Penyebab keputihan pada wanita antara lain perubahan hormon saat menjelang menstruasi, infeksi bakteri, jamur, dan virus, kehamilan, efek samping penggunaan produk pembersih vagina, penggunaan obat-obatan tertentu, hingga radang panggul serta kanker serviks. Masing-masing penyebab akan menunjukkan ciri keputihan yang berbeda.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
27 Feb 2021
Penyebab keputihan pada wanita salah satunya adalah infeksi bakteri
Table of Content
Penyebab keputihan tidak selalu berbahaya. Meski keberadaannya bagi sebagian wanita dianggap mengganggu, keluarnya cairan putih ini dalam kondisi normal sebenarnya bermanfaat bagi kesehatan vagina.
Advertisement
Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina yang dalam kondisi normal berfungsi untuk mengusir kuman dan bakteri dari vagina, sehingga organ reproduksi utama ini bisa tetap bersih dan terbebas dari infeksi.
Keputihan biasanya keluar menjelang menstruasi dan normalnya berwarna bening sedikit putih. Keputihan normal adalah yang tidak berbau. Jika cairan yang keluar dari vagina berbeda dari ciri tersebut, bisa jadi ada penyebab keputihan lain yang perlu Anda waspadai.
Keputihan bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari yang normal hingga penyakit, seperti berikut ini.
Dalam kondisi normal, vagina memproduksi cairan yang berguna untuk menyingkirkan berbagai bakteri, virus, dan kuman yang berbahaya dari vagina. Cairan ini lah yang sering dikenal sebagai keputihan.
Selama siklus menstruasi yang rata-rata berlansung selama 28 hari, konsistensi dan warna cairan keputihan bisa berbeda-beda. Ini adalah hal yang normal.
Pada awal siklus menstruasi, keputihan yang keluar biasanya akan sedikit bercampur dengan darah karena proses menstruasi akan dimulai. Lalu pada masa ovulasi, konsistensi keputihan menjadi lebih cair dan bening.
Infeksi jamur di vagina juga bisa menjadi penyebab keputihan. Namun, keputihan yang muncul akibat kondisi ini biasanya juga akan disertai dengan gejala lain seperti:
Infeksi jamur pada vagina bisa dipicu oleh beberapa kondisi, seperti:
Vaginosis bakteri adalah kondisi infeksi bakteri pada vagina yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan bakteri baik dan buruk di vagina. Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami vaginosis bakteri, seperti:
Keputihan yang disebabkan oleh vaginosis bakteri memiliki beberapa ciri yang khas, yaitu:
Trichmoniasis merupakan infeksi yang terjadi di vagina akibat protozoa yang bernama Trichomonas vaginalis. Kondisi ini bisa menjadi penyebab keputihan tidak normal yang berciri:
Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita yang sering bergonta-ganti pasangan seksual. Pria juga bisa mengalami trichominiasis, sehingga wanita yang berhubungan seks dengan pria tersebut bisa tertular, meski si pria tidak merasakan gejala apapun.
Infeksi menular seksual adalah penyebab keputihan tidak normal lain yang perlu Anda waspadai. Contoh infeksi yang dapat memicu keluarnya keputihan antara lain chlamydia dan gonorrhea alias kencing nanah.
Keputihan yang muncul akibat kondisi ini biasanya memiliki ciri sebagai berikut:
Pelvic inflammatory disease atau penyakit radang panggul adalah infeksi yang sering menular melalui kontak seksual. Kondisi ini terjadi saat bakteri di vagina, masuk dan menyebar ke organ reproduksi lainnya.
Keputihan yang disebabkan oleh PID umumnya memiliki ciri sebagai berikut:
Penyebab keputihan lainnya adalah virus human papiloma yang kemudian bisa berkembang menjadi kanker serviks. Virus ini dapat menyebar melalui kontak seksual.
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi virus ini biasanya akan terlihat seperti:
Konsumsi antibiotik jenis tertentu juga bisa menjadi penyebab keputihan. Sebab, penggunaan antibiotik terkadang dapat memicu infeksi jamur pada vagina.
Dalam kondisi normal, di vagina terdapat jamur dan bakteri dalam jumlah yang seimbang, sehingga tidak mengakibatkan infeksi.
Namun saat mengonsumsi antibiotik dalam jumlah dan jenis tertentu, bakteri yang ada di vagina bisa ikut berkurang. Akibatnya, jumlah jamur meningkat dan menyebabkan infeksi.
Saat terjadi infeksi jamur inilah keputihan akan muncul disertai dengan gejala lain seperti gatal dan rasa terbakar.
Keluarnya keputihan selama kehamilan, selama tidak disertai gejala infeksi lainnya adalah hal yang normal. Hanya saja, volume keputihan yang keluar di periode ini biasanya akan lebih banyak dibanding sebelum mengandung.
Sebab, cairan vagina tersebut dibutuhkan untuk menyingkirkan berbagai bakteri, virus, dan kuman lain dari vagina agar tidak masuk ke rahim dan membahayakan janin.
Volume keputihan akan semakin meningkat di akhir masa kehamilan dan biasanya cairan yang keluar mulai akan terlihat sedikit merah muda. Jika ini sudah terjadi, maka tandanya waktu persalinan sudah semakin dekat.
Penggunaan produk pembersih vagina yang terbuat dari bahan yang tidak tepat, bisa mengubah keseimbangan asam basa (pH) pada vagina, sehingga memicu keluarnya keputihan.
Baca Juga: Warna Keputihan yang Perlu Diwaspadai
Keputihan adalah hal yang normal terjadi pada setiap wanita. Namun, memang ada beberapa penyebab keputihan yang tidak normal, seperti infeksi dan penyakit lainnya.
Keputihan yang normal punya ciri yang berbeda dengan keputihan yang tidak normal. Keputihan yang normal memiliki ciri seperti berikut ini:
Sementara itu, keputihan yang tidak normal memiliki ciri:
Baca Juga
Mengenali berbagai penyebab keputihan pada wanita akan membuat Anda lebih waspada ketika ada gangguan yang terjadi di organ reproduksi.
Apabila Anda ingin tahu lebih banyak seputar penyebab keputihan maupun tentang kesehatan organ reproduksi lainnya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Tanda ovulasi gagal adalah menstruasi tidak teratur, volume darah haid yang lebih sedikit dari biasanya, dan tidak munculnya kram maupun nyeri saat perdarahan terjadi. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari obesitas hingga PCOS.
13 Nov 2020
Keputihan saat hamil tua adalah kondisi yang normal untuk mengurangi risiko infeksi vagina dan rahim. Kondisi ini akan makin berat pada minggu-minggu menjelang persalinan.
23 Agt 2023
Beberapa metode pengobatan miom antara lain konsumsi obat antiinflamasi, terapi hormon, pasang KB spiral, dan operasi rahim. Jenis pengobatan akan disesuaikan dengan ukuran dan lokasi miom serta kondisi kesehatan pasien.
2 Nov 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved