Penyakit vagina antara lain infeksi jamur vagina, vaginosis bakteri, klamidia vaginitis, trikomoniasis, gonore, kista, kutil kelamin, dan polip vagina. Gejala penyakit vagina antara lain nyeri dan gatal di area vagina, sakit saat buang air kecil, dan ada perdarahan di luar siklus haid.
17 Jun 2022
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Penyakit vagina bisa ditandai dengan rasa gatal di vagina
Table of Content
Penyakit vagina biasanya muncul dengan berbagai keluhan. Mulai dari rasa gatal, rasa sakit, sensasi panas atau perih, ada perdarahan di luar haid, dan keluarnya cairan vagina yang tidak wajar atau keputihan. Untuk mendapatkan pengoabatan yang tepat, penyebab penyakit vagina perlu diketahui terlebih dulu.
Advertisement
Sebagai salah satu organ reproduksi wanita yang utama, menjaga kesehatan vagina tentu sangat penting dilakukan. Karena itu Anda perlu mengetahui juga jenis-jenis penyakit yang bisa menyerang vagina agar bisa lebih waspada. Berikut ini beberapa di antaranya:
Infeksi jamur vagina adalah salah satu penyebab paling sering dari peradangan vagina atau vaginitis. Infeksi ini terjadi saat flora normal atau jamur yang biasanya bisa membantu keseimbangan di vagina bernama candida, tumbuh secara berlebihan.
Gejala infeksi jamur vagina antara lain:
Pertumbuhan jamur berlebihan di vagina biasanya disebabkan oleh perubahan kadar hormon, sehingga kondisi ini kerap muncul pada saat hamil, haid, atau ketika rutin mengonsumsi pil KB. Beberapa penyakit juga bisa meningkatkan risikko seseorang terkena penyakti vagina ini, antara lain diabetes dan penyakit yang mengganggu sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS.
Selain jamur candida, di vagina juga hidup sekelompok bakteri baik yang disebut lactobacilli. Saat jumlah bakteri baik ini menurun, maka jumlah bakteri jahat akan meningkat dan menyebabkan infeksi bakteri di vagina yang disebut sebagai vaginosis bakteri. Gejala vaginosis bakteri tidak jauh berbeda dengan infeksi jamur vagina.
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan termasuk dalam penyakit menular seksual. Penyakit ini dapat memicu gejala peradangan pada vagina.
Pada tahap awal infeksi bakteri, ada perempuan yang mengalami gejala keputihan abnormal. Tapi banyak juga kaum hawa yang tidak merasakan gejala sama sekali.
Jika infeksi klamidia di vagina sudah menyebar ke leher rahim (serviks) dan rahim, biasanya akan muncul perdarahan di luar siklus menstruasi atau perdarahan setelah melakukan hubungan seksual secara vaginal.
Perempuan yang telah aktif berhubungan seks sebaiknya melakukan tes rutin setahun sekali. Langkah ini bertujuan mendeteksi infeksi klamidia karena penyakit vagina ini kerap tak bergejala.
Jika tak diobati dalam waktu cukup lama, klamidia bisa mempertinggi risiko terganggunya kesuburan atau fertilitas penderitanya.
BACA JUGA: 6 Penyebab Sariawan di Vagina dan Cara Mengobatinya
Penyakit vagina yang satu ini menular lewat hubungan seksual. Disebut trichomonas vaginitis, penyakit ini disebabkan oleh parasit bersel tunggal bernama Trichomonas vaginalis.
Gejala infeksi menular seksual ini sama dengan infeksi lainnya pada vagina. Mulai dari iritasi, rasa sakit dan panas, kemerahan atau pembengkakan vulva, hingga keluar cairan abnormal dari vagina.
Anda bisa dicurigai terkena trichomoniasis bila mengalami keputihan yang berwarna kuning kehijauan dan memiliki bau amis.
Gonore atau kencing nanah adalah penyakit vagina yang juga digolongkan sebagai penyakit menular seksual. Uniknya, penyakit ini seringkali tidak menimbulkan gejala pada perempuan. Jikapun ada, gejala yang dikeluhkan meliputi keluar keputihan yang abnormal, sakit saat buang air kecil, dan sakit saat melakukan hubungan seksual lewat vagina.
Pada banyak kasus, infeksi akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae ini juga berbarengan dengan infeksi klamidia. Karena itu, dokter akan memberi obat untuk mengatasi gonore sekaligus klamidia jika Anda terdeteksi mengidap gonore.
Penyakit vagina dengan keluhan rasa sakit serta tidak nyaman bisa juga disebabkan oleh adanya kista yang terbentuk di dinding vagina. Kista vagina adalah semacam kantung di dinding vagina yang bisa berisi udara, nanah, atau jaringan parut.
Beberapa jenis kista vagina antara lain:
Ada kista yang ukurannya cukup besar dan menimbulkan rasa sakit, Namun sebagian besar kista vagina hanya berupa benjolan kecil yang tidak menimbulkan keluhan.
Kutil vagina adalah penyakit vagina yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) dan termasuk sebagai penyakit menular seksual.
Kutil yang tumbuh di dalam vagina biasanya tidak terasa. Namun kutil yang tumbuh di dekat lubang vagina bisa teraba maupun terlihat.
Kutil kelamin yang tumbuh di area vagina umumnya berbentuk mirip tahi lalat yang bergerombol. Permukaannya juga cenderung kasar.
Polip vagina adalah pertumbuhan kulit yang berlebihan. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah skin tags. Penyakit vagina yang satu ini tidak memerlukan penanganan medis, kecuali kalau menimbulkan rasa sakit atau terjadi perdarahan.
Mengingat begitu banyak jenis penyakit vagina yang bisa menyerang kaum hawa, kebersihan vagina sangatlah penting untuk dijaga. Waspadai pula gejala-gejala janggal yang mulai terasa dan periksakan diri ke dokter.
Setelah mengetahui jenis-jenis penyakit vagina, Anda juga perlu mengetahui cara-cara untuk mencegah kemunculannya. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kemunculan penyakit di vagina:
Untuk mencegah munculnya penyakit vagina, maka Anda perlu menjaga kebersihan vagina dengan baik. Bersihkan area vagina dengan air bersih secara teratur dan pastikan Anda mengeringkannya dan tidak membiarkannya dalam kondisi lembap karena akan mempermudah tumbuhnya bakteri atau jamur.
Untuk langkah deteksi dini, Anda disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi organ reproduks ke dokter. Pemeriksaan rutin yang dapat dilakukan salah satunya adalah Pap Smear.
Mendapatkan vaksin adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit vagina yang disebabkan oleh virus, terutama virus HPV. Selain bisa mencegah munculnya kutil vagina, vaksin HPV juga dapat mencegah kanker serviks.
Vaksin HPV bisa mulai diberikan untuk anak perempuan mulai usia 11-12 tahun. Jika saat usia tersebut belum menerima vaksin HPV, maka vaksin ini bisa didapatkan hingga usia 26 tahun. Jenis vaksin HPV lainnya ada yang bisa diberikan hingga usia 45 tahun.
Hubungan seks berisiko seperti tidak menggunakan kondom dan sering bergonta-ganti pasangan akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit menular seksual di vagina. Gunakan kontrasepsi saat Anda melakukan seks vaginal, oral, maupun anal karena semuanya sama-sama bisa menjadi jalur penularan penyakit.
Hindari bahan-bahan yang bisa membuat vagina iritasi seperti pembersih vagina yang mengandung parfum atau bahan-bahan lain yang terlalu keras untuk kulit vagina yang sensitif. Anda juga tidak disarankan menggunakan pewangi vagina karena bisa memicu iritasi.
Selain memperhatikan bahan-bahan perawatan, Anda juga perlu memperhatikan jenis pakaian dalam yang digunakan. Pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun dan tidak terlalu ketat agar area sirkulasi udara di area tersebut bisa berjalan baik.
Baca Juga
Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar penyakit vagina, konsultasikan langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan SehatQ, Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Keputihan pada anak perempuan yang belum haid dianggap normal. Namun, jika terjadi perubahan pada jumlah cairan, warna, dan aroma keputihan, waspadai adanya infeksi.
Menjaga vagina tetap sehat dan normal sudah menjadi kewajiban bagi setiap wanita. Apa saja ciri vagina sehat dan bagaimana cara perawatannya? Simak artikel berikut ini!
Sabun pembersih kewanitaan sering diandalkan untuk membersihkan sekaligus memberikan aroma wangi pada vagina. Padahal, hal ini justru berbahaya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved