Salah Satunya Anemia
Pada umumnya, ibu hamil dianjurkan melakukan bed rest jika memiliki kondisi kronis tertentu atau kondisi kehamilan yang berisiko. Berikut hal yang membuat ibu hamil dianjurkan untuk tirah baring:
Memiliki tekanan darah yang tinggi atau preeklampsia membuat ibu hamil harus melakukan bed rest. Tujuan dari tirah baring untuk kondisi ini, yaitu agar kehamilan dapat tetap aman hingga memasuki waktu untuk bersalin.
Calon ibu yang berkontraksi secara teratur sebelum minggu ke-37 kehamilan atau menunjukkan tanda-tanda persalinan dini, umumnya memerlukan bed rest. Bed rest dilakukan untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur atau mempersiapkan persalinan hingga waktunya aman.
Ibu yang mengandung janin kembar juga dianjurkan untuk bed rest karena kehamilannya lebih berisiko. Ini dapat membantu ibu beristirahat agar kehamilannya berjalan dengan aman.
Pendarahan vagina dapat terjadi karena plasenta letak rendah (plasenta previa) atau terlepasnya plasenta dari rahim sebelum waktunya (solusio plasenta). Ini membuat ibu harus melakukan bed rest karena dikhawatirkan akan membahayakan kehamilannya. Karena solusio plasenta adalah kondisi gawat darurat maka, sebaiknya langsung ke Rumah Sakit.
Adanya masalah pada serviks, seperti serviks yang lemah atau memendeknya serviks sebelum waktunya dapat mendatangkan risiko kelahiran prematur pada bayi. Sehingga, untuk menghilangkan gangguan tersebut, ibu hamil perlu melakukan istirahat total.
Keluarnya air-air merembes dari vagina dapat menjadi indikasi ketuban pecah dini (sebelum waktunya), hal ini dapat menyebabkan infeksi dan membahayakan janin. Karena adanya robekan pada selaput yang membungkus janin maka untuk mencegah robekan lebih besar maka ibu hamil harus bed rest total.
Bed rest dianggap bermanfaat untuk ibu hamil karena dapat mengurangi tekanan pada leher rahim dan tekanan pada jantung sehingga mampu meningkatkan sirkulasi ke rahim. Namun tak hanya bed rest, perawatan medis untuk berbagai kondisi tersebut juga harus dilakukan. Lakukan bed rest sesuai anjuran dokter karena jika berlebihan dilakukan akan mendatangkan risiko kesehatan.
Baca Juga
Bed rest atau istirahat total saat hamil bermanfaat untuk mengembalikan kondisi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan selama masa kehamilannya.
Bagi Anda yang memiliki hipertensi, bed rest juga bermanfaat untuk membantu menormalkan tekanan darah. Aktivitas ini juga membantu mengistirahatkan tubuh secara total untuk menghindari kontraksi berlebih yang bisa berisiko menyebabkan kelahiran prematur.
Meski banyak memiliki manfaat, namun bed rest harus dilakukan seperlunya dan atas pertimbangan medis. Pasalnya, terlalu banyak berbaring saat hamil juga dapat menimbulkan risiko bahaya untuk kehamilan Anda.
Baca juga: Kehamilan Sehat: Ketahui 7 Ciri dan Cara Menjaganya
Dikutip dari Mayo Clinic, bed rest yang dilakukan secara berlebihan atau dalam arti ibu hanya berbaring seharian untuk waktu yang lama ternyata dapat menimbulkan risiko bahaya.
Adapun risiko kesehatan yang mungkin terjadi, yaitu:
Dalam mengurangi risiko tersebut, sebaiknya lakukanlah bed rest dengan baik sesuai aturan.
Untuk mengurangi risiko akibat terlalu banyak berbaring saat bed rest selama masa kehamilan, berikut hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu tirah baring berjalan dengan baik:
Anda bisa membuat jadwal mengenai hal yang apa yang akan Anda lakukan agar bed rest tidak terasa membosankan dan membuat Anda stres.
Tetap jaga kekuatan otot dengan melakukan latihan yang direkomendasikan oleh dokter. Menggerak-gerakan kaki juga dapat membantu menurunkan risiko pembekuan darah selama tirah baring.
Agar kesehatan janin tidak terganggu, hindari menerapkan posisi telentang saat berbaring untuk tidur. Sebaliknya, posisi berbaring yang aman untuk bed rest saat hamil adalah tidur miring menghadap ke sisi kiri supaya aliran darah janin tetap dapat berjalan dengan lancar.
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dapat membantu menjaga kehamilan. Perbanyaklah konsumsi sayur dan buah, serta jangan lupa untuk minum air putih agar terhindar dari dehidrasi.
Rutinlah melakukan pemeriksaan kehamilan agar dokter dapat mendeteksi sedini mungkin jika terdapat masalah. Hal ini juga dapat membantu Anda menerima penanganan yang tepat dengan segera sehingga kehamilan tetap terjaga.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Chloasma gravidarum adalah bintik atau bercak kecokelatan di kulit yang sering muncul pada ibu hamil. Biasanya, kondisi ini terlihat di area wajah dan bisa juga disebut sebagai melasma atau pregnancy mask.
20 Des 2020
Telur asin untuk ibu hamil sebaiknya dihindari karena kandungan natrium yang cukup tinggi. Konsumsi yang berlebihan bisa memicu tekanan darah tinggi, preeklampsia, hingga edema.
20 Mei 2022
Perubahan hormon pada ibu hamil, melibatkan tujuh hormon kehamilan. Kadarnya bisa naik turun pada sebelum, selama, dan sesudah kehamilan.
14 Jan 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved