EMDR therapy dianggap sebagai salah satu penanganan PTSD paling efektif. Ada 8 fase yang akan dilalui oleh pasien dalam 12 kali pertemuan. Mulai dari ulasan masa lalu, penanganan, hingga evaluasi.
2023-03-29 03:22:01
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
EMDR dianggap efektif untuk menangani PTSD
Table of Content
Salah satu teknik psikoterapi interaktif yang bertujuan untuk meredakan stres psikologis adalah EMDR therapy. EMDR berarti eye movement desensitization and reprocessing. Metode ini dinilai efektif untuk penanganan orang yang mengalami trauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).
Advertisement
Dalam sesi terapi EMDR, klien akan diminta mengingat pengalaman yang traumatis dengan cepat. Di saat yang sama, terapis akan mengarahkan pergerakan mata. Dengan demikian, fokus akan teralihkan dan respons psikologis pun lebih tenang.
Secara berkala, harapannya orang yang mengikuti terapi EMDR akan lebih stabil saat terpapar pikiran atau memori tertentu. Respons yang muncul tidak akan terlalu emosional.
Lebih detail lagi, berikut manfaat dari melakukan terapi EMDR:
EMDR therapy diklasifikasikan dalam 8 fase berbeda. Artinya, klien perlu hadir beberapa kali untuk merampungkan seluruh sesinya. Rata-rata, terapi ini dilakukan dalam 12 sesi berbeda.
Apa saja isi dari fase itu?
Dalam fase pertama ini, terapis akan mengulas masa lalu sekaligus evaluasi kondisi kliennya. Sesi ini juga meliputi berbicara tentang trauma dan mengidentifikasi kenangan traumatis agar bisa ditangani secara spesifik.
Terapis kemudian akan membantu klien mempelajari beberapa cara berbeda untuk menghadapi stres psikologis atau emosional yang dialami. Dalam fase ini, digunakan metode mengelola stres seperti teknik pernapasan dan mindfulness.
Dalam fase ketiga terapi EMDR, terapis akan mengidentifikasi memori spesifik yang menjadi target. Komponen terkait seperti sensasi fisik yang muncul ketika mengingat hal itu juga akan menjadi target.
Terapis mulai menerapkan teknik terapi EMDR untuk menangani memori tertentu. Dalam sesi-sesi ini, klien diminta fokus pada pikiran, kenangan, atau gambaran yang negatif.
Secara simultan, terapis akan meminta klien melakukan gerakan mata spesifik. Tak hanya itu, terapis juga bisa memberikan stimulasi seperti menepuk atau gerakan lain, bergantung pada kasus masing-masing.
Setelah stimulasi bilateral diberikan, terapis akan meminta klien mengosongkan pikiran dan mengenali apa perasaan yang muncul mendadak. Setelah pikiran teridentifikasi, terapis akan meminta klien kembali fokus pada kenangan traumatis itu atau pindah ke memori lain.
Apabila klien merasa kurang nyaman, terapis akan mengajak kembali ke masa kini sebelum mulai mengingat pengalaman traumatis lagi. Dari waktu ke waktu, rasa tidak nyaman saat mengenang hal tertentu akan memudar.
Fase terakhir ini berisi evaluasi setelah seluruh sesi rampung. Bukan hanya klien, terapis juga akan melakukan hal yang sama.
Baca Juga
Ada banyak penelitian dan studi komparatif yang menunjukkan terapi EMDR merupakan metode yang efektif untuk PTSD. Bahkan, ini merupakan salah satu opsi penyembuhan yang sangat direkomendasikan oleh Department of Veterans Affairs’ di Amerika Serikat dalam menangani PTSD.
Selain itu, dalam studi pada tahun 2012 terhadap 22 orang, diketahui bahwa terapi ini membantu 77% individu yang mengalami masalah psikologis. Halusinasi, delusi, dan kecemasan berlebih yang dialami jauh membaik setelah merampungkan proses ini.
Tak hanya itu, gejala-gejala terjadinya depresi juga berkurang berkat terapi EMDR.
Sedikit mundur ke tahun 2002, ada studi yang membandingkan EMDR therapy dengan terapi paparan berkelanjutan. Hasilnya, terapi EMDR lebih efektif dalam meredakan gejala. Bahkan, klien EMDR lebih banyak yang mengikuti sesi hingga akhir. Dropout rate dari partisipan lebih rendah.
Menariknya lagi, ada studi-studi lain yang menyebut EMDR therapy tak hanya efektif untuk jangka pendek saja, tapi juga jangka panjang. Ketika dipantau lagi 3-6 bulan berikutnya, partisipan tetap merasakan manfaatnya.
Terapi ini termasuk salah satu yang aman dan hanya menimbulkan sedikit efek samping ketimbang konsumsi obat. Meski demikian, klien yang akan mengikuti terapi ini perlu ingat bahwa perlu beberapa sesi dan mustahil rampung hanya dalam satu kali pertemuan.
Beberapa hal yang mungkin juga perlu diantisipasi adalah:
Beberapa orang mungkin saja memilih terapi EMDR ketimbang mengonsumsi obat yang efek sampingnya tak bisa ditebak. Ada pula yang memadukan terapi ini dengan konsumsi obat atau jenis terapi lain seperti desensitisasi sistematis.
Baca Juga
Manapun yang dipilh, kembali lagi pada kondisi setiap individu. Kenali apa yang memicu stres atau trauma secara perlahan. Tujuannya agar penanganan bisa efektif.
Untuk berdiskusi lebih lanjut seputar gejala depresi atau stres yang dipicu pengalaman traumatis lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda-beda. Mengatur pola makan sehat berdasarkan usia penting dilakukan agar Anda tidak rentan terserang penyakit. Pahami nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh Anda.
Cream tartar adalah bumbu dapur yang sering digunakan untuk membuat kue. Ternyata, krim tartar punya banyak manfaat kesehatan, seperti mengatasi jerawat hingga meredakan nyeri ulu hati. Namun hati-hati, ada beberapa efek samping yang juga harus diperhatikan.
Ambivert adalah kepribadian yang berada di tengah-tengah introvert dan ekstrovert. Kepribadian ini diketahui dapat menjadi pendengar maupun pembicara yang baik.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved