Beberapa penyebab konjungtivitis atau mata merah yaitu infeksi bakteri, infeksi virus, alergi, dan iritasi. Konjungtivitis juga bisa ditimbulkan oleh infeksi jamur, parasit, dan amuba.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
11 Jan 2021
Konjungtivitis dapat menimbulkan gejala seperti kemerahan, rasa gatal, dan munculnya kotoran mata
Table of Content
Konjungtivitis merupakan peradangan atau infeksi pada konjungtiva, yakni membran transparan yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih bola mata. Disebut juga dengan mata merah, konjungtivitis dapat menimbulkan gejala seperti kemerahan, rasa gatal, dan munculnya kotoran mata. Ada beberapa penyebab konjungtivitis yang menimbulkan rasa tak nyaman ini. Apa saja penyebab konjungtivitis?
Advertisement
Bisa karena infeksi, alergi, dan iritasi, ini dia ragam penyebab konjungtivitis:
Salah satu penyebab konjungtivitis yang utama adalah infeksi bakteri. Terdapat sejumlah jenis bakteri yang menjadi pemicu mata merah ini, termasuk Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, hingga Moraxella catarrhalis. Pada kasus yang jarang terjadi, Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae juga dapat menjadi penyebab konjungtivitis.
Konjungtivitis bakterial biasanya lebih rentan dialami oleh anak-anak ketimbang orang dewasa. Banyak kasus penyakit ini juga dapat menular dengan mudah.
Selain bakteri, virus juga menjadi mikroorganisme yang memicu konjungtivitis. Konjungtivitis jenis ini dapat disebabkan oleh beragam tipe virus, termasuk adenovirus, virus herpes simplex, virus varicella-zoster, bahkan SARS-CoV-2 pemicu Covid-19.
Konjungtivitis akibat virus juga mudah menular. Bahkan, beberapa jenis virus dapat menimbulkan wabah konjungtivitis.
Konjungtivitis tak hanya disebabkan oleh infeksi mikroba. Penyakit mata merah ini pun bisa muncul karena reaksi alergi – misalnya saat mata terpapar alergen berupa serbuk sari bunga.
Saat terpapar alergen, tubuh akan merespons alergen dengan melepaskan antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). IgE kemudian merangsang sel khusus yang disebut sel mast di mata dan saluran pernapasan untuk melepaskan senyawa seperti histamin. Pelepasan histamin tersebut memicu gejala reaksi alergi, termasuk mata merah.
Iritan seperti zat-zat kimia juga dapat menjadi penyebab konjungtivitis. Contoh zat kimia yang menjadi iritan dan memicu konjungtivitis yaitu klorin, senyawa yang biasa digunakan sebagai disinfektan kolam renang.
Selain empat penyebab konjungtivitis yang umum di atas, beberapa kasus gangguan mata ini juga bisa dipicu oleh faktor berikut ini:
Penanganan konjungtivitis akan disandarkan pada penyebabnya di atas.
Jika penyebab konjungtivitis adalah bahan kimia iritan, gejala yang dialami pasien biasanya bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari (pada kasus yang ringan). Namun, bila gangguan mata merah ini disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, atau alergi, penanganan berikut akan diperlukan:
Untuk kasus konjungtivitis akibat infeksi bakteri, antibiotik adalah metode pengobatan yang paling utama. Orang dewasa cenderung lebih menyukai antibiotik tetes. Namun, untuk anak-anak, salep antibiotik menjadi pilihan yang lebih baik karena lebih mudah dioleskan.
Dengan penggunaan antibiotik, gejala konjungtivitis yang dialami pasien bisa hilang hanya dalam beberapa hari.
Sayangnya, belum ada obat yang bisa menyembuhkan konjungtivitis virus. Namun, gejala gangguan mata ini bisa hilang dengan sendirinya dalam 7 hingga 10 hari. Dokter biasanya akan menyarankan kompres hangat untuk membantu meredakan gejala konjungtivitis yang dialami pasien.
Untuk mengobati konjungtivitis akibat reaksi alergi, dokter biasanya akan meresepkan antihistamin untuk menghentikan peradangan. Obat antihistamin tersebut dapat berupa loratadine dan diphenhydramine, yang dapat membantu menghilangkan gejala alergi.
Penanganan lain untuk konjungtivitis alergi termasuk obat tetes mata antihistamin atau obat tetes mata anti-peradangan.
Pada kasus konjungtivitis akibat iritan yang tidak sembuh atau jika bahan kimia tersebut bersifat kaustik (merusak), Anda perlu dengan memeriksakan diri dokter sesegera mungkin.
Percikan bahan kimia yang kaustik berisiko menyebabkan kerusakan mata permanen. Gejala konjungtivitis yang tak kunjung reda juga dapat menunjukkan bahwa masih ada benda asing di mata, atau mungkin sudah membentuk goresan di kornea atau sklera.
Kompres hangat dapat ditempelkan ke area mata untuk meringankan rasa sakit akibat konjungtivitis. Anda juga bisa membeli obat tetes mata yang dijual bebas. Obat tetes mata yang dijual bebas dapat meniru cara kerja air mata sendiri – sehingga membantu meringankan gejala konjungtivitis.
Bila sering menggunakan lensa kontak, Anda disarankan untuk menghentikan penggunaan perangkat tersebut sampai mata merah dan gejalanya benar-benar hilang sama sekali.
Baca Juga
Ada beragam penyebab konjungtivitis yang memicu mata merah, termasuk infeksi bakteri, infeksi virus, reaksi alergi, hingga iritasi. Bila masih memiliki pertanyaan terkait penyebab konjungtivitis, Anda bisa menanyakan ke dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Aplikasi SehatQ bisa diunduh gratis di Appstore dan Playstore sebagai sumber informasi kesehatan mata terpercaya.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Mata bayi berair bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti saluran air mata yang tersumbat hingga flu. Mengatasi kondisi ini tak boleh sembarangan dan harus disesuaikan dengan penyebabnya.
29 Jul 2020
Katarak pada bayi bisa disebabkan oleh berbagai hal termasuk bawaan lahir atau disebut katarak kongenital. Kenali penyebab dan penanganan katarak yang tepat agar kondisinya tidak semakin memburuk.
12 Jun 2019
Mata merah saat bangun tidur sebenarnya merupakan kondisi ringan dan dapat dipicu oleh berbagai hal. Untuk mengatasinya, Anda dapat menggunakan obat tetes mata yang mengandung tetrahydrozoline hydrochloride
2 Jul 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved