Lama virus corona bertahan hidup pada suatu benda cukup kuat, sehingga penyakit ini tidak hanya dapat menular melalui percikan. Ia juga dapat menular melalui benda sekitar.
2023-03-21 10:37:32
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari
Virus corona bisa bertahan pada gagang pintu
Table of Content
Saat ini, virus corona menjadi wabah yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Bermula dari Wuhan di Tiongkok, virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) telah menyebar ke berbagai negara, seperti Italia, Iran, Korea Selatan, Malaysia, bahkan Indonesia.
Advertisement
Tak hanya dapat menular antar manusia, virus ini juga bisa bertahan pada permukaan benda yang terkontaminasi oleh percikan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi. Akan tetapi, berapa lama virus corona bisa bertahan pada benda?
COVID-19 bisa menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan (droplet) yang keluar dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi saat bersin, batuk, atau mengeluarkan napas. Ketika Anda menghirupnya, tentu saja Anda bisa terjangkit.
Bahkan percikan-percikan tersebut juga bisa jatuh pada benda dan permukaan di sekitar Anda. Saat Anda menyentuh benda atau permukaan tersebut, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut maka virus bisa masuk ke dalam tubuh.
Jadi, dapat dikatakan bahwa mungkin saja Anda terjangkit COVID-19 akibat menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya. Memang cara ini bukanlah cara utama penyebaran virus, namun tetap berpeluang menularkan penyakit corona.
Hal ini tentu membuat banyak orang merasa cemas jika benda-benda atau permukaan di sekitarnya telah terkontaminasi virus SARS-CoV-2, yakni penyebab COVID-19 yang tengah menjadi pandemi saat ini.
Oleh sebab itu, muncul berbagai pertanyaan mengenai berapa lama virus tersebut dapat bertahan pada benda? Sayangnya, karena virus penyebab COVID-19 ini masih sangat baru maka belum banyak penelitian yang akurat mengenai berapa lama ia bisa bertahan pada benda atau permukaan.
Akan tetapi, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Hospital Infection pada bulan Februari lalu menganalisis 22 studi mengenai virus-virus corona sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapat lebih banyak gambaran mengenai berapa lama virus tersebut dapat bertahan hidup pada benda atau permukaan.
Hasil analisis dari 22 studi tersebut mengungkap bahwa virus corona, seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) coronavirus, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) coronavirus, atau endemic human coronavirus (HCoV), dapat bertahan pada permukaan benda, seperti logam, kaca, atau plastik hingga 9 hari lamanya. Berikut uraian yang lebih lengkap mengenai berapa lama coronavirus dapat bertahan pada benda atau permukaan:
Meski belum dipastikan dalam penelitian ini berapa lama virus penyebab COVID-19 dapat bertahan pada benda atau permukaan, namun karena masih satu keluarga dengan virus corona lainnya maka kemungkinan memiliki kemiripan.
Sementara, menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ada beberapa benda yang rawan menjadi tempat penularan virus corona, yaitu pegangan pintu, pegangan tangga, tombol lift, alat makan, gadget, dan tangan orang yang sakit.
Ketahanan coronavirus di luar tubuh manusia sebetulnya tergantung pada jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan. Akan tetapi, virus corona tersebut dapat dibasmi pada permukaan jika disemprot desinfektan.
Desinfektan mengandung bahan kimia biosidal yang umumnya dapat membunuh mikroorganisme pada benda mati dengan disemprotkan langsung pada benda atau permukaan yang mungkin terinfeksi.
Dalam penelitian tadi disimpulkan bahwa mendesinfeksi permukaan dengan 0,1 persen natrium hipoklorit atau 62-71 persen etanol secara signifikan dapat mengurangi infektivitas virus corona pada permukaan dalam waktu paparan 1 menit. Di samping itu, Anda juga dapat mencegah penularan virus dengan beberapa cara berikut:
Selalu konsultasikan pada dokter jika Anda memiliki pertanyaan seputar virus corona atau bahkan merasakan gejala yang mengarah pada penyakit COVID-19.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Penggunaan hand sanitizer jenis ini sangat tidak disarankan karena bahaya strong acid tidak main-main. Jadi, Anda harus waspada.
Ulkus kornea dan katarak sama-sama memunculkan luka berupa bercak bintik putih yang ada di mata. Lantas, apa beda kedua masalah mata ini?
Scleroderma adalah penyakit autoimun dengan ciri produksi kolagen berlebih. Kondisi yang menyerang jaringan ikat ini menyebabkan perubahan pada kulit, pembuluh darah, hingga organ dalam.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved