Berberine adalah zat bioaktif yang secara alami ada pada beberapa jenis tanaman seperti anggur Oregon, barberry Eropa, dan kunyit pohon. Klaimnya, zat ini bisa menurunkan gula darah hingga menyehatkan jantung.
23 Jul 2021
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Buah barberry kering yang mengandung berberine
Table of Content
Berberine adalah zat bioaktif yang secara alami ada pada beberapa jenis tanaman seperti anggur Oregon, barberry Eropa, dan kunyit pohon. Bukan tanpa alasan mengapa berberine digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok sejak berabad silam. Klaimnya bisa menurunkan gula darah hingga menyehatkan jantung.
Advertisement
Ketika diolah dalam bentuk suplemen, berberine adalah satu dari sedikit contoh suplemen yang sama efektifnya seperti obat kimia. Selain itu, zat berwarna kuning ini juga kerap digunakan sebagai bahan pewarna alami.
Ketika seseorang mengonsumsi berberine, tubuh akan menyerap dan membawanya ke aliran darah. Kemudian, sirkulasinya akan mencapai berbagai macam sel-sel tubuh.
Di dalam sel-sel ini, berberine kemudian mengikat beberapa target molekular dan mengubah fungsi mereka. Inilah yang membuat cara kerjanya mirip dengan obat-obatan farmasi.
Mekanisme biologis berberine cukup rumit, namun ada satu yang menarik. Berberine mampu mengaktifkan enzim di dalam sel yang disebut AMP-activated protein kinase. Enzim ini bekerja layaknya tombol pengendali metabolisme tubuh.
Perannya sangat utama dan bisa ditemukan di sel-sel organ penting tubuh seperti otak, ginjal, hati, jantung, serta otot. Itulah mengapa dampak berberine cukup signifikan terhadap metabolisme.
Sejak berabad silam hingga kini, peneliti terus mengulik manfaat dari zat bioaktif ini. Beberapa manfaat berberine adalah:
Tidak tanggung-tanggung, berberine dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes tipe 2 secara signifikan. Bahkan, efektivitasnya kerap disandingkan dengan obat diabetes populer yaitu metformin, glipizide, dan rosiglitazone.
Menariknya, cara kerja berberine ketika masuk ke tubuh bisa berbeda-beda mekanismenya, yaitu:
Memperkuat hal ini, tim peneliti asal Shanghai Institute of Endocrinology and Metabolism melakukan eksperimen terhadap 116 pasien diabetes. Mereka mengonsumsi 1 gram berberine setiap harinya. Hasilnya, kadar gula darah menurun hingga 20% menjadi normal.
Inilah yang membuat berberine sudah lazim dikonsumsi sebagai suplemen bagi penderita diabetes. Utamanya, bagi mereka yang perlu menurunkan kadar gula darah.
Berberine adalah zat bioaktif yang dapat menurunkan kadar kolesterol total, sekaligus meningkatkan kadar kolesterol baik atau HDL. Bahkan, protein apolipoprotein B yaitu si pembentuk kolesterol juga berkurang 13-15%. Jika terlalu tinggi, protein ini adalah faktor risiko utama penyakit jantung.
Tak hanya itu, berberine juga bekerja dengan menghambat enzim Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin tipe 9 atau PCSK9. Dengan demikian, ada lebih banyak kolesterol jahat atau LDL yang dibuang dari aliran darah.
Di saat yang sama, suplemen berberine juga dapat menurunkan kadar gula darah dan obesitas. Semua merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Sebuah studi pada tahun 2012 meneliti dampak berberine terhadap berat badan. Studi dilakukan selama 12 pekan terhadap individu yang obesitas. Mereka mengonsumsi suplemen berberine sebanyak 500 miligram, tiga kali sehari.
Hasilnya secara rata-rata, berat badan responden turun 2,2 kilogram. Tak hanya itu, lemak tubuhnya juga turun 3,6%.
Temuan menarik lainnya juga mendeteksi manfaat berberine terhadap orang dengan sindrom metabolik. Tim peneliti asal China mengamati perubahan setelah mengonsumsi 300 miligram berberine selama tiga bulan.
Hasilnya, indeks massa tubuh partisipan turun dari 31,5 menjadi 27,4. Artinya, dari obesitas menjadi overweight hanya dalam waktu tiga bulan.
Diyakini, turunnya berat badan ini terjadi karena fungsi hormon yang mengendalikan lemak semakin optimal. Di saat yang sama, berberine juga menghambat tumbuhnya sel lemak di level molekular.
Pada Februari 2014 lalu, penelitian menemukan manfaat berberine sebagai antioksidan dan anti-peradangan. Utamanya, ketika digunakan dalam rangkaian pengobatan untuk diabetes.
Tak hanya itu, berberine juga dapat melawan mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Dua orang peneliti asal Slovak University of Technology menemukan fakta ini. Aktivitas antimikroba dalam berberine diamati dari tanaman anggur Oregon.
Dari berbagai penelitian di atas, rata-rata konsumsi suplemen berberine setiap harinya adalah antara 900-1.500 miligram. Umumnya, orang mengonsumsi 500 miligram berberine tiga kali sehari sebelum makan.
Apabila Anda mengonsumsi berberine, penting untuk memecah jadwalnya beberapa kali sehari agar kadar gula darah tetap stabil. Namun, pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter apabila Anda sedang mengonsumsi obat tertentu, terutama penurun kadar gula darah.
Secara umum, suplemen berberine aman dikonsumsi. Efek samping yang mungkin muncul adalah perut kembung, kram, diare, konstipasi, sakit perut, dan buang gas.
Begitu mantapnya khasiat berberine dalam menurunkan kadar gula darah, sampai membuatnya tak kalah populer dibandingkan dengan pengobatan diabetes lain. Dampak positif juga dapat diperoleh mereka yang mengalami sindrom metabolik.
Tak menutup kemungkinan juga suplemen ini dapat menjaga kesehatan jantung hingga melindungi dari penyakit kronis akibat penuaan.
Baca Juga
Mungkin di masa depan, akan semakin banyak riset yang menemukan manfaat menjanjikan dari berberine.
Untuk berdiskusi lebih lanjut kemungkinan interaksi suplemen ini dengan obat diabetes, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penyebab gigi kuning perlu diketahui sebagai metode pencegahan awal. Jenis makanan yang Anda konsumsi, dan kebiasaan merokok bisa jadi penyebab gigi kuning.
Minuman untuk asam lambung ternyata cukup beragam untuk dikonsumsi. Mulai dari teh herbal hingga yogurt, manfaatnya baik untuk penderita asam lambung.
Waktu yang tepat untuk olahraga skipping bisa memengaruhi hasilnya terhadap kebugaran tubuh. Berapa lama sebaiknya Anda melakukan skipping? Berikut ini rekomendasinya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved