Gejala malaria pada anak dapat berujung kematian apabila tidak segera mendapatkan penanganan. Beberapa gejala malaria pada anak meliputi demam tinggi, menggigil, mudah marah, diare, muntah, turunnya nafsu makan, sakit kepala, hingga hilangnya fokus saat beraktivitas.
3
(2)
11 Nov 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Bila Anda mencurigai Si Kecil mengalami malaria, segera konsultasikan ke dokter
Table of Content
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi parasit dalam tubuh. Parasit ini masuk ke tubuh melalui gigitan nyamuk. Berpotensi menyerang seluruh kelompok usia, anak-anak menjadi yang paling rentan menderita malaria. Gejala malaria pada anak beragam dan hampir sama dengan apa yang dialami orang dewasa. Apabila tidak segera mendapatkan penanganan, malaria dapat menyebabkan kematian.
Advertisement
Gejala malaria pada anak umumnya akan muncul dalam waktu 6 hingga 30 hari setelah buah hati Anda terinfeksi parasit Plasmodium yang dibawa oleh nyamuk melalui gigitannya. Namun, dalam beberapa kasus, gejala mungkin membutuhkan waktu hingga 12 bulan untuk muncul.
Berikut ini beberapa gejala malaria pada anak yang umum terjadi:
Apabila anak Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera konsultasikan kondisinya dengan dokter. Gejala malaria pada anak bisa berkembang dengan cepat dan berpotensi menyebabkan kematian jika tidak segera mendapatkan penanganan.
Malaria tidak bisa sepenuhnya dicegah. Namun, ada sejumlah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi risiko anak terserang malaria. Beberapa tindakan yang bisa Anda terapkan untuk melindungi anak dari serangan malaria, di antaranya:
Hindari adanya genangan air dalam atau di lingkungan sekitar rumah. Genangan air adalah tempat yang sering digunakan nyamuk untuk bertelur.
Untuk mencegah nyamuk bertelur, Anda dapat menambahkan bubuk abate di tempat-tempat seperti kolam dan saluran air terbuka. Saat mengepel lantai, tambahkan sedikit minyak serai dalam air untuk menjauhkan nyamuk dari dalam rumah Anda.
Guna mencegah gigitan nyamuk, Anda bisa memasang kelambu di tempat tidur anak. Sebagai perlindungan tambahan, Anda bisa mengoleskan krim berbahan dasar minyak serai pada area kulit anak yang terbuka untuk menjauhkannya dari nyamuk.
Mencegah nyamuk masuk ke dalam kamar anak bisa dilakukan dengan memasang jaring pada pintu dan jendela. Pilih jaring anti nyamuk yang bisa dilepas agar Anda bisa membersihkannya ketika mulai kotor.
Pakaian berwarna gelap diketahui menarik perhatian dan mengundang nyamuk untuk datang. Maka dari itu, Anda disarankan memilihkan pakaian berwarna terang untuk anak guna mengurangi risiko serangan nyamuk.
Nyamuk umumnya tidak dapat berkembang biak dan bergerak aktif pada tempat-tempat yang bersuhu dingin. Memasang AC di kamar anak dapat membantu meminimalkan gigitan nyamuk pada buah hati Anda.
Saat mengajak si Kecil berjalan-jalan ke taman dekat rumah, hindari tempat yang menjadi sarang nyamuk seperti semak-semak. Anda juga bisa mengoleskan losion antinyamuk pada kulit anak sebelum pergi.
Fumigasi adalah pengasapan yang dilakukan untuk membasmi hama, termasuk nyamuk. Rutin melakukan fumigasi sangatlah penting untuk membasmi populasi nyamuk di sekitar lingkungan tempat tinggal Anda.
Menerapkan cara-cara di atas tidak sepenuhnya menghindarkan anak Anda dari malaria. Jika Anda menemukan adanya gejala malaria pada anak, segera berkonsultasi dengan dokter supaya mendapatkan langkah penanganan yang tepat.
Anak di bawah usia 5 tahun menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terkena serangan malaria. Pada tahun 2016, malaria menjadi penyebab sekitar 285 ribu anak di Afrika meninggal sebelum usia 5 tahun.
Selain Afrika, ditemukan juga banyak kasus malaria di benua-benua seperti Asia, Eropa, dan Amerika Latin. Tak hanya anak, wanita hamil juga rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium ini.
Untuk mengatasi malaria, dokter biasanya akan meresepkan obat antimalaria berdasar jenis dan tingkat keparahannya. Selain itu, menerapkan pola makan sehat pada anak juga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
Beberapa cara mengatasi malaria pada anak, antara lain:
Apabila terjadi infeksi parah, perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan. Selain pengobatan secara oral, obat antimalaria juga bisa diberikan melalui injeksi maupun intravena.
Baca Juga
Gejala malaria pada anak berpotensi menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani. Selain itu, penyakit ini juga dapat memicu sejumlah komplikasi kesehatan seperti kerusakan otak, anemia parah, kejang, serta gagal ginjal.
Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk memahami gejala malaria pada anak. Jika anak Anda mengalami beberapa gejala yang disebutkan, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Untuk berdiskusi lebih lanjut terkait gejala malaria pada anak, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
Terdapat beberapa gusi bengkak pada anak yang perlu diwaspadai, di antaranya abses gigi hingga radang gusi. Bagaimana cara mengobatinya?
Hernia umbilikalis pada bayi adalah kondisi ketika usus, lemak atau cairan mendorong melalui lubang pusar sehingga terbentuk tonjolan. Kondisi ini bisa diatasi dengan jalan operasi.
Gejala difteri pada anak, di antaranya penglihatan ganda, bicara yang tidak jelas, suara serak, hidung berair, hingga pembengkakan langit-langit mulut. Cara mengobatinya pun beragam, mulai dari menggunakan obat antitoksin hingga antibiotik.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh Tim Dokter Sehatq
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved