Buang air besar cair atau mencret air bisa disebabkan oleh makanan pedas, infeksi virus, penyakit kronis seperti IBS dan celiac disease, ulcerative colitis, penyakit Crohn dan infeksi bakteri. Untuk mengatasinya, perlu disesuaikan dengan penyebab.
2023-03-15 07:54:26
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Buang air besar cair bisa disebabkan oleh salah makan atau bahkan penyakit kronis
Table of Content
Buang air besar cair atau mencret air bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, pola makan yang salah, serta penyakit-penyakit seperti radang saluran pencernaan, ulcerative collitis, penyakit Chron dan penyakit celiac. Karena penyebabnya beragam, maka cara mengatasinya pun perlu disesuaikan dengan kondisi penderita.
Advertisement
Diare bagi sebagian besar orang bukanlah kondisi yang berbahaya. Namun, jika tidak kunjung reda, cairan yang hilang akibat buang air terus menerus bisa memicu terjadinya dehidrasi. Maka dari itu, Anda perlu mengetahui lebih jauh soal BAB cair agar bisa mengatasinya dengan tepat.
Kondisi buang air besar (BAB) cair bisa terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewsaa. Konsistensi tinja yang cair bisa menandakan penyakit, bisa juga tidak. Jika BAB cair tapi Anda tidak merasa sakit perut, maka kondisi tersebut mungkin saja tidak menandakan gangguan kesehatan yang parah.
Lantas, apa saja sebenarnya penyebab BAB cair? Berikut ini penjelasannya.
Masuknya virus ke saluran pencernaan juga bisa membuat tekstur tinja menjadi cair. Diare yang disebabkan oleh virus biasanya juga akan disertai gejala lain seperit mual dan kram perut.
Beberapa infeksi virus yang bisa menyebabkan buang air besar cair antara lain adalah rotavirus, norovirus, dan adenovirus
Buang air besar cair juga bisa terjadi akibat infeksi bakteri seperti salmonella, E.coli, hingga shigella. Biasanya, bakteri-bakteri ini ada pada makanan maupun minuman yang tidak terjaga kebersihannya.
Infeksi bakteri-bakteri tersebut juga bisa memicu keracunan makanan. Sehingga, tidak hanya diare, gejala lain seperti mual dan muntah juga bisa muncul.
Beberapa makanan dan minuman, meski sudah disiapkan dengan kebersihan yang baik, tetap bisa memicu diare bagi sebagian orang. Pada orang yang punya riwayat intoleransi laktosa, misalnya, mengonsumsi sesuatu yang dibuat dari susu bisa membuatnya buang air besar cair.
Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas dan kopi juga bisa memicu sakit perut dan diare.
IBS adalah kondisi gangguan pencernaan kronis, yang membuat penderitanya sering mengalami diare. Selain BAB cair, pengidap penyakit ini juga dapat mengalami gejala berupa perut kembung, sembelit, dan sakit perut.
Ulcerative colitis merupakan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh inflamasi atau peradangan di usus besar dan rektum. Gejala lain yang menyertai kondisi ini antara lain adalah kehilangan nafsu makan dan berat badan, iritasi di kulit dan mata, hingga nyeri sendi.
Penyakit crohn juga dapat memicu BAB cair. Sebab pada penyakit ini, dinding saluran pencernaan mengalami peradangan. Gejala lain yang menandakan penyakit crohn di antaranya adalah BAB berdarah, badan terasa lemas, dan nafsu makan serta berat badan menurun.
Penyakit celiac merupakan gangguan yang muncul saat saluran pencernaan seseorang tidak dapat mengonsumsi gluten. Sehingga saat penderitanya tidak sengaja mengonsumsi gluten yang banyak pada roti, pasta, maupun olahan tepung lainnya, saluran pencernaannya akan mengalami iritasi.
Baca Juga: Mengenal Diet Gluten Free yang Baik untuk Pengidap Penyakit Celiac
Penyebab BAB cair yang beragam membuat pengobatannya pun bisa berbeda tiap orangnya. Secara umum, berikut ini langkah yang dapat Anda lakukan.
Saat mengalami mencret air, Anda disarankan untuk banyak minum air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Selain itu, perhatikan juga jenis cairan dan minuman lain yang masuk ke tubuh. Hindari mengonsumsi asupan yang berasal dari olahan susu kecuali yogurt, setidaknya hingga 48 jam setelah diare berhenti.
Penuhi juga asupan cairan dengan konsumsi makanan berkuah, seperti sup ayam. Hindari mengonsumsi alkohol dan kafein, karena dapat mengiritasi lambung dan membuat dehidrasi.
Orang yang sedang dalam masa penyembuhan diare dengan konsistensi cair, tidak disarankan untuk makan terlalu banyak. Lebih baik kurangi porsi makan tapi perbanyak frekuensinya, misalnya makan lima kali sehari namun dalam porsi kecil.
Pilihlah makanan yang mudah dicerna, seperti bubur, pisang, atau roti panggang. Jangan mengonsumsi makanan pedas, gorengan, atau yang mengandung banyak gas seperti kol, karena bisa mengiritasi lambung. Saat kondisi sudah lebih baik, Anda dapat mulai mengonsumsi makanan padat secara perlahan-lahan.
Jika cara di atas tak juga redakan BAB cair yang Anda alami, maka sudah saatnya Anda memeriksakan diri ke dokter. Sebab, tidak semua obat diare tepat untuk mengatasi kondisi ini.
Jika BAB cair yang keluar disertai darah atau saat diare merasa demam, maka Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi obat-obatan diare biasa. Selain itu, pada diare yang disebabkan oleh bakteri atau parasit, misalnya, dokter dapat meresepkan antibiotik.
Pada beberapa kasus yang cukup menghkawatirkan, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan tambahan menggunakan metode kolonoskopi maupun sigmoidoskopi.
Setelah mengetahui penyebab dan cara mengatasinya, Anda tentu tidak mau penyakit ini kembali terjadi. Berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk membantu mencegahnya.
Baca Juga
Intinya, buang air besar cair bisa dihindari apabila Anda selalu menjaga kebersihan kapanpun dan di manapun Anda berada. Kebiasaan baik ini tidak hanya akan melindungi Anda dari diare, tapi juga penyakit lain yang bisa membahayakan kesehatan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Beberapa jenis virus, bakteri, dan parasit bisa menyebabkan infeksi saluran pencernaan. Salah satu penyakit yang paling umum terjadi adalah diare. Cara mengatasinya yang paling utama biasanya memastikan tubuh mendapatkan asupan cairan cukup serta beristirahat.
Jika mengalami diare saat puasa, maka yang bisa dilakukan adalah perbanyak konsumsi cairan saat sahur dan berbuka, mengonsumsi yogurt, jalani pola makan BRAT, dan menggunakan obat antidiare.
Bayi muntah menyembur atau muntah proyektil saat menyusu sebetulnya wajar, karena sistem pencernaannya belum berkembang sempurna. Namun, Anda juga perlu berhati-hati karena bisa menjadi tanda gangguan pencernaan atau kondisi lainnya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved