logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Hidup Sehat

Tak Hanya Diminum, Ini 9 Cara Pemberian Obat Lainnya

open-summary

Anda mungkin paling sering mengonsumsi obat dengan cara diminum atau disuntik. Namun, selain itu ada berbagai cara pemberian obat, seperti mengoleskannya. Berbagai perbedaan rute pemberian obat ini bertujuan agar daya serap obat lebih maksimal dan meminimalisir efek samping.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri

21 Agt 2023

cara pemberian obat secara oral alias diminum

Terdapat banyak cara pemberian obat, yang paling umum adalah oral

Table of Content

  • Berbagai cara pemberian obat

Saat harus mengonsumsi obat, metode apa yang paling sering Anda gunakan? Meminumnya, menyuntik, atau justru mengoleskannya? Ketiganya merupakan cara pemberian obat yang umum. Akan tetapi, selain ketiga itu, masih terdapat beberapa rute pemberian obat lain yang penting untuk diketahui. Memahami setiap caranya akan membantu pengobatan menjadi lebih efektif sesuai dengan fungsinya.

Advertisement

Berbagai cara pemberian obat

Obat-obatan tersedia dalam berbagai macam bentuk, sediaan, serta dosis. Perbedaan bentuk dan sediaan obat sebenarnya bukan tanpa maksud. 

Hal itu ditujukan agar obat dapat digunakan dan masuk ke tubuh secara efisien sehingga mampu mengatasi kondisi kesehatan secara optimal.

Kesalahan dalam pemberian obat justru dapat membuat kerja obat berkurang keampuhannya atau dapat memperbesar risiko efek samping. Berikut ini adalah berbagai cara pemberian obat yang umum ada.

Baca Juga

  • 6 Efek Samping Kolagen yang Perlu Diwaspadai
  • Mengenal Dampak Kekurangan Vitamin K bagi Kesehatan
  • Apa Benar Obat Peninggi Badan Efektif untuk Meninggikan Badan?

1. Oral (minum langsung)

Rute pemberian obat secara oral biasanya dilakukan untuk obat-obatan dalam bentuk sirup, cair, tablet, kapsul, maupun tablet kunyah. Pemberian obat secara oral paling sering digunakan karena mudah dan murah.

Obat yang diminum secara oral biasanya akan diserap di usus kecil dan menuju organ hati sebelum akhirnya disebarkan ke seluruh tubuh untuk menuju target pengobatan. Oleh karena melalui saluran pencernaan, hal ini tentu juga akan memengaruhi proses penyerapan obat lain atau makanan.

Itu sebabnya, beberapa obat disarankan untuk diminum saat perut kosong (sebelum makan) dan beberapa lainnya setelah makan.

2. Suntikan (parenteral)

rute pemberian obat lewat injeksi
Rute pemberian obat dengan menyuntik disebut juga parenteral

Sesuai namanya, cara pemberian obat ini dilakukan dengan menggunakan injeksi, alias suntikan. Biasanya, obat yang diberikan dengan cara injeksi memiliki dosis yang lebih kecil dibandingkan obat yang dikonsumsi secara oral. 

Hal ini karena obat tidak melalui proses penyerapan terlebih dulu di sistem pencernaan untuk mencapai pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh.

Sebagaimana dilansir dari ulasan Medication Routes of Administration, pemberian obat lewat injeksi, terbagi atas beberapa cara, yakni:

  • Intravena. Pemberian obat intravena menjadi yang paling umum dalam metode injeksi. Infus adalah salah satu jenisnya. Injeksi intravena dilakukan dengan menyuntikkan obat langsung ke pembuluh darah vena. Itu sebabnya, cara ini akan membuat efek kerja menjadi lebih cepat karena langsung diedarkan ke seluruh tubuh.
  • Intramuskular. Injeksi intramuskular dilakukan dengan menyuntikkan obat ke otot. Mengingat otot terletak lebih dalam, biasanya jarum yang digunakan akan lebih panjang dibandingkan intravena atau subkutan. Area injeksi intramuskular yang umum biasanya di lengan atas, paha, atau bokong. Injeksi intramuskular biasanya dipilih jika dosis obat yang diberikan lebih banyak.
  • Subkutan. Penyuntikan obat secara subkutan dilakukan di jaringan lemak di bawah kulit dengan jarum yang lebih pendek ketimbang dua metode sebelumnya. Suntik insulin adalah salah satu contoh yang paling umum. Kelebihan dari injeksi subkutan adalah obat biasanya dilepaskan secara perlahan sehingga lebih stabil. Lokasi suntikan bisa di mana saja, tapi yang paling umum biasanya di perut, paha, atau bokong.
  • Intratekal. Metode ini dilakukan dengan menyuntikkan obat di antara dua ruas tulang belakang bagian bawah. Rute pemberian obat ini biasanya dipilih untuk mengatasi masalah otak dan tulang belakang. Pemberian anestesi juga mungkin dilakukan dengan cara ini.

3. Sublingual dan bukal

Meski sama-sama masuk melalui mulut, metode pemberian obat ini berbeda dengan oral yang diminum (ditelan). Pemberian obat secara sublingual dilakukan dengan meletakkan obat di bawah lidah, sedangkan bukal meletakkan obat di antara gusi dan pipi bagian dalam.

Obat yang diletakkan di bawah lidah ataupun di antara pipi nantinya akan terserap ke pembuluh darah kapiler di rongga mulut. Cara ini membuat obat menyerap ke tubuh lebih cepat dibandingkan oral karena mempersingkat perjalanan obat, yakni tidak melalui proses pencernaan.

Namun, kebanyakan obat tidak diberikan dengan cara sublingual atau bukal karena mungkin tidak dapat terserap sempurna. Salah satu obat yang umum diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin, untuk meredakan angina.

4. Topikal (obat oles)

cara pemberian obat secara oles (topikal)
Salep merupakan salah satu cara pemberian obat topikal

Rute pemberian obat secara topikal dilakukan dengan mengoleskan obat ke kulit atau jaringan mukosa, sebagaimana disebut dalam tinjauan ilmiah Using medication: Topical medications.

Umumnya, obat oles diresepkan untuk mengobati masalah kulit yang tampak, seperti psoriasis, eksim, ruam, atau kulit kering.

Tak hanya obat-obatan, cara pemberian obat secara topikal juga dapat dilakukan untuk produk kecantikan untuk menutrisi dan melindungi kulit dari kerusakan.

Beberapa jenis sediaan obat topikal (oles) yang umum Anda temui, antara lain seperti salep, krim, losion, bedak, atau gel.

5. Supositoria (rektal)

Supositoria adalah cara pemberian obat melalui rektal (anus). Pemberian obat secara supositoria memungkinkan obat langsung terserap tubuh dan bekerja lebih cepat karena tidak perlu melalui saluran pencernaan.

Untuk beberapa kondisi, cara ini dinilai lebih efektif dibandingkan minum obat secara oral. Pemberian obat secara rektal dapat diberikan dalam beberapa kondisi, seperti mengatasi sembelit pada anak, mengalami mual hebat, hendak atau baru saja menjalani operasi, atau memiliki masalah kesulitan menelan.

6. Cara pemberian obat lainnya

cara pemberian obat metode uap
Nebulizer merupakan salah satu cara pemberian obat untuk masalah pernapasan

Selain kelima cara yang paling umum di atas, ada juga rute pemberian obat lainnya yang mungkin pernah atau bisa Anda gunakan, seperti:

  • Vaginal, yang dapat berupa tablet, krim, atau gel yang dimasukkan melalui vagina
  • Okular, berupa obat tetes mata ataupun salep mata. Para tenaga medis kerap menyebut jalur pemberian topikal
  • Obat tetes telinga
  • Nasal, seperti obat semprot hidung untuk mengatasi masalah di rongga hidung
  • Dihirup (inhalasi), dilakukan dengan mengubah obat menjadi partikel yang sangat kecil agar dapat terhirup dan masuk ke paru-paru

Perbedaan rute pemberian obat dimaksudkan agar obat dapat bekerja secara efektif dan optimal. Itu sebabnya, memahami dengan baik metode pemberian obat dapat membantu Anda untuk sembuh lebih cepat pula.

Biasanya, dokter akan menjelaskan kepada Anda mengenai metode pemberian obat yang diresepkan. Jangan ragu untuk bertanya sejelas mungkin agar obat dapat bekerja secara maksimal.

Advertisement

vitaminsuplemenminum obat

Ditulis oleh Rena Widyawinata

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved