TB paru bisa sembuh total selama Anda taat menjalani pengobatan yang tepat. Jangan hentikan pengobatan di tengah jalan agar tidak memperburuk kondisi dan membuat bakteri jadi semakin sulit hilang.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
26 Jun 2020
Tuberkulosis paru bisa ditandai dengan munculnya batuk berdarah
Table of Content
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini paling sering menyerang paru-paru. Namun organ lain seperti otak dan tulang juga bisa dirusak olehnya. Itulah alasannya, diagnosis penyakit ini biasanya diikuti dengan nama organ yang diserang, seperti tuberkulosis paru (TB paru), tuberkulosis otak (TB otak), dan lain-lain.
Advertisement
Di banyak negara, tuberkulosis paru sudah sangat jarang terjadi. Namun di Indonesia, penyakit yang sangat menular ini masih banyak ditemukan, sehingga Anda perlu lebih waspada. Terlebih lagi, penularan penyakit ini bisa terjadi sangat mudah melalui udara.
Kabar baiknya, TB paru bisa sembuh total selama dideteksi sejak dini dan penderitanya taat menjalani pengobatan hingga selesai. Lebih lanjut, berikut ini penjelasan soal tuberkulosis paru yang penting untuk diketahui.
Tidak semua orang yang terinfeksi TB paru akan menunjukkan gejala segera setelah terpapar. Bakteri bisa saja masuk ke tubuh dan berdiam selama bertahun-tahun sebelum kemudian menimbulkan gejala. Kondisi ini disebut sebagai TB laten. Sementara itu, saat gejala sudah mulai muncul, maka status tuberkulosis berubah menjadi aktif.
Sebagian besar orang yang terpapar bakteri tuberkulosis akan langsung masuk ke fase aktif tanpa melalui fase laten. Berikut ini gejala-gejala yang akan muncul pada pengidap tuberkulosis.
Penyakit TB paru bisa menyebar melalui udara. Sehingga sangat mudah menular dari satu orang ke orang lainnya.
Jika ada satu orang penderita tuberkulosis paru aktif, batuk, bersin, atau bicara, maka bakteri penyebab penyakit ini sudah tersebar ke udara di sekitarnya. Lalu, saat orang di dekatnya menghirup udara yang sudah terkontaminasi tersebut, maka bakteri bisa masuk ke dalam paru-parunya dan mulai berkembang biak.
Perlu diingat bahwa TB paru yang sedang berada di fase laten tidak menular. Penyakit ini juga tidak menular lewat sentuhan, seperti berciuman, menggunakan alat makan yang sama, atau berjabat tangan.
Tuberkulosis paru bisa disembuhkan dengan obat hingga tuntas. Hanya saja, saat ini masih ada penderita penyakti ini yang tidak taat dalam mengonsumsi obat dan tidak menyelesaikan pengobatannya.
Memang, pengobatan TB paru membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan infeksi bakteri lainnya. Antibotik yang dipakai untuk mengobati penyakit ini biasanya harus diminum setiap hari selama 6 bulan tanpa putus. Di sinilah tantangan yang harus dihadapi para pengidapnya.
Masih banyaknya orang yang tidak menaati aturan minum obat juga membuat bakteri TB lama kelamaan menjadi resisten alias kebal. Karena sudah mempelajari strategi obat untuk menghancurkannya, bakteri tersebut kemudian berevolusi menjadi bentuk yang berbeda dan lebih kuat, sehingga obat-obatan tidak lagi mampu menghancurkannya.
Saat ini, tidak sedikit orang yang mengalami TB paru dengan bakteri yang sudah resisten. Sehingga, diperlukan lebih dari enam jenis obat untuk membasminya. Padahal pada bakteri TB yang tidak resisten, pengobatannya tidak perlu sebanyak itu.
Jenis obat yang biasa digunakan untuk membasmi penyakit ini antara lain:
Sementara itu untuk TB paru resisten, tambahan obat berupa antibiotik fluoroquinon dan obat suntik jenis amikacin atau capreomycin juga akan diberikan selama kurang lebih 20-30 bulan. Jenis obat lain, yaitu bedaquiline dan linezolid juga digunakan untuk mengatasi bakteri TB yang sudah resisten terhadap obat TB yang biasa digunakan.
Meski bisa sembuh total, tuberkulosis paru juga dapat berkembang menjadi kondisi yang parah, terutama pada kelompok individu yang dianggap rentan. Pada perokok berat dan pecandu akohol, misalnya, saat tubuh mereka terpapar bakteri TB paru, maka risikonya masuk ke fase aktif lebih tinggi.
Tuberkulosis juga merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi para pengidap HIV. Sebab, lemahnya daya tahan tubuh mereka membuat bakteri bisa berkembang dengan cepat dan lebih ganas. Selain HIV, beberapa penyakit di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena TB paru.
Konsumsi obat-obatan tertentu juga berisiko meningkatkan risiko terkena TB paru, karena beberapa obat bekerja dengan cara menekan kerja sistem imun. Obat-obatan ini biasanya digunakan dalam perawatan kanker, rheumatoid arthritis, lupus, psoriasis, hingga penyakit Chron.
Meski begitu, bukan berarti jika Anda mengalami kondisi-kondisi di atas, tuberkulosis yang dialami tidak bisa sembuh. Kondisi masih bisa membaik dengan pengobatan dan modifikasi perawatan yang akan dokter lakukan sesuai kondisi Anda.
Baca Juga
Pada pengobatan tuberkulosis, deteksi dini dan kedisiplinan dalam menjalani pengobatan adalah kunci untuk membasmi bakteri ini hingga tuntas. Sehingga, apabila Anda didiagnosis terkena penyaki ini, janganlah berkecil hati dan teruslah berusaha untuk menjalani pengobatan hingga tuntas.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Ada sejumlah bahan herbal yang dapat dijadikan obat pneumonia alami. Namun, obat-obatan ini sifatnya hanya membantu meringankan gejala. Apa saja obat tradisional radang paru-paru?
8 Agt 2019
Happy Hypoxia adalah kondisi yang muncul akibat kurangnya kadar oksigen di tubuh hingga jauh di bawah normal, tanpa gejala apapun. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa memicu kematian.
7 Sep 2020
Meskipun berukuran kecil, fungsi bronkiolus untuk kelancaran pernapasan tidak bisa diremehkan. Jika ksehatannya tak terjaga, gangguan pada organ ini pun bisa menimbulkan berbagai gangguan pernapasan, mulai dari asma hingga bronkiolitis.
3 Mei 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved