logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Kehamilan

Bibir Sumbing pada Bayi, Dapat Terdeteksi Sejak dalam Kandungan

open-summary

Bibir sumbing pada bayi adalah kelainan bawaan di mana ada celah di bibir bagian atas saat bayi lahir. Kondisi ini perlu diatasi karena dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

27 Agt 2020

Bibir sumbing pada bayi ditandai dengan adanya celah di bibir bagian atas

Bibir sumbing membuat bayi memiliki celah pada bibir atasnya

Table of Content

  • Penyebab bibir sumbing pada bayi
  • Kapan bibir sumbing pada bayi bisa terdeteksi?
  • Dampak bibir sumbing pada bayi
  • Cara mengatasi bibir sumbing pada bayi
  • Apakah bibir sumbing bisa dicegah?
  • Apakah bibir sumbing menurun pada anak berikutnya?

Bibir sumbing pada bayi adalah kondisi yang terjadi sejak masa kehamilan. Ini membuat bibir atas bayi memiliki celah atau terbelah.

Advertisement

Kondisi ini terjadi saat bibir bayi tidak terbentuk dengan sempurna selama perkembangan janin dalam kandungan.

Dapat dikatakan, bayi yang mengalami bibir sumbing adalah salah satu cacat lahir paling umum.

Celah pada bibir sumbing bisa berjumlah satu atau lebih, dan dapat terletak di tengah, kanan, atau kiri pada bibir bagian atas.

Panjang celahnya juga bervariasi, yakni bisa pendek dan hanya selebar bibir, atau panjang hingga mendekati hidung dan langit-langit dalam mulut.

Penyebab bibir sumbing pada bayi

Pada kebanyakan kasus, tidak diketahui secara pasti penyebab anak dengan kondisi bibir sumbing. Apalagi, Anda atau dokter juga tidak bisa mencegah kondisi ini.

Mengutip dari Cleveland Clinic, para ilmuwan percaya bahwa salah satu penyebab anak menderita bibir sumbing adalah karena faktor keturunan (genetik) dan lingkungan.

Besar kemungkinan bayi baru lahir mengalami bibir sumbing jika orangtua, saudara kandung, atau kerabat lainnya mengalami masalah tersebut.

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko cacat lahir, seperti:

  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan.
  • Janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
  • Paparan bahan kimia.
  • Merokok atau minum alkohol saat hamil.

Baca Juga

  • Tumbuh Lanugo (Bulu-Bulu Halus) di Sekujur Tubuh Bayi, Normalkah?
  • 7 Langkah Pencegahan Stunting pada Anak yang Penting Dilakukan
  • Posisi Tidur Bayi Baru Lahir hingga Usia 3 Bulan yang Aman

Kapan bibir sumbing pada bayi bisa terdeteksi?

Bibir sumbing umumnya baru diketahui setelah bayi lahir. Kondisi ini akan langsung tampak, sehingga tidak memerlukan langkah diagnosis tertentu.

Namun, pada beberapa kasus, kondisi bibir sumbing bisa terdeteksi dengan menggunakan bantuan USG sejak bayi masih dalam kandungan.

Saat menganalisis gambar, dokter mungkin bisa melihat adanya perbedaan struktur wajah.

Kemungkinan, kondisi anak dengan bibir sumbing bisa terdeteksi USG sejak usia kehamilan 13 minggu. Seiring perkembangan janin, dokter akan lebih mudah mendiagnosis bibir sumbing.

Apabila setelah USG terlihat adanya celah, dokter juga mungkin akan merekomendasikan prosedur amniosentesis.

Ini adalah prosedur untuk mengambil sampel cairan ketuban untuk melihat apakah janin mempunyai sindrom genetik cacat lahir.

Dampak bibir sumbing pada bayi

Bibir sumbing bisa menyebabkan beberapa gangguan atau masalah kesehatan, terutama di awal kehidupan bayi. Gangguan tersebut meliputi:

  • Sulit menyusu, baik ASI atau susu formula, karena mulutnya tidak bisa tertutup dengan sempurna
  • Berisiko mengalami infeksi telinga hingga gangguan pendengaran karena rentan mengalami penumpukan cairan di bagian tengah.
  • Lebih rentan mengalami kerusakan gigi karena cenderung tidak berkembang dengan baik.
  • Berisiko mengidap gangguan bicara, seperti tidak dapat mengeluarkan bunyi kata dengan tepat.

Namun, terdapat berbagai cara untuk mengatasi bibir sumbing yang dapat menjadi pilihan supaya kualitas hidup penderita bisa lebih baik.

Cara mengatasi bibir sumbing pada bayi

Tujuan perawatan atau pengobatan bibir sumbing adalah untuk meningkatkan kemampuan anak untuk makan, berbicara, dan mendengar seperti anak pada umumnya.

Selain cara mengatasi bibir sumbing pada bayi, orangtua juga perlu mengetahui perawatan jangka panjang, di antaranya adalah:

1. Operasi

Operasi bibir sumbing biasa dilakukan sejak bayi baru lahir berusia 3-6 bulan. Prosedur ini bertujuan menutup celah pada bibir dan memperbaiki bentuk mulut.

Ini adalah beberapa urutan rangakaian operasi bibir sumbing pada bayi, seperti:

  • Perbaikan bibir sumbing pada usia 3 – 6 bulan pertama.
  • Perbaikan celah langit-langit pada usia 12 bulan atau lebih awal.
  • Operasi lanjutan antara usia 2 tahun dan periode akhir remaja.

2. Penggunaan alat bantu makan

Bayi dengan bibir sumbing kemungkinan mengalami kesulitan saat minum ASI atau susu formula. Untuk itu ibu mungkin perlu mengikuti pelatihan khusus.

Sebagai contoh, bagaimana cara memposisikan bayi agar proses menyusu tetap lancar. Dokter juga dapat menyarankan penggunaan jenis botol susu khusus untuk penderita bibir sumbing.

3. Pemeriksaan telinga secara berkala

Anak dengan bibir sumbing juga kemungkinan berisiko mengalami gangguan pendengaran karena penumpukan cairan.

Jika memengaruhi pendengaran secara signifikan, alat bantu dengar atau tabung kecil grommet akan dipasang untuk mengalirkan cairan tersebut.

4. Perawatan gigi

Jika bibir sumbing pada bayi menimbulkan risiko pada kesehatan gigi, maka pemeriksaan gigi juga perlu dilakukan secara rutin.

Tidak menutup kemungkinan anak Anda perlu menggunakan kawat gigi apabila gigi dewasa tidak tumbuh dengan baik.

5. Terapi bicara

Ahli terapis akan memantau perkembangan bicara dan bahasa dalam masa perkembangan bayi hingga anak.

Mereka akan membantu orangtua dengan masalah bicara atau bahasa yang dialami oleh anak penderita bibir sumbing.

Apakah bibir sumbing bisa dicegah?

Belum ada langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bibir sumbing, maupun perkembangannya sejak terdeteksi hingga bayi lahir.

Pasalnya, kondisi ini terjadi akibat perkembangan jaringan yang tidak sempurna. Faktor genetik dan lainnya (diabetes, obesitas, serta kurangnya asam folat saat kehamilan) diperkirakan dapat meningkatkan risiko bibir sumbing pada bayi.

Oleh karena itu, langkah pencegahan yang dapat disarankan adalah menurunkan faktor risikonya. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Melakukan pemeriksaan genetik sebelum atau pada awal kehamilan.
  • Menjaga agar kehamilan tetap sehat, misalnya rajin minum suplemen sesuai anjuran dokter dan menerapkan pola makan yang seimbang.
  • Tidak merokok ataupun mengonsumsi alkohol saat akan hamil dan selama mengandung.

Apakah bibir sumbing menurun pada anak berikutnya?

Sebagian besar kasus bibir sumbing tidak menurun pada anak berikutnya. Walaupun begitu, risikonya tetap ada sekitar 2-8%.

Risiko bibir sumbing pada bayi mungkin lebih besar apabila orang tua memiliki suatu kondisi genetik yang diwariskan, seperti sindrom DiGeorge.

Apabila Anda ingin tahu lebih banyak mengenai bibir sumbing pada bayi, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play

Advertisement

bibir sumbinginfeksi telingatumbuh kembang bayicacat lahircacat bawaanperkembangan bayi

Ditulis oleh Annisa Trimirasti

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved