Penyebab bau kaki dapat terjadi akibat jarang mengganti kaus kaki dan sepatu, hiperhidrosis, atau infeksi jamur. Atasi masalah ini dengan membersihkan kaki secara teratur.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
4 Jul 2022
Jarang mengganti kaus kaki menjadi penyebab bau kaki yang paling umum
Table of Content
Apakah Anda memiliki masalah bau kaki? Tentu saja hal tersebut bisa membuat Anda merasa minder, terutama pada orang-orang di dekat Anda. Lantas, apa sebenarnya penyebab bau kaki dan bagaimana cara menghilangkan bau pada kaki? Simak ulasannya berikut ini.
Advertisement
Dalam istilah medis, kondisi bau kaki disebut dengan bromodosis. Bromodosis adalah kondisi di mana kaki memproduksi keringat berlebih sehingga menghasilkan pertumbuhan bakteri pada kulit yang menimbulkan bau tak sedap.
Penyebab bau kaki umumnya berkaitan erat dengan kebersihan yang kurang terjaga. Meski begitu, bau kaki juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Jarang mengganti kaus kaki atau sepatu dan sering memakai sepatu yang pengap atau basah bisa membuat kaki menjadi lembap. Area kaki yang lembap tersebut dapat memicu terjadinya pertumbuhan bakteri lebih banyak. Bakteri dan keringat yang menumpuk dapat menyebabkan bau busuk.
Dalam NCBI disebutkan bahwa pada kasus tertentu kondisi ini juga bisa memicu pitted keratolysis akibat Corynebacterium, Dermatophilus congolensis, atau Streptomyces. Adapun gejalanya berupa kulit telapak kaki berlubang kecil-kecil yang terkadang menyatu dan disertai nyeri, sensasi terbakar, serta berbau.
Perubahan hormonal dapat menyebabkan bertambahnya produksi keringat. Kondisi ini umumnya terjadi pada masa pubertas maupun kehamilan. Tak heran, jika remaja dan ibu hamil lebih rentan mengalami bau kaki karena keringat yang berlebih.
Hiperhidrosis adalah kondisi ketika seseorang berkeringat secara berlebihan, bahkan terkadang tak berkaitan dengan aktivitas fisik maupun suhu panas. Kaki penderita hiperhidrosis pun bisa sangat basah dan lembap oleh keringat sehingga memicu timbulnya, terutama saat mengenakan sepatu.
Infeksi jamur, seperti halnya kutu air di jari-jari kaki, dapat menyebabkan bau yang tak sedap. Bukan hanya itu, infeksi jamur juga bisa menimbulkan ruam dan rasa gatal yang tak tertahankan, hingga menimbulkan luka-luka. Kebersihan kaki yang buruk menjadi penyebab umum infeksi jamur.
Stres dapat menimbulkan berbagai respons yang berbeda pada setiap orang, mulai dari gatal-gatal, berjerawat, pusing, hingga mual.
Sebagian orang justru berkeringat secara berlebihan pada telapak tangan dan kakinya saat sedang stres. Hal tersebut disebabkan oleh pelepasan hormon kortisol yang memicu kelenjar keringat untuk memproduksi keringat secara berlebihan. Banyaknya keringat tentu bisa memicu bau tak sedap pada kaki.
Jika bau kaki yang Anda alami dirasa sudah mengganggu, maka Anda perlu menemukan cara untuk menghilangkan bau kaki. Meski tak dapat hilang sepenuhnya, tetapi mengurangi keringat berlebih bisa membantu meredakan bau.
Berikut beberapa cara mengatasi bau kaki yang bisa Anda coba:
Mencuci kaki secara rutin bisa menjadi cara menghilangkan bau pada kaki.
Cucilah kaki setiap hari dengan sabun antibakteri dan air untuk menghilangkan kotoran dan kuman yang menempel. Jika perlu, gosok dengan batu apung untuk menghilangkan kulit mati pada kaki.
Selanjutnya, pastikan untuk mengeringkan kaki agar tidak lembap. Anda juga bisa menggunakan bedak kaki atau antiperspirant untuk menjaga kaki tetap kering dan bebas bakteri.
Jangan lupa untuk menjaga kaki tetap bersih dan rapi untuk mencegah penumpukan bakteri yang menimbulkan bau.
Selain mencuci kaki, Anda juga bisa rendam kaki dengan air hangat dan larutan garam atau cuka. Cobalah untuk merendam kaki seminggu sekali selama 20 menit.
Garam memiliki sifat antibakteri yang mampu menghilangkan bakteri penyebab bau kaki. Selain itu, merendam kaki dengan air hangat juga bisa menciptakan efek relaksasi.
Gantilah kaus kaki setiap hari, terutama jika basah, agar kebersihannya tetap terjaga. Selain itu, pilihlah bahan kaus kaki yang dapat menyerap kelembapan dari kulit dan membuat kaki bernapas, bahan nilon dan polyester misalnya.
Pastikan sepatu yang dikenakan tidak terlalu sempit karena bisa menyebabkan kaki Anda banyak berkeringat. Pasalnya, sepatu yang sempit bisa menahan kelembapan kulit.
Pilihlah sepatu yang sedikit longgar. Jika memungkinkan, pilihlah sepatu dengan ujung terbuka.
Agar sepatu tidak bau, Anda harus rutin membersihkannya. Setelah dipakai, cucilah sepatu dan keringkan di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Selain itu, Anda pun bisa menyemprotkan cairan disinfektan pada bagian dalam dan sol sepatu.
Anda juga bisa berganti sepatu pada hari tertentu, terutama saat cuaca panas atau musim hujan.
Menggunakan sepatu atau handuk bergantian dengan orang lain bisa menjadi sarana penularan bakteri penyebab bau kaki dan masalah kulit lainnya.
Itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi bau kaki yang perlu Anda ketahui. Apabila bau kaki tak mengalami perubahan atau disertai gejala lain, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan atau merekomendasikan tindakan medis tertentu.
Jika masih ada pertanyaan seputar penyebab dan tips menghilangkan bau kaki, Anda juga bisa bertanya melalui fitur chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang!
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Gangguan hormon dapat memicu sejumlah penyakit. Apa saja jenis penyakit akibat ketidakseimbangan hormon tubuh? Berikut informasinya.
14 Apr 2021
Trauma akustik adalah cedera pada telinga bagian dalam akibat paparan suara dengan desibel tinggi. Umumnya, acoustic trauma terjadi setelah paparan suara sangat keras.
8 Jul 2021
Kadar asam urat normal pria dan wanita tidaklah sama. Tak hanya jenis kelamin, usia juga berpengaruh. Pada orang lanjut usia (lansia), nilainya bisa lebih tinggi.
17 Jul 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Reni Utari
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved