Ketindihan saat tidur adalah kondisi dimana seseorang tidak dapat menggerakkan tubuhnya ketika tidur. Perlu dipahami, kondisi ini bukanlah hal yang mistis.
4 Sep 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Saat tidur dan memasuki fase REM, otak memerintahkan tubuh agar tidak bergerak selama bermimpi
Table of Content
Fenomena ketindihan saat tidur kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Ada yang merasa tidak bisa bergerak saat terbangun hingga halusinasi melihat hal-hal mistis. Orang yang mengalami ketindihan merasa melihat sosok makhluk halus atau orang asing di sekitar.
Advertisement
Penjelasan medis dari ketindihan saat tidur adalah terjadinya sleep paralysis. Ini adalah periode saat seseorang berada di antara fase tidur atau terjaga dan tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya.
Baca Juga
Ketika seseorang dalam fase tidur REM (Rapid Eye Movement), otak akan mengirim sinyal GABA dan Glycine untuk membuat otot tidak bergerak selama bermimpi. Hal ini penting agar seseorang tidak bergerak atau melukai diri sendiri ketika bermimpi.
Ketika siklus REM selesai dan seseorang tiba-tiba terbangun, tubuh masih dalam kondisi setengah tidur. Itulah mengapa saat ketindihan, seseorang merasa sulit bernapas, tubuh kaku, hingga tak bisa berbicara.
Hampir di setiap negara, ketindihan saat tidur atau sleep paralysis kerap dikaitkan dengan mitos atau hal-hal spiritual. Legenda dan mitos di penjuru dunia kerap berisi cerita tentang tokohnya yang tak bisa melakukan apa-apa saat terjaga dari tidur.
Selama berabad-abad lamanya, gejala-gejala ketindihan saat tidur seringnya disebut berhubungan dengan kemunculan makhluk halus. Mulai dari setan malam hari yang ada sejak masa lampau, setan wanita dalam Romeo and Juliet karya Shakespeare, Kokma di St. Lucia, hingga alien.
Journal of the Royal Society of Medicine juga menyebut bahwa sleep paralysis kerap berhubungan dengan mimpi buruk karena ada kemiripan gejala yang dialami.
Di Indonesia pun ketindihan saat tidur kerap dihubungkan dengan kemunculan makhluk halus. Orang sering mengaitkannya dengan adakah tempat atau perilaku salah yang membuat seseorang ‘diikuti’ hingga posisi tempat tidur.
Itu pula yang membuat banyak orang ingin mencari tahu penjelasan medis yang lebih masuk akal tentang fenomena ketindihan saat tidur.
Lebih jauh lagi, ketindihan saat tidur dapat didefinisikan sebagai periode ketika seseorang tak dapat menggerakkan tubuhnya selama beberapa detik hingga menit saat tidur atau terjaga. Ketika merasa tak bisa bergerak ini, banyak orang yang juga mengalami halusinasi.
Hal ini terjadi karena bagian otak amygdala yang mengatur emosi dan rasa takut sangat aktif dalam fase REM. Artinya, salah satu bagian otak ini benar-benar aktif merespon sesuatu yang ditakuti atau memancing emosi berlebihan.
Menariknya lagi, salah satu faktor risiko yang memicu sleep paralysis terjadi adalah rasa stres. Itu sebabnya ketindihan kerap terjadi dalam pola yang tidak beraturan, terutama ketika seseorang ada masalah atau beban pikiran tertentu.
Narkolepsi, kurang tidur, gangguan stres pasca-trauma, gangguan kecemasan umum, gangguan panik, dan riwayat keluarga dengan sleep paralysis juga dapat memengaruhi kondisi ini.
Jika ketindihan saat tidur terjadi sangat sering, bisa jadi ada masalah tidur lainnya seperti narkolepsi. Saatnya berkonsultasi dengan dokter.
Sebenarnya, ketindihan saat tidur bukan hal yang berbahaya. Namun bisa saja bagi beberapa orang hal ini menimbulkan dampak traumatis dan merusak pola tidurnya. Konsekuensinya, dia tidak bisa mendapatkan tidur yang berkualitas.
Berikut ini ada beberapa cara yang bisa membantu mengurangi sleep paralysis:
Tak perlu pula menghubungkan sleep paralysis dengan kehadiran makhluk jahat. Anda bahkan bisa mengatasi ketindihan saat tidur dimulai dari diri sendiri di rumah. Akan tetapi, jika sleep paralysis terlalu sering terjadi atau sudah mengganggu kualitas tidur Anda sebaiknya berkonsultasilah pada dokter. Dokter akan menentukan penanganan yang tepat untuk keluhan Anda tersebut.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Disorientasi adalah perubahan kondisi mental yang membuat seseorang kebingungan sampai tidak mengetahui lokasinya berada, identitas dirinya, hingga waktu pada saat itu.
Seperti yang diketahui, setiap orang tentu membutuhkan waktu tidur yang berkualitas selama 5-8 jam. Gangguan tidur dapat membuat Anda kurang konsentrasi saat berkendara, mengurangi daya ingat, menurunkan suasana hati, dan tentunya berdampak buruk pada pekerjaan atau produktivitas.
Cara menghilangkan ngantuk saat puasa bisa dengan bergerak atau melakukan stretching ringan. Coba juga mengatur napas untuk melancarkan darah ke seluruh tubuh.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved