logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Mental

Mengenali Jenis Bullying pada Orang Dewasa

open-summary

Bullying pada orang dewasa atau adult bullying bisa terjadi secara fisik, verbal, bahkan finansial. Bullying bisa dilakukan oleh teman kerja hingga keluarga dan memicu gangguan mental seperti depresi dan stres.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

5 Agt 2023

Bullying pada orang dewasa bisa terjadi secara fisik maupun verbal

Bullying pada orang dewasa bisa terjadi secara fisik maupun verbal

Table of Content

  • Jenis-jenis bullying yang bisa dialami orang dewasa
  • Cara menghadapi bullying orang dewasa

Sama halnya dengan bullying pada anak-anak. Adult bullying atau bullying pada orang dewasa juga bisa memberi dampak buruk, bahkan membahayakan hidup. Bullying pada orang dewasa bisa terjadi di mana saja, misalnya di tempat kerja, di bangku kuliah, atau pada saat kejadian tertentu.

Advertisement

Pelaku adult bullying bisa merupakan atasan atau kolega di kantor, pasangan, tetangga, saingan bisnis, anggota keluarga, atau orang yang baru kamu kenal sekalipun.

Jenis-jenis bullying yang bisa dialami orang dewasa

Bullying pada orang dewasa
Bullying pada orang dewasa

Adult bullying dapat hadir dalam berbagai bentuk. Jenis bullying pada orang dewasa yang mungkin ditemukan di sekitar kamu dapat berupa:

1. Narcissistic adult bully 

Pelaku jenis bullying ini adalah orang yang hanya mencintai diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan orang lain. Pelaku melakukan bullying karena kurang empati atau takut dirugikan.

Biasanya pelaku secara diam-diam punya masalah harga diri atau insecure dengan dirinya sendiri, sehingga terdorong untuk merendahkan orang lain agar terlihat lebih baik. Narsisis akan berusaha meyakinkan bahwa mereka hanya bersikap tegas, tetapi sebenarnya semua orang bisa melihat penindasan yang dilakukan. 

2. Material bully

Bullying materi adalah jenis bullying pada orang dewasa yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan formal, misalnya jabatan atau otoritas tertentu. Orang dewasa yang melakukan material bullying biasanya memiliki akses atau kekuasaan tertentu terhadap keuangan korbannya.  Kekuasaan ini digunakan untuk mengintimidasi korban. 

3. Impulsive adult bully

Bullying impulsif seringkali dilakukan tanpa motif tertentu. Meski begitu, jenis bullying ini justru biasanya lebih parah dan tidak terkendali. 

Umumnya, pelaku impulsive bullying adalah orang yang sedang stres atau mengalami masa-masa sulit. 

Walaupun bukan tindakan terencana, tetap tidak ada alasan untuk menyerang orang lain. Pelaku bullying impulsif sama berbahayanya dengan pelaku bullying jenis lain.

4. Verbal adult bully 

Verbal bullying adalah bentuk perundungan pada orang dewasa yang dilakukan dengan mempermalukan dan menghina lewat perkataan, baik secara pribadi maupun di ruang publik.

Pembully verbal sering melontarkan kritik negatif terus-menerus atau mengejek dengan kata-kata yang kejam, termasuk kalimat seksis atau rasis. 

Kata-kata yang digunakan bisa merusak reputasi, karir, harga diri, dan bahkan menjadi bentuk pelecehan. Pelaku bullying verbal seringkali juga merupakan pelaku bullying pasif-agresif.

5. Pasive-agressive bullying

Mungkin tidak banyak yang mengira bahwa perilaku pasif-agresif juga termasuk bullying. Pelaku jenis bullying ini biasnya picik, sehingga tidak disadari.

Pelaku mungkin bersikap ramah di depan kamu tetapi mengatakan sarkasme atau lelucon yang menyakitkan, termasuk mengejek dengan meniru perkataan, atau membuat ekspresi tidak menyenangkan seperti memutar mata atau membuat ekspresi wajah yang tidak mengenakkan.

Pelaku bullying pasif agresif juga bisa menyebarkan desas-desus dan bergosip di belakang kamu. Ia juga dapat mengisolasi kamu dari lingkungan sekitarmu, sehingga membuat kamu merasa cemas dan tidak aman.

6. Physical adult bully

Sesuai namanya, bullying pada orang dewasa ini dapat melibatkan tindakan fisik dan kontak. Bullying fisik dapat berkisar dari tindakan mengancam hingga serangan fisik, seperti:

Mensimulasikan kekerasan, misalnya dengan mengancam atau mengangkat kepalan tangan seolah-olah akan menyerang.

Merusak, melempar, dan menghancurkan benda

Tindakan serangan langsung berupa pelecehan fisik, pelecehan seksual, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan memukul, menampar, meninju, menendang, mencekik, atau tindak kekerasan lainnya.

Pelaku mungkin juga menguntit, mencuri, atau menghancurkan properti pribadi seseorang. Selain itu, mereka dapat mengancam untuk menyakiti target atau orang-orang yang mungkin terhubung dengan target. 

Pelaku bullying fisik mungkin mengalami masalah kemarahan atau jenis masalah psikologis serius lainnya.

7. Cyberbully

Cyberbullying atau perundungan di dunia maya saat ini banyak ditemukan seiring dengan semakin maraknya penggunaan internet untuk berbagai kepentingan. Masalah cyberbully terutama dialami orang dewasa yang lebih muda dan lebih rentan.

Siapa saja pengguna internet bisa menjadi korban cyberbully berupa menyebarkan pesan melecehkan melalui email, pesan teks, dan media sosial. Cyberbullying dapat membuat seseorang mengalami cemas, malu, khawatir, trauma, hingga pikiran untuk bunuh diri.

8. Secondary adult bully

Bullying sekunder adalah saksi dari pelaku utama tindakan bullying tetapi seringkali ikut melakukan perundungan sehingga tidak menjadi target dari pelaku intimidasi. 

Pelaku bullying sekunder mungkin tidak membenci korban, tetapi lebih pada rasa takut menentang perilaku pelaku utama bullying sehingga merasa tidak punya pilihan selain mendukung atau turut terlibat dalam perundungan.

Padahal, bullying sekunder tidak kalah berbahaya meskipun didasari rasa takut. Orang dewasa yang menjadi saksi perlakuan intimidasi apa pun harus angkat bicara dan melaporkan kejadian tersebut, alih-alih terus menyakiti korban bullying.

Baca Juga: Ciri-ciri Korban Bullying yang Perlu Dikenali

Cara menghadapi bullying orang dewasa

Bersikap tegas terhadap pelaku bullying
Bersikap tegas terhadap pelaku bullying

Mengalami perundungan tidak pernah menjadi hal yang mudah, termasuk menjadi korban bullying sebagai orang dewasa.

Apabila kamu mengalami adult bullying, beberapa hal berikut ini mungkin dapat membantu dalam menghadapinya:

1. Ambil sikap tegas

Saat mengalami adult bullying, salah satu hal terpenting adalah tetap bersikap tenang dan tunjukkan bahwa kamu tidak takut. Mungkin bagi sebagian penindas ini dapat menantang, tetapi pelaku bullying menemukan kekuatan dari rasa takut. Itu mendorong mereka terus melanjutkan perilaku buruk mereka.

Lawan tindakan bullying dengan berbicara langsung secara tenang dan tegas, atau bicara kepada atasan yang dapat membantu, bisa menjadi peringatan bagi pelaku bahwa mereka memilih target yang salah.

2. Dokumentasikan

Sebaiknya dokumentasikan semua hal yang bisa menjadi bukti bullying, mulai dari email, screenshot pesan sosial media, rekaman atau cctv, bahkan catatan harian berisi kejadian yang kamu alami. 

Ini dapat membantu jika kamu memerlukan lebih banyak dukungan untuk menghentikan bullying di kemudian hari.

3. Gunakan dukungan sosial

Jangan diam dan memikul beban menjadi korban bullying sendirian. Bicaralah dengan orang yang kamu percayai dan bisa diandalkan. 

Terhubung dengan orang lain dapat membuat pelaku bullying berpikir dua kali sebelum mengintimidasi. Pasalnya, pelaku bullying biasanya menganggap orang yang penyendiri menjadi target yang lebih mudah.

Dengan memiliki dukungan sosial, kamu bisa memperoleh dukungan emosional dan perlindungan yang kamu perlukan, yakinlah bahwa menjadi korban bully bukan kesalahan kamu dan bukan aib untuk disembunyikan.  

4. Validasi pengalaman kamu

Seorang pelaku adult bullying bisa membuat kamu berpikir bahwa kamu layak mendapatkan perlakuan demikian. Sehingga kamu berpikir tidak seharusnya merasa terluka atau marah karena dibully.

Cobalah bayangkan jika orang lain bercerita ia mengalami hal yang sama persis dengan kamu, bagaimana tanggapan kamu? Balikkan empati itu ke dalam diri kamu. 

Akui betapa buruknya perasaan diintimidasi dan akui bahwa perasaan kamu dibenarkan karena kamu sedang mengalami sesuatu yang nyata dan berat.

5. Tetapkan batasan yang jelas

Tetapkan batasan yang jelas secara fisik dan emosional antara kamu dengan pelaku. Batasan fisik dapat berupa sebisa mungkin mengurangi berhubungan dengan pelaku, hapus pertemanan atau blokir di media sosial jika memungkinkan.

Kamu juga perlu mempertimbangan kegiatan yang akan dilakukan dan caranya agar tidak harus berurusan dengan pelaku.

Batasan emosional dengan tidak menerima beban emosional yang dilimpahkan pelaku. Jika pelaku memarahi kamu untuk sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan kamu, bersikaplah tegas dan tenang, lalu abaikan dan lanjutkan urusan kamu.

6. Belajar mengasihi

Seringkali pelaku bullying pada orang dewasa adalah orang yang mengalami trauma dan berusaha bangkit dengan menjatuhkan orang lain. Bayangkan mereka sebagai orang yang terluka.

Ini bukan berarti memaklumi perilaku mereka, tetapi sikap ini dapat mengurangi perasaan terintimidasi yang mungkin kamu rasakan. 

7. Jangan menyalahkan diri sendiri

Saat mengalami bullying, kamu mungkin bertanya-tanya apa yang salah dengan diri kamu. Ingatlah bahwa bullying bukan kesalahan kamu. Masalahnya ada pada pelaku yang tidak bisa menyelesaikan isunya sendiri. Jadi jangan pernah menyalahkan diri sendiri karena menjadi korban bullying.

8. Laporkan perbuatan pelaku

Melaporkan tindakan bullying pada orang dewasa merupakan hal yang penting dilakukan. Faktanya, seringkali pelaku bullying pada orang dewasa memandang bahwa bersikap tidak acuh sebagai tanda kelemahan, dan mendorong mereka terus melakukan hal yang sama.

Jadi, jangan takut untuk berbicara dan melaporkan orang yang menindas kamu pada pihak yang dapat membantu.

Baca Juga

  • Berbohong demi Kebaikan, Boleh atau Tidak?
  • Memahami Arti Euforia Beserta Gejala dan Penyebabnya
  • 20 Ciri-Ciri Bipolar Mania dan Depresi yang Perlu Dikenali

Bullying tidak pernah menjadi perkara yang mudah, termasuk bullying pada orang dewasa. Tetapi melakukan cara-cara di atas dapat membantu kamu untuk belajar lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi perundungan.

Jangan ragu untuk meminta tolong atau melaporkan perbuatan pelaku bullying. Terutama jika sudah berupa kekerasan fisik dan menyebabkan kecemasan yang mengganggu keseharian kamu.

Advertisement

gangguan mentalbullyingmenjalin hubungan

Ditulis oleh Nenti Resna

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved