Bakteri Streptococcus adalah penyebab peradangan, nyeri pada tenggorokan, selulitis, infeksi telinga, hingga pneumonia.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
31 Jan 2021
Bakteri Streptococcus sering menjadi penyebab peradangan dan nyeri pada tenggorokan.
Table of Content
Bakteri Streptococcus adalah penyebab peradangan dan nyeri pada tenggorokan. Namun tak hanya itu, bakteri ini juga bisa menyebabkan selulitis, infeksi telinga, hingga pneumonia.
Advertisement
Khusus untuk masalah radang tenggorokan, ini paling sering terjadi pada anak-anak berusia di bawah 16 tahun. Penularannya bisa lewat batuk dan bersin orang yang telah terinfeksi sebelumnya.
Ada dua jenis bakteri Streptococcus yang paling sering menyebabkan infeksi pada manusia, yaitu:
Disebut juga group A strep atau GAS, bakteri pemicunya adalah Streptococcus pyogenes. Penularan bisa terjadi ketika seseorang menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah terpapar bakteri ini. Selain lewat batuk dan bersin, penularan juga bisa terjadi ketika berbagi makanan atau minuman dengan orang lain.
Beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah:
Tidak semua panas dalam merupakan akibat dari infeksi bakteri Streptococcus. Biasanya, anak-anak paling rentan mengalami strep throat terutama pada usia 5-15 tahun. Sifatnya sangat menular, terutama di tempat anak-anak berkumpul seperti sekolah atau daycare.
Gejala dari strep throat adalah tonsil yang membengkak. Selain itu, akan terlihat ada bintik putih. Apabila tidak kunjung sembuh dan menyebabkan kesulitan bernapas, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Gejala awal demam scarlet adalah munculnya ruam merah. Sama seperti strep throat, penyakit ini paling rentan dialami anak berusia 5-15 tahun. Apabila dibiarkan, ada kemungkinan menimbulkan komplikasi pada jantung dan ginjal
Disebabkan oleh bakteri dan menular lewat kontak langsung dengan kulit, impetigo ditandai dengan munculnya ruam merah pada kulit. Kemudian, luka ini berubah menjadi luka terbuka berisi nanah. Kondisi ini kerap terjadi pada balita dan anak-anak.
Gangguan langka ini terjadi ketika bakteri Streptococcus masuk ke tubuh kemudian mengeluarkan racun berbahaya. Gejala awalnya bisa berupa mual, muntah, diare, hingga kulit mengelupas di tumit dan telapak tangan.
Ini adalah infeksi kulit dan jaringan lunak di bawahnya karena bakteri menyebar ke dalam kulit. Penyakit ini tidak menular. Risiko mengalami selulitis meningkat pada orang yang memiliki luka terbuka dan tidak dibersihkan dengan baik. Jangan sepelekan karena penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi fatal.
Jenis bakteri Streptococcus tipe B ini datang dan pergi secara alami di tubuh manusia. Meski umumnya tidak berbahaya, bakteri ini bisa menyebabkan penyakit serius pada manusia. Bahkan, kelompok bakteri ini merupakan penyebab infeksi serius paling umum pada bayi baru lahir.
Berbeda dengan Streptococcus tipe A, jenis ini tidak bisa ditemukan lewat makanan atau cairan. Oleh sebab itu, infeksi bakteri ini pun tidak menular.
Tak hanya itu, jenis Group B Streptococcus (GBS) bisa ditemukan di usus, vagina, dan rektum 25% ibu hamil yang sehat. Itulah mengapa ibu hamil di trimester tiga perlu melakukan pemeriksaan, terutama jika pernah mengalami infeksi saluran kemih sebelumnya.
Contoh penyakit yang ditimbulkan bakteri Strep tipe B adalah:
Infeksi bakteri ini bisa menimbulkan komplikasi pada bayi baru lahir, termasuk pneumonia, meningitis, hingga infeksi aliran darah (bacteremia). Risikonya meningkat apabila bayi terlahir secara prematur atau sebelum 37 minggu.
Tak hanya itu, tanda bahaya persalinan seperti air ketuban pecah dini hingga ibu yang pernah menderita infeksi saluran kemih juga meningkatkan risiko bayi terinfeksi bakteri ini.
Sementara pada orang dewasa, risiko terinfeksi Strep tipe B meningkat apabila menderita penyakit yang mengganggu sistem imun seperti diabetes, infeksi HIV, kanker, dan juga liver.
Lebih jauh lagi, usia seseorang di atas 65 tahun juga turut meningkatkan risikonya.
Baca Juga
Kerap kali orang menghubungkan panas dalam dengan peradangan akibat bakteri Streptococcus. Sebenarnya, ini adalah infeksi ringan namun menimbulkan rasa nyeri luar biasa.
Beberapa gejala lainnya adalah:
Perbedaan utama dengan panas dalam biasa adalah umumnya tidak disertai dengan batuk, hidung berair, suara serak, hingga mata berair.
Selain itu, umumnya perlu waktu sekitar 2-5 hari bagi seseorang yang terinfeksi bakteri Streptococcus sebelum mulai merasakan gejala.
Apabila infeksi bakteri terjadi pada anak-anak, pastikan mereka tidak mengalami dehidrasi. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhannya. Pada kasus strep throat, sebaiknya hindari memberikan minuman bersifat asam seperti lemon dan jeruk karena bisa menimbulkan iritasi.
Baca Juga
Di sisi lain, berkumur dengan air hangat dan garam, menyalakan humidifier, serta mengonsumsi makanan yang lembut dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar cara menghindari infeksi bakteri Streptococcus, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Cara mengobati panas dalam bukan hanya menggunakan larutan penyegar. Anda bisa mengatasinya dari rumah dengan menggunakan air hangat atau menghisap permen jahe.
26 Apr 2023
Teh madu merupakan minuman sehat yang kaya akan kandungan antioksidan. Mulai dari batuk, hingga penyembuhan diare dapat diatasi dengan mengonsumsi teh madu.
19 Mei 2020
Bagi perempuan yang memiliki jakun besar, hal ini tentu mengganggu penampilan. Cara mengecilkan jakun secara medis adalah dengan operasi.
26 Agt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved