Bruntusan pada bayi terjadi ketika ada sumbatan kelenjar keringat di lapisan epidermis kulit. Kenali cara mengatasi bruntusan pada bayi dan pencegahannya.
2023-03-15 09:01:06
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Bruntusan pada bayi biasanya semakin parah saat cuaca panas
Table of Content
Wajar jika orangtua merasa panik melihat bruntusan pada bayi mereka. Bruntusan kerap terjadi pada bayi baru lahir karena kulit mereka masih sangat sensitif. Umumnya, bruntusan tidak berbahaya namun bisa membuat bayi merasa tidak nyaman.
Advertisement
Bruntusan pada bayi muncul ketika keringat tersumbat di bawah kulit. Bayi baru lahir memiliki kelenjar keringat yang sangat kecil dan belum bisa mengendalikan temperatur tubuhnya sendiri. Itulah mengapa bruntusan kerap dialami bayi. Selain itu, sumbatan juga disebabkan oleh bakteri Staphylococcus epidermidis.
Biasanya, bruntusan pada bayi terlihat di bagian-bagian lipatan seperti leher, ketiak, paha, punggung, dada, dan banyak lagi. Kondisi ini semakin parah saat cuaca panas dan bayi lebih mudah berkeringat.
Baca Juga
Jika dilihat lebih detil lagi, bruntusan pada bayi umumnya dibedakan dalam 2 kondisi, yakni baby eksim atau jerawat bayi dan milia. Ciri-ciri baby eksim lebih cenderung menampakan warna merah pada kulit, sedangkan milia berwarna putih.
Bruntusan pada bayi juga bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:
Ini adalah jenis bruntusan pada bayi yang paling sering terjadi. Pemicunya sama, kelenjar keringat yang tersumbat di lapisan epidermis dan dermis kulit. Bruntusan jenis miliaria ruba terlihat menyebabkan tekstur kulit tidak rata dan warna kemerahan hingga rasa gatal.
Jenis bruntusan berikutnya adalah miliaria crystallina yang merupakan kondisi bruntusan paling tidak parah. Kulit bayi akan terlihat bruntusan namun tidak berwarna kemerahan.
Jenis bruntusan ini adalah yang paling parah namun jarang terjadi. Penderitanya akan merasakan sensasi terbakar di kulit bahkan merasa lesu dan kehabisan energi. Bruntusan ini juga rentan mengalami infeksi.
Jenis bruntusan yang juga parah karena muncul kantung-kantung berisi cairan kuning di permukaan kulit. Apabila pecah, ada kemungkinan luka ini mengeluarkan darah.
Biasanya, bruntusan pada bayi akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Meski demikian, sebaiknya jangan menunda mengatasi bruntusan dengan beberapa cara seperti:
Sebaiknya, jangan berikan krim khusus mengatasi bruntusan tanpa saran dari dokter. Ingat, bruntusan yang bukan merupakan reaksi alergi tak perlu diobati dan bisa sembuh dengan sendirinya. Memberikan krim khusus bisa jadi tidak mengatasi masalah ini.
Namun apabila bruntusan semakin parah, segera periksakan anak Anda ke dokter. Biasanya, dokter akan meresepkan krim steroid jika bruntusan semakin parah dan membuat bayi tidak nyaman.
Memang tidak ada orangtua yang ingin anaknya mengalami bruntusan. Untuk mencegahnya, lakukan beberapa hal berikut:
Bruntusan pada bayi tidaklah berbahaya. Umumnya, bruntusan karena cuaca panas bisa mereda dengan sendirinya setelah beberapa hari. Meski demikian, terus pantau apakah bruntusan pada bayi membaik dan jaga jangan sampai masalah kulit ini mengganggu kualitas istirahat si Kecil.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kompres bayi untuk demam seringkali salah. Tahukah Anda mengompres bayi yang demam sebetulnya tak boleh pakai air dingin?
Actinic keratosis adalah kondisi di mana kulit mengalami kerusakan yaitu menjadi kasar dan bersisik akibat paparan sinar matahari. Untuk pencegahannya, gunakan tabir surya, batasi waktu terkena sinar matahari serta minum banyak air putih.
Tak hanya ruam, banyak pula bayi yang mengalami bercak atau bintik putih pada kulitnya. Kondisi ini pun bisa hilang dengan sendirinya. Apa saja penyebabnya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved