Alergi pada bayi disebabkan oleh kulit yang sensitif dan sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Cara mengobatinya adalah dengan memberikan krim hidrokortison, inhaler, hingga suntik hormon adrenalin
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
27 Apr 2023
Munculnya ruam kemerahan di wajah merupakan salah satu bentuk reaksi alergi pada bayi
Table of Content
Alergi pada bayi kerap terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Sebab, tubuh bayi pun memerlukan proses penyesuaian untuk mengenali apa yang akan dikonsumsi dan hal-hal di sekitar lingkungannya.
Advertisement
Selain itu, kulit bayi masih sensitif sehingga rentan terkena alergi. Saat penyakit pada bayi ini muncul, Si Kecil pun mengalami alergi kulit pada bayi. Akibatnya, kulit yang lembut dan mulus bayi berubah menjadi ruam kemerahan, gatal, melepuh, hingga mengelupas.
Bukan hanya itu, bayi juga menjadi lebih rewel dan sering menangis. Oleh sebab itu, kenali jenis-jenis alergi pada anak ini agar Anda bisa mengambil langkah penanganan yang tepat.
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi secara abnormal terhadap pemicu alergi. Riset yang terbit pada jurnal Clinical and Experimental Allergy menemukan, penyebab alergi pada anak juga terjadi akibat adanya faktor genetik.
Dalam hal ini, penelitian ini memaparkan, jika seseorang yang memiliki hubungan darah dengan orang yang sensitif terhadap pencetus alergi tertentu, maka risiko alergi orang tersebut akan muncul.
Baca Juga
Hal-hal yang dapat memicu alergi umumnya merupakan hal yang biasa dan tidak berbahaya. Beberapa jenis alergi yang umumnya terjadi, antara lain:
Bayi dapat mengalami alergi terhadap makanan apapun. Reaksi alergi bahkan bisa muncul pada lebih dari satu jenis makanan. ASI atau susu formula bisa menimbulkan alergi pada sebagian bayi. Selain itu, makanan seperti kacang-kacangan, telur, ikan, kerang, kedelai, dan gandum juga dapat memicu alergi.
Menurut riset yang terbit pada jurnal International Journal of Environmental Research and Public Health, penyebab alergi pada bayi dalam bentuk makanan atau minuman memengaruhi hingga 10% bayi di berbagai negara. Bahkan, dalam beberapa dekade terakhir, jumlah penderita alergi makanan pun meningkat.
Gejala alergi makanan yang biasanya muncul pada bayi, yakni batuk, sakit perut, diare, gatal-gatal, muntah, hidung meler, sulit bernapas, pembengkakan bibir atau lidah, hingga sesak napas atau mengi.
Mungkin Anda merasa rumah adalah tempat yang steril. Namun, bayi juga bisa mengalami alergi dalam ruangan.
Bulu boneka, jamur, binatang kecil (tungau atau serangga), serta hewan-hewan mikroskopis yang menempel di bantal, karpet, atau kasur di dalam ruangan bisa memicu terjadinya alergi.
Bukan hanya itu, asap rokok dan parfum yang memenuhi ruangan pun mampu membuat bayi terkena alergi. Bayi bisa mengalami gejala alergi, seperti pilek, hidung tersumbat, bersin, ruam, dan gatal-gatal.
Bayi dapat mengalami alergi hewan peliharaan karena bulu, air liur, atau urinnya. Bulu hewan peliharaan bisa menempel di tempat tidur bayi sehingga memicu alergi.
Bukan hanya itu, air liur atau urine hewan peliharaan yang mengering dapat berubah menjadi partikel-partikel yang menyebar melalui udara. Hal tersebut juga bisa menyebabkan alergi.
Kucing dan anjing seringkali menjadi penyebab dari alergi hewan peliharaan pada bayi. Gejala alergi yang mungkin terjadi, yaitu bersin dan hidung berair.
Pada musim tertentu, bayi dapat lebih rentan terkena alergi. Kondisi ini disebut dengan rinitis alergi. Gejala yang dapat muncul, yaitu bersin, mata berair, batuk, hidung beringus, dan sakit telinga.
Jika dalam setahun pada waktu tertentu bayi Anda mengalami gejala tersebut, maka ada kemungkinan ia mengalami alergi musiman.
Ketika bayi sakit, Anda mungkin memberi antibiotik agar mereka bisa cepat sembuh. Namun, antibiotik ternyata merupakan obat yang paling sering menyebabkan alergi. Selain antibiotik, masih terdapat pula obat lain yang dijual bebas bisa memicu terjadinya alergi.
Jika setelah mengonsumsi obat tertentu bayi menunjukkan reaksi alergi, seperti batuk, ruam, gatal atau bahkan pembengkakan, maka bayi berpotensi mengalami alergi obat.
Alergi deterjen, sabun, ataupun popok yang digunakan untuk keperluan bayi disebabkan oleh adanya bahan kimia yang terkandung dalam produk tersebut. Hal ini berarti bayi mengalami alergi bahan kimia.
Oleh sebab itu, Anda sangat dianjurkan memilih produk yang aman untuk bayi karena kulit mereka yang masih sensitif.
Tentu, alergi pada bayi ini disebabkan akibat kulit bayi yang basah akibat bayi sering mengeluarkan liur (ngeces). Ruam ini biasanya terjadi di sekitar mulut, pipi, lipatan leher, dan dada bayi.
Ciri-ciri alergi pada bayi yang diakibatkan air liur adalah adanya ruam kemerahan dan benjolan. Selain itu, muncul pula bercak datar dan kulit yang terlihat pecah-pecah.
Jika bayi Anda mengalami alergi, sebaiknya konsultasikan pada dokter agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Mengobati alergi i umumnya tergantung pada jenis alergi yang dialaminya. Beberapa cara mengatasi alergi pada bayi, di antaranya:
Baca Juga
Alergi pada bayi terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna. Dalam hal ini, tubuh bayi masih beradaptasi dengan asupan yang dikonsumsi serta lingkungan di sekitarnya.
Penyebab alergi pada anak umumnya terjadi akibat faktor genetik. Sementara, jenis-jenis alergi pada bayi dibedakan berdasarkan pencetusnya.
Jika alergi pada anak tidak segera mendapat penanganan yang tepat, maka risiko yang parah seperti masalah pernapasan atau terbentuknya jaringan parut di kulit bisa terjadi.
Jika buah hati menunjukkan ciri-ciri alergi pada bayi, segera konsultasikan lebih lanjut dengan dokter anak.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Limbah B3 adalah bahan sisa pembuangan kegiatan dan proses produksi yang dapat merusak atau mencemarkan lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.
27 Nov 2020
Efek samping cetirizine yang umum terjadi cukup beragam, mulai dari rasa kantuk, mulut kering, dan sakit kepala. Pada kasus yang jarang terjadi, efek samping cetirizine juga dapat bersifat serius.
29 Okt 2020
Alergi ayam tidak boleh diremehkan. Sebab, gejalanya bermacam-macam, mulai dari sesak napas hingga hilangnya kesadaran.
31 Agt 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved