logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kesehatan Mental

Tradisi Bullying Calon Dokter PPDS Mengkhawatirkan, Ini Tips Menghadapinya

open-summary

Bullying di program pendidikan dokter spesialis (PPDS) masih sering terjadi. Hal ini membuat Kemenkes menerbitkan sanksi untuk pelaku.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari

27 Jul 2023

bullying di program dokter PPDS

Kasus bullying di pendidikan dokter spesialis PPDS mengkhawatirkan

Table of Content

  • Bentuk bullying yang dialami calon dokter PPDS
  • Tindakan Kemenkes dalam kasus bullying calon dokter
  • Tips menghadapi bullying oleh rekan kerja

Bullying atau perundungan bisa terjadi di mana saja, mulai dari jenjang sekolah hingga perkuliahan, bahkan para calon dokter spesialis. Kasus bullying dokter PPDS ini bahkan dipercayai telah berlangsung selama puluhan tahun. Namun, sayangnya masih banyak korban yang tidak berani untuk melaporkannya.

Advertisement

Ketahui apa saja upaya Kemenkes dalam mengatasinya serta cara menghadapi bullying.

Bentuk bullying yang dialami calon dokter PPDS

Kasus bullying pada mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), alias residensi, semakin terungkap. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa perundungan lebih rentan terjadi pada calon dokter umum, dokter spesialis, dan internship.

“Aksi perundungan dilakukan dengan alasan pembentukan karakter. Padahal, ‘tradisi’ bullying ini mengakibatkan trauma fisik, mental, hingga kerugian finansial bagi para korban,” ujar Menkes Budi.

Melansir dari CNBC, calon dokter spesialis di salah satu universitas negeri di Pulau Jawa mengatakan bahwa mahasiswa PPDS akan disebut senior jika sudah semester empat.

Hal tersebut membuat mahasiswa semester satu sampai tiga menjadi korban bullying senior.

Berikut adalah beberapa kasus contoh bullying yang dilakukan:

  • Menyiapkan dan membayar kebutuhan kegiatan kampus yang jumlahnya hingga ratusan juta.
  • Menyediakan akomodasi dan transportasi untuk senior.
  • Membelikan kebutuhan tersier, seperti HP, baju, atau sepatu.

Tak sampai disitu, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Adib Khumaidi juga menambahkan bahwa bullying tidak hanya terjadi dalam dunia pendidikan saja, tetapi juga pada tenaga kesehatan.

Ia juga meminta adanya pengawasan perundungan di fasilitas kesehatan.

BACA JUGA: 17 Ciri-ciri Korban Bullying, Cegah Sebelum Anak Menjadi Korbannya!

Tindakan Kemenkes dalam kasus bullying calon dokter

Perilaku bullying yang dilakukan dokter senior tak bisa disepelekan. 

Nyatanya, banyak mahasiswa PPDS yang mengambil cuti, bahkan sampai mengalami depresi akibat tekanan mental selama pendidikan dokter spesialis.

Maka dari itu, lewat konferensi pers pada Kamis (20/7) Menkes Budi Gunadi Sadikin mengeluarkan Instruksi Menteri Kesehatan Nomor 1512 Tahun 2023, tentang Pencegahan dan Penanganan Perundungan Terhadap Peserta Didik pada Rumah Sakit Pendidikan di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

Selain itu, Kemenkes juga membuat platform pengaduan di laman https://perundungan.kemkes.go.id/. Setelah menerima laporan, kemenkes akan melakukan verifikasi dan mengumpulkan bukti.  

Apabila pelaku terbukti melakukan aksi perundungan, Menkes Budi menegaskan akan memberikan sanksi, seperti:

  • Teguran tertulis
  • Menghilangkan status pendidikan
  • Skors
  • Penurunan jabatan untuk pegawai kemenkes

BACA JUGA: 13 Faktor Penyebab Bullying yang Tidak Boleh Diremehkan

Tips menghadapi bullying oleh rekan kerja

Bullying juga bisa terjadi pada orang dewasa, seperti di tempat kerja ataupun lingkungan perkuliahan.

Sayangnya, tidak semua orang berani melawan bullyingSebagian orang memilih diam karena merasa takut tidak ada yang membela, semakin terintimidasi, hingga ancaman dikeluarkan dari tempat kerja.

Walaupun sulit, kamu tetap perlu membela diri dan keluar dari lingkungan perundungan.

Berikut beberapa tips dalam menghadapi bullying di tempat kerja apabila kamu menjadi korban:

  • Pada perundungan verbal, kamu bisa membantah perkataannya dengan membela diri. Usahakan bicara dengan nada tenang dan tegas.
  • Ingatlah bahwa keselamatan kamu adalah yang utama dengan menjaga jarak fisik 
  • Lakukan kontak mata sebagai tanda kalau kamu sudah berani melawan.
  • Rekam dan dokumentasikan apa saja perundungan yang ia lakukan sebagai bukti.
  • Minta pertolongan rekan kerja lainnya, sahabat, atau lembaga korban bullying.

Tak jarang, kejamnya perilaku bullying ini membuat beberapa orang depresi bahkan memiliki pikiran bunuh diri. Apabila ini yang terjadi, cobalah bercerita dengan orang lain terlebih dulu yang nyaman untukmu.

Pertimbangkan untuk mengambil cuti atau istirahat sejenak dari kegiatan atau tempatmu beraktivitas saat ini.

Resign memang bisa jadi keputusan berat jika bullying terjadi di lingkungan kerja, tapi ingatlah bahwa kesehatan mentalmu jadi prioritas utama. Akan lebih baik, jika kamu juga berkonsultasi dengan psikolog untuk membantumu lepas dari pikiran yang akan merugikan dirimu. 

Advertisement

kesehatan mentalbullying

Ditulis oleh Atifa Adlina

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved