Pediophobia adalah jenis phobia spesifik yang menimbulkan ketakutan tidak rasional pada boneka yang sangat mirip dengan orang, mulai dari wajah hingga bentuk tubuhnya.
2023-03-29 23:01:29
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Sebagian orang merasa takut melihat boneka seperti manusia
Table of Content
Ada satu kesamaan dari film-film seperti Child’s Play hingga Annabelle Creation. Seluruh ceritanya berpusat pada demon doll alias boneka yang dirasuki roh jahat dan mengganggu orang sekitarnya. Wajar merasa ngeri menonton film seperti ini. Bagi orang dengan pediophobia, ketakutan bisa terasa begitu intens. Orang dengan ketakutan ini merasa boneka orang itu bisa membahayakan dirinya.
Advertisement
Pediophobia adalah jenis phobia spesifik yang menimbulkan ketakutan tidak rasional pada hal yang sebenarnya tidak mengancam. Hanya dengan melihat atau berpikir tentang boneka saja, bisa menyebabkan orang dengan pediophobia merasa sangat cemas.
Bahkan saat rasa takut boneka menyerang, orang dengan pediophobia bisa merasa sangat takut hingga tak bisa melanjutkan aktivitas. Tak hanya itu, bisa muncul gejala-gejala lain seperti:
Jika anak-anak yang mengalami pediophobia, mereka juga bisa menjadi jauh lebih rewel serta ingin dekat dengan orangtuanya.
Apabila takut boneka ini sudah sangat parah, orang dengan pediophobia bahkan bisa menata ulang hidupnya hanya untuk menghindari boneka orang, boneka karakter tertentu, atau boneka yang memicu rasa takutnya muncul.
Baca juga: Takut Mati Berlebih, Gangguan Fobia Bernama Thanatophobia
Setiap phobia itu unik, begitu pula dengan pemicunya. Tak ada satu hal pasti yang bisa menjelaskan mengapa seseorang mengalami phobia boneka seperti ini. Pemicunya bisa karena kejadian traumatis yang berkaitan dengan boneka.
Beberapa jenis phobia spesifik juga bisa bersifat genetik. Artinya dialami oleh beberapa orang dalam satu keturunan.
Selain itu, hal sederhana seperti pengalaman masa kecil pernah mendengar dari seseorang bahwa boneka bisa hidup di malam hari juga bisa memicu pediophobia. Jika ada kaitannya dengan faktor genetik, melihat anggota keluarga ketakutan terhadap boneka juga bisa “menularkan” ketakutan yang sama.
Lebih jauh lagi, mengalami cedera otak traumatis juga dapat memicu phobia spesifik. Perempuan lebih umum mengalami phobia semacam ini dibandingkan dengan laki-laki.
Ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi pediophobia, di antaranya:
Disebut juga exposure therapy, ini adalah jenis penanganan paling umum untuk phobia. Terapi ini justru secara perlahan akan membuat orang dengan pediophobia terekspos dengan boneka. Selain itu, dokter akan mengajarkan beberapa teknik untuk menghadapi rasa cemas berlebih seperti teknik pernapasan dan relaksasi.
Terapi ini akan dimulai secara perlahan, seperti melihat foto boneka orang atau boneka lain. Barulah kemudian dicoba melihat video singkat hingga akhirnya melihat boneka dalam wujud fisik. Semua tahapan ini disertai dengan latihan relaksasi atau teknik pernapasan.
Selain terapi pemaparan, pakar kesehatan mental juga bisa memberikan terapi perilaku kognitif, hypnosis, terapi virtual, hingga bantuan keluarga dan orang terdekat.
Psikiater juga bisa meresepkan obat antidepresan dan anticemas untuk meredakan pediophobia. Tujuannya adalah meredakan gejala yang muncul ketika phobia mulai menyerang.
Jenis obatnya seperti benzoadiazepines, buspirone, beta-blockers, monoamine oxidase inhibitor, hingga selective serotonin reuptake inhibitor. Namun benzoadiazepines hanya akan diberikan untuk periode singkat karena ada risiko ketergantungan.
Baca juga: Mengenal Ciri-ciri Fobia Sosial dan Cara Menghadapinya
Sebagian besar kasus pediophobia dapat sembuh setelah menjalani rangkaian konseling dan terapi. Tak perlu merasa malu memiliki ketakutan terhadap boneka karena jika sudah berupa phobia, itu merupakan hal yang tidak dapat diremehkan.
Jika Anda ingin tahu apakah ketakutan tertentu mengindikasikan gejala phobia, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Empty nest syndrome rentan dialami orang tua ketika anak meninggalkan rumah, misalnya karena menikah. Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menghadapinya.
Histrionic personality disorder atau gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan yang ditandai dengan kebutuhan untuk selalu menjadi pusat perhatian. Orang dengan gangguan ini akan menunjukkan perilaku dramatis untuk menjadi pusat perhatian, yang mungkin akan membutuhkan bantuan dari ahli kejiwaan.
Perilaku nymphomaniac tidak dapat dikendalikan dan mendorong penderitanya melakukan perilaku seksual berisiko seperti seks bebas dengan siapa saja. Gejala nymphomaniac meliputi perilaku seksual kompulsif yang berisiko dan obsesi terhadap seks.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved