logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Kesehatan Wanita

8 Penyakit Vagina yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mencegahnya

open-summary

Penyakit vagina antara lain infeksi jamur vagina, vaginosis bakteri, klamidia vaginitis, trikomoniasis, gonore, kista, kutil kelamin, dan polip vagina. Gejala penyakit vagina antara lain nyeri dan gatal di area vagina, sakit saat buang air kecil, dan ada perdarahan di luar siklus haid.


close-summary

17 Jun 2022

| Armita Rahardini

Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari

Penyakit vagina dapat ditandai dengan keluhan vagina gatan dan keputihan

Penyakit vagina bisa ditandai dengan rasa gatal di vagina

Table of Content

  • Berbagai penyakit vagina dan penyebabnya
  • Cara mencegah munculnya penyakit di vagina

Penyakit vagina biasanya muncul dengan berbagai keluhan. Mulai dari rasa gatal, rasa sakit, sensasi panas atau perih, ada perdarahan di luar haid, dan keluarnya cairan vagina yang tidak wajar atau keputihan. Untuk mendapatkan pengoabatan yang tepat, penyebab penyakit vagina perlu diketahui terlebih dulu. 

Advertisement

Berbagai penyakit vagina dan penyebabnya

Jenis penyakit vagina antara lain infeksi jamur dan bakteridi vagina dan kutil kelamin
Penyakit di vagina bisa terjadi karena virus, jamur, dan bakteri

Sebagai salah satu organ reproduksi wanita yang utama, menjaga kesehatan vagina tentu sangat penting dilakukan. Karena itu Anda perlu mengetahui juga jenis-jenis penyakit yang bisa menyerang vagina agar bisa lebih waspada. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Infeksi jamur vagina

Infeksi jamur vagina adalah salah satu penyebab paling sering dari peradangan vagina atau vaginitis. Infeksi ini terjadi saat flora normal atau jamur yang biasanya bisa membantu keseimbangan di vagina bernama candida, tumbuh secara berlebihan. 

Gejala infeksi jamur vagina antara lain:

  • Vagina gatal dan terasa panas
  • Vagina terasa nyeri
  • Sakit saat buang air kecil
  • Vagina bengkak
  • Keluar keputihan yang tidak normal, seperti berubah warna dan berbau busuk
  • Sakit saat berhubungan seksual
  • Keluar darah dari vagina di luar siklus haid

Pertumbuhan jamur berlebihan di vagina biasanya disebabkan oleh perubahan kadar hormon, sehingga kondisi ini kerap muncul pada saat hamil, haid, atau ketika rutin mengonsumsi pil KB. Beberapa penyakit juga bisa meningkatkan risikko seseorang terkena penyakti vagina ini, antara lain diabetes dan penyakit yang mengganggu sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS

2. Bacterial vaginosis

Selain jamur candida, di vagina juga hidup sekelompok bakteri baik yang disebut lactobacilli. Saat jumlah bakteri baik ini menurun, maka jumlah bakteri jahat akan meningkat dan menyebabkan infeksi bakteri di vagina yang disebut sebagai vaginosis bakteriGejala vaginosis bakteri tidak jauh berbeda dengan infeksi jamur vagina.

3. Klamidia vaginitis

Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan termasuk dalam penyakit menular seksual. Penyakit ini dapat memicu gejala peradangan pada vagina.

Pada tahap awal infeksi bakteri, ada perempuan yang mengalami gejala keputihan abnormal. Tapi banyak juga kaum hawa yang tidak merasakan gejala sama sekali.

Jika infeksi klamidia di vagina sudah menyebar ke leher rahim (serviks) dan rahim, biasanya akan muncul perdarahan di luar siklus menstruasi atau perdarahan setelah melakukan hubungan seksual secara vaginal.

Perempuan yang telah aktif berhubungan seks sebaiknya melakukan tes rutin setahun sekali. Langkah ini bertujuan mendeteksi infeksi klamidia karena penyakit vagina ini kerap tak bergejala.

Jika tak diobati dalam waktu cukup lama, klamidia bisa mempertinggi risiko terganggunya kesuburan atau fertilitas penderitanya. 

BACA JUGA: 6 Penyebab Sariawan di Vagina dan Cara Mengobatinya

4. Trichomoniasis

Penyakit vagina yang satu ini menular lewat hubungan seksual. Disebut trichomonas vaginitis, penyakit ini disebabkan oleh parasit bersel tunggal bernama Trichomonas vaginalis

Gejala infeksi menular seksual ini sama dengan infeksi lainnya pada vagina. Mulai dari iritasi, rasa sakit dan panas, kemerahan atau pembengkakan vulva, hingga keluar cairan abnormal dari vagina.

Anda bisa dicurigai terkena trichomoniasis bila mengalami keputihan yang berwarna kuning kehijauan dan memiliki bau amis. 

5. Gonore

Gonore atau kencing nanah adalah penyakit vagina yang juga digolongkan sebagai penyakit menular seksual. Uniknya, penyakit ini seringkali tidak menimbulkan gejala pada perempuan. Jikapun ada, gejala yang dikeluhkan meliputi keluar keputihan yang abnormal, sakit saat buang air kecil, dan sakit saat melakukan hubungan seksual lewat vagina. 

Pada banyak kasus, infeksi akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae ini juga berbarengan dengan infeksi klamidia. Karena itu, dokter akan memberi obat untuk mengatasi gonore sekaligus klamidia jika Anda terdeteksi mengidap gonore. 

6. Kista vagina

Penyakit vagina dengan keluhan rasa sakit serta tidak nyaman bisa juga disebabkan oleh adanya kista yang terbentuk di dinding vagina. Kista vagina adalah semacam kantung di dinding vagina yang bisa berisi udara, nanah, atau jaringan parut. 

Beberapa jenis kista vagina antara lain:

  • Kista bartholin berupa benjolan yang muncul di salah satu atau kedua sisi liang vagina.
  • Kista duktus Gartner berupa kista yang muncul ketika hamil.
  • Kista endometriosis berupa jaringan-jaringan endometrium yang membentuk kista di vagina. 
  • Kista inklusi vagina yang terbentuk akibat ada luka pada dinding vagina, misalnya karena melahirkan. 

Ada kista yang ukurannya cukup besar dan menimbulkan rasa sakit, Namun sebagian besar kista vagina hanya berupa benjolan kecil yang tidak menimbulkan keluhan. 

7. Kutil vagina

Kutil vagina adalah penyakit vagina yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) dan termasuk sebagai penyakit menular seksual.

Kutil yang tumbuh di dalam vagina biasanya tidak terasa. Namun kutil yang tumbuh di dekat lubang vagina bisa teraba maupun terlihat.  

Kutil kelamin yang tumbuh di area vagina umumnya berbentuk mirip tahi lalat yang bergerombol. Permukaannya juga cenderung kasar. 

8. Polip vagina

Polip vagina adalah pertumbuhan kulit yang berlebihan. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah skin tags. Penyakit vagina yang satu ini tidak memerlukan penanganan medis, kecuali kalau menimbulkan rasa sakit atau terjadi perdarahan. 

Mengingat begitu banyak jenis penyakit vagina yang bisa menyerang kaum hawa, kebersihan vagina sangatlah penting untuk dijaga. Waspadai pula gejala-gejala janggal yang mulai terasa dan periksakan diri ke dokter.

Cara mencegah munculnya penyakit di vagina

Untuk mencegah penyakit di vagina harus menjaga kebersihan vagina dengan baik
Untuk mencegah penyakit di vagina harus menjaga kebersihan vagina dengan baik

Setelah mengetahui jenis-jenis penyakit vagina, Anda juga perlu mengetahui cara-cara untuk mencegah kemunculannya. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kemunculan penyakit di vagina:

1.  Bersihkan vagina dengan baik

Untuk mencegah munculnya penyakit vagina, maka Anda perlu menjaga kebersihan vagina dengan baik. Bersihkan area vagina dengan air bersih secara teratur dan pastikan Anda mengeringkannya dan tidak membiarkannya dalam kondisi lembap karena akan mempermudah tumbuhnya bakteri atau jamur.

2. Rutin lakukan pemeriksaan

Untuk langkah deteksi dini, Anda disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi organ reproduks ke dokter. Pemeriksaan rutin yang dapat dilakukan salah satunya adalah Pap Smear.

3. Dapatkan vaksin

Mendapatkan vaksin adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit vagina yang disebabkan oleh virus, terutama virus HPV. Selain bisa mencegah munculnya kutil vagina, vaksin HPV juga dapat mencegah kanker serviks.

Vaksin HPV bisa mulai diberikan untuk anak perempuan mulai usia 11-12 tahun. Jika saat usia tersebut belum menerima vaksin HPV, maka vaksin ini bisa didapatkan hingga usia 26 tahun. Jenis vaksin HPV lainnya ada yang bisa diberikan hingga usia 45 tahun.

4. Jangan lakukan hubungan seks berisiko

Hubungan seks berisiko seperti tidak menggunakan kondom dan sering bergonta-ganti pasangan akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular seksual di vagina. Gunakan kontrasepsi saat Anda melakukan seks vaginal, oral, maupun anal karena semuanya sama-sama bisa menjadi jalur penularan penyakit.

5. Hindari bahan yang membuat iritasi vagina

Hindari bahan-bahan yang bisa membuat vagina iritasi seperti pembersih vagina yang mengandung parfum atau bahan-bahan lain yang terlalu keras untuk kulit vagina yang sensitif. Anda juga tidak disarankan menggunakan pewangi vagina karena bisa memicu iritasi.

Selain memperhatikan bahan-bahan perawatan, Anda juga perlu memperhatikan jenis pakaian dalam yang digunakan. Pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun dan tidak terlalu ketat agar area sirkulasi udara di area tersebut bisa berjalan baik.

Baca Juga

  • Keputihan karena Jamur, Gejala dan Penyebab yang Bisa Terjadi
  • Kista Kelenjar Bartholin: Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya
  • Kenali Penyebab Vagina Bau Bawang dan Cara Mengatasinya

Jika Anda  masih memiliki pertanyaan seputar penyakit vagina, konsultasikan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan SehatQ, Unduh gratis di App Store dan Google Play.

Advertisement

gonorrheavagina gatalkandidiasis vaginakeputihanklamidiakista bartholin

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 24 Jam

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved