Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memperingatkan potensi bahaya kanker pada wanita yang tidak menikah. Sebab, tidak memiliki anak dan tidak menyusui dipercaya bisa meningkatkan risiko kanker tertentu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
13 Jul 2023
Kanker endometrium dan payudara cenderung dialami oleh wanita yang tidak memiliki anak dan tidak menyusui.
Table of Content
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memperingatkan tentang potensi bahaya kanker pada wanita yang tidak menikah. Namun, potensi munculnya penyakit ganas ini bukan akibat keputusan tidak menikah, melainkan karena sebagian besar wanita yang tidak menikah di Indonesia tidak pernah melahirkan atau menyusui.
Advertisement
Menurutnya, kanker endometrium cenderung dialami oleh wanita yang tidak punya anak atau anaknya sedikit. Dirinya juga menyebutkan bahwa kanker payudara cenderung terjadi pada mereka yang tidak menyusui.
Berikut adalah penjelasan mengapa tidak memiliki anak dan tidak menyusui dapat memicu kanker endometrium dan payudara pada wanita:
Dengan tidak menikah, seorang wanita kemungkinan tidak akan hamil maupun memiliki anak. Dikutip dari situs American Cancer Society, wanita yang tidak pernah hamil memiliki risiko kanker endometrium yang tinggi, khususnya jika mereka mandul atau tidak bisa hamil.
Sebaliknya, hamil lebih dari sekali dipercaya bisa menjaga tubuh wanita dari kanker endometrium.
Selain itu, dikutip dari Mayo Clinic, wanita yang tidak pernah hamil dianggap memiliki risiko kanker endometrium yang lebih tinggi, dibandingkan wanita yang pernah hamil setidaknya sekali.
Perlu diketahui, hormon progesteron akan meningkat selama kehamilan. Beberapa studi melaporkan bahwa progesteron yang diproduksi selama mengandung memiliki efek perlindungan terhadap sel kanker dengan menginduksi apoptosis pada sel kanker. Dengan kata lain, progesteron menyebabkan sel kanker mengeliminasi dirinya sendiri.
Terlebih lagi, tubuh wanita hamil akan melepaskan hormon untuk melindungi kehamilan. Beberapa hormon yang dilepaskan ini juga dapat memberikan perlindungan ekstra bagi ibu hamil agar tidak terserang kanker.
Sebuah studi yang dimuat dalam American Institute for Cancer Research melaporkan bahwa ibu menyusui dapat menurunkan risiko kanker payudara, baik sebelum dan sesudah menopause.
Menyusui lebih lama dari 6 bulan yang direkomendasikan juga disebut bisa memberikan perlindungan tambahan terhadap kanker payudara.
Ditambah lagi, selama kehamilan dan menyusui, tubuh wanita akan melepaskan jaringan payudara. Hal ini pun diyakini dapat membantu menghilangkan sel-sel dengan potensi kerusakan DNA sehingga mengurangi risiko kanker payudara.
Tidak hanya wanita, ada pula efek yang bisa dirasakan oleh laki-laki apabila memutuskan untuk tidak menikah.
Ternyata, keputusan tidak menikah dan jarang berhubungan intim juga memiliki dampak tersendiri bagi kaum laki-laki.
Berdasarkan data dari The English Longitudinal Study of Ageing (ELSA) sejak tahun 2013-2017, pria yang jarang melakukan hubungan dan aktivitas seksual saat berusia 50 tahun ke atas, mungkin memiliki dua pertiga peningkatkan risiko penyakit serius, salah satunya penyakit jantung koroner.
Partisipan pria yang melaporkan penurunan hasrat seksual memiliki kemungkinan 33 persen lebih tinggi terdiagnosis penyakit jantung koroner daripada partisipan pria lain yang memiliki hasrat seksual yang stabil atau meningkat.
Tidak hanya itu, partisipan pria yang melaporkan penurunan hasrat seksual juga mengalami 41 persen peningkatan risiko insiden penyakit jangka panjang dan 63 persen kemungkinan lebih tinggi untuk terkena kanker.
Sementara itu, partisipan pria yang mengalami penurunan frekuensi aktivitas seksual memiliki 47 persen peningkatkan risiko penurunan kesehatan. Sedangkan mereka yang melaporkan penurunan kemampuan ereksi memiliki risiko 66 persen lebih tinggi dalam hal penurunan kesehatan.
Salah satu teori mengapa tidak pernah atau jarang berhubungan seksual dapat memicu timbulnya penyakit adalah rendahnya kadar hormon endorfin dalam tubuh.
Saat berhubungan seksual, tubuh akan melepas hormon endorfin atau yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Tingkat endorfin yang bersirkulasi kerap dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah dan mencegah timbulnya virus atau bakteri.
Di samping itu, hubungan seksual juga dianggap sebagai bentuk olahraga atau aktivitas fisik yang bisa menyehatkan tubuh.
Kesimpulannya, penyebab munculnya penyakit serius seperti kanker bukanlah keputusan tidak menikah, melainkan karena tidak memiliki anak atau tidak menyusui bagi wanita.
Sementara bagi pria, timbulnya kondisi seperti penyakit jantung koroner berpotensi disebabkan oleh minimnya aktivitas seksual atau gaya hidup sedentari.
Terlepas dari keputusan tidak menikah atau menikah, kamu disarankan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut.
Advertisement
Ditulis oleh Fadli Adzani
Referensi
Artikel Terkait
Daftar kebutuhan gizi wanita berbeda setiap fasenya. Pemenuhan kalsium dan zat besi sangat dibutuhkan saat masa pertumbuhan wanita, sedangkan pemenuhan asam folat dan B12 dibutuhkan saat wanita memasuki usia subur.
9 Mei 2019
Kebiasaan menunda pekerjaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya mindfulness. Apa itu mindfulness dan bagaimana hal tersebut dapat menghilangkan kebiasaan menunda yang sering kita lakukan?
21 Jun 2019
Cara mengurangi hormon androgen pada wanita dapat dilakukan dengan terapi hormon. Selain itu, Anda juga dapat mengiringi terapi tersebut dengan konsumsi kacang-kacangan, makanan kaya asam lemak omega 3, hingga teh
23 Okt 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved