Bahaya gluten dapat menyebabkan kerusakan usus halus hingga menimbulkan komplikasi kesehatan dalam jangka panjang. Jadi, perlukah kita melakukan diet bebas gluten?
11 Sep 2020
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Gluten adalah jenis protein yang terkandung dalam serealia
Table of Content
Gluten adalah jenis protein yang terdapat pada serealia, seperti gandum, jelai, dan gandum hitam. Protein alami ini juga dapat ditemukan pada produk-produk olahannya, sepert roti, donat, pizza, serta makanan lain yang berbahan dasar serealia tersebut.
Advertisement
Ciri khas makanan mengandung gluten adalah tekstur adonannya yang lengket, kenyal, dan elastis. Tidak ada nutrisi penting yang terkandung dalam gluten. Yang ada malah asumsi bahwa bahaya gluten mengancam siapa saja yang mengonsumsinya.
Diet gluten memang diharuskan untuk orang-orang dengan kondisi medis tertentu, seperti pengidap penyakit Celiac dan orang-orang yang sensitif atau memiliki intoleransi gluten. Namun, saat ini banyak juga orang yang mulai melakukan diet bebas gluten untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko dari bahaya gluten.
Gluten merupakan pantangan bagi penderita penyakit Celiac, yakni penyakit autoimun serius di mana konsumsi gluten dapat menyebabkan kerusakan usus halus.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan tubuh tidak dapat menyerap nutrisi sehingga bisa terjadi komplikasi masalah kesehatan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penderita penyakit Celiac harus melakukan diet bebas gluten seumur hidupnya.
Kemungkinan gluten dapat membahayakan kondisi usus halus juga terungkap dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2017 oleh Expert Review of Gastroenterology and Hepatology. Disebutkan bahwa bahaya gluten bagi pencernaan juga dapat terjadi pada orang yang tidak memiliki penyakit Celiac, tetapi tubuhnya berreaksi pada asupan gluten.
Selain penderita penyakit Celiac, orang-orang yang berisiko terhadap bahaya gluten adalah:
Orang pengidap GSE akan merasakan gejala yang sama dengan penderita penyakit Celiac, hanya saja tidak ada peningkatan kadar antibodi dan kerusakan usus.
Orang dengan alergi gandum dapat mengalami gejala ringan hingga parah, seperti gatal atau pembengkakan pada mulut dan atau tenggorokan, gatal-gatal pada tubuh, mata terasa gatal, sesak napas, mual, diare, kram, sampai anafilaksis (syok sebagai akibat dari alergi berat).
Dermatitis herpetiformis adalah respons autoimun berupa ruam kulit yang merah dan gatal terus-menerus sehingga dapat menyebabkan lecet dan benjolan akibat makan gluten.
Reaksi tubuh seseorang dalam menerima gluten memang berbeda-beda. Tidak sedikit orang yang tubuhnya menganggap gluten sebagai racun. Hal ini dapat mengaktifkan imun tubuh mereka, kemudian menimbulkan gejala yang dianggap bahaya gluten.
Penderita penyakit Celiac dan orang yang sensitif terhadap gluten dapat mengalami gejala-gejala kesehatan setelah mengonsumsinya, antara lain:
Sebuah penelitian di Australia yang melibatkan 34 orang penderita sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) menunjukkan bahwa konsumsi gluten memiliki kemungkinan besar memang dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Namun, apa yang dapat membuat gluten menyebabkan gangguan pencernaan masih belum bisa dipastikan.
Gangguan pencernaan akibat konsumsi gluten dapat berupa IBS, perubahan fungsi usus, dan perubahan mikrobioma usus. Hasil penelitian lainnya mengungkapkan bahwa orang yang sensitif terhadap gluten mengalami aktivasi kekebalan sistemik dan kerusakan sel usus saat mengonsumsinya.
Baca Juga
Pada dasarnya, menghindari gluten tidak memiliki risiko ataupun manfaat langsung bagi orang yang sehat. Gluten pun tidak jarang ditemukan pada makanan kaya akan nutrisi yang diperlukan tubuh.
Oleh karena itu, diet bebas gluten juga berpotensi mengakibatkan terbatasnya asupan nutrisi seseorang. Apalagi, sejumlah makanan bebas gluten tidak memiliki kandungan serat yang memadai.
Selain bagi penderita penyakit Celiac, gluten juga tidak baik dikonsumsi oleh orang-orang yang sensitif atau intoleransi terhadap gluten.
Namun, hingga saat ini, belum ada hasil penelitian yang membuktikan secara signifikan bahwa konsumsi gluten dapat membahayakan kesehatan seseorang tanpa kondisi medis khusus.
Sehingga, selama gluten masih dapat dicerna dengan baik dan tidak ada keluhan atau gejala mencurigakan setelah mengonsumsinya, maka tidak ada bahaya gluten yang perlu dicemaskan.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Gejala kanker lambung dapat berupa penurunan berat badan yang mendadak, nafsu makan turun, merasa kenyang lebih cepat, dan darah di feses. Pasien juga mungkin menunjukkan ciri kanker lambung lain seperti muntah darah dan tubuh lelah luar biasa.
Kandungan gizi telur puyuh seperti protein, vitamin A, dan vitamin B baik untuk kesehatan. Namun, kadar kolesterolnya yang tinggi membuat telur puyuh sebaiknya dihindari oleh orang yang punya riwayat hiperkolesterolemia.
Tahukah Anda bahwa beberapa jenis makanan dapat memicu kanker paru paru? Makanan-makanan tersebut umum ditemukan dan bahkan biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satunya adalah roti putih yang memiliki kadar glikemik yang tinggi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved