Jika selama ini teknologi virtual reality atau VR hanya digunakan untuk video game atau menonton dengan sensasi 3D, kini juga jadi terobosan dunia medis. Ada banyak penelitian yang menguak manfaat teknologi ini untuk meredakan nyeri, mengurangi stres, hingga membuat mood jadi lebih baik.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
26 Apr 2023
Siapa sangka teknologi virtual reality dapat digunakan untuk keperluan medis
Table of Content
Jika selama ini teknologi virtual reality atau VR hanya digunakan untuk video game atau menonton dengan sensasi 3D, kini juga jadi terobosan dunia medis. Ada banyak penelitian yang menguak manfaat teknologi ini untuk meredakan nyeri, mengurangi stres, hingga membuat mood jadi lebih baik.
Advertisement
Simulasi teknologi tinggi ini dapat membantu dokter menyelami lebih jauh kondisi pasiennya, bahkan kinerja otak sebelum operasi dilakukan. Hanya saja, persoalan biaya membuat konsep ini belum banyak digunakan.
Masuknya teknologi yang melibatkan simulasi ini dalam dunia medis mengubah interaksi antara pasien dan dokter. Salah satunya eksperimen dengan ibu hamil yang memakai headset VR untuk meredakan rasa sakit selama proses persalinan.
Pada tahun 2017, korban luka bakar juga mencoba permainan berbasis VR untuk mengurangi rasa sakit ketika perban mereka diganti.
Seakan mendukung teori ini, penelitian baru dari Cedars-Sinai Medical Center menyebut terapi VR bisa mengurangi rasa sakit pasien yang dirawat di rumah sakit secara aman dan efektif.
Penelitian dilakukan selama periode tahun 2016-2017 dengan melibatkan 120 pasien yang menderita nyeri sedang hingga parah.
Sebanyak 61 partisipan diberi headset VR dengan akses ke 21 jenis pengalaman seperti tur helikopter di Islandia hingga relaksasi di tengah pegunungan. Mereka diminta menggunakan headset selama 10 menit sebanyak 3 kali setiap harinya.
Sementara 59 pasien lainnya diminta menonton TV sembari menikmati relaksasi seperti yoga, meditasi, dan membaca puisi.
Hasilnya, mereka yang menonton TV mengaku rasa sakitnya menurun 0,46 poin. Sementara kelompok yang mengakses VR, rasa nyeri turun hingga 1,72 poin. Bahkan pasien yang merasakan nyeri hebat dapat mengalami penurunan hingga 3 poin.
Meski hanya 0,46-3%, ini mengindikasikan sensasi rasa sakit yang luar biasa. Adanya teknologi 3D ini menjadi opsi meredakan rasa nyeri yang nyaman, rendah risiko, tanpa perlu mengonsumsi obat.
Teori yang dapat menjelaskan kemampuan VR ini adalah Gate theory of attention. Simulasi yang dirasakan penggunanya menurunkan persepsi atas rasa sakit dan mengalihkan perhatian pada hal lain.
Baca Juga
Tak hanya sensasi rasa sakit yang bisa berkurang, manfaat virtual reality lain dapat membuat mood menjadi jauh lebih positif. Ini berkaitan pula dengan rasa nyaman yang dirasakan saat terhubung dengan alam seperti grounding.
Namun, tidak semua orang punya keleluasaan untuk bisa berinteraksi dekat dengan alam. Contohnya pasien yang harus bed rest atau memiliki keterbatasan kemampuan bergerak. Rasa jenuh dapat menyebabkan pasien rentan merasa kesepian, gelisah, bahkan depresi.
Selain itu, selama pandemi COVID-19, akses untuk keluar rumah dan mengakses alam bebas mungkin tak seleluasa dulu.
Adanya teknologi virtual reality memungkinkan seseorang mendapat kesempatan melihat alam kapan saja. Bahkan, manfaatnya untuk kesehatan mental jauh lebih besar ketimbang hanya menyaksikan tayangan seputar alam di televisi.
Simulasi dalam VR memungkinkan pasien mendapat pengalaman berada di alam bebas secara nyata. Hal ini dapat membuat mood menjadi lebih positif dan mengusir rasa bosan serta sedih.
Untuk melihat bagaimana simulasi VR dapat berpengaruh terhadap kondisi emosi seseorang, dilakukan eksperimen terhadap 96 relawan. Mereka diminta menonton video selama 4 menit yang berisi penjelasan monoton seorang pria tentang pekerjaannya di perusahaan penyedia peralatan kantor.
Kemudian, partisipan diminta menonton video lain dengan cara:
Hasilnya, ketiga pengalaman itu secara signifikan mengurangi rasa bosan dan mood negatif. Di sisi lain, mood partisipan menjadi lebih positif karena merasa lebih dekat dengan alam.
Dampak yang paling besar terasa ketika melihat simulasi alam bawah air lewat headset VR dan disertai dengan pengalaman interaktif.
Baca Juga
Adanya teknologi virtual reality juga memungkinkan tenaga medis melihat aktivitas otak sebelum melakukan operasi saraf. Hal ini pernah dilakukan Dr. Neil Martin dan timnya di Ronald Reagan UCLA Medical Center.
Pasien diminta menggunakan virtual reality yang dikemas dengan simulasi video game.
Dengan menggunakan controller, tim melihat lebih dekat area sekitar pembuluh darah untuk melihat aktivitas kompleks di otak. Tujuannya agar bisa melihat seluruh sudut tumor dan kemungkinan pembesaran atau aneurisma otak.
Hal ini menjadi terobosan yang mengubah bagaimana dokter bisa memeriksa pasien lewat dukungan teknologi.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang teknologi virtual reality dan manfaatnya terhadap dunia medis, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat berbagai macam manfaat nasi jagung untuk kesehatan yang sebaiknya tidak diremehkan, mulai dari menjaga berat badan, mengontrol kadar gula darah, hingga melindungi saluran cerna.
4 Jul 2023
Fungsi tulang hasta adalah membantu menggerakkan lengan sehingga Anda mampu melakukan aktivitas, seperti menulis dan melempar barang.
13 Jun 2023
Tentu sudah dipahami bahwa risiko tersedak dapat menyebabkan kematian, namun banyak orang yang tidak tahu cara melakukan Heimlich maneuver. Heimlich maneuver adalah pertolongan darurat saat orang tersedak, berbeda perlakuan pada ibu hamil dan anak-anak.
30 Apr 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved