Gangguan menstruasi bisa dibagi menjadi lima jenis, yaitu menorrhagia, amenorrhea, dysmenorrhea, oligomenorrhea, dan metrorrhagia.
14 Jun 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Gangguan menstruasi antara lain menorrhagia, amenorrhea, dan dysmenorrhea
Table of Content
Pada umumnya, wanita akan mengalami beberapa gejala yang membuat tubuh tidak nyaman selama menstruasi. Namun, hal tersebut belum bisa dimasukkan sebagai gangguan menstruasi.
Advertisement
Anda dikatakan memiliki gangguan menstruasi apabila siklus menstruasi di bawah 21 hari atau lebih lama dari 35 hari, darah haid yang sangat banyak atau sangat sedikit, tidak haid dalam tiga periode atau lebih secara berturut-turut, menstruasi yang dibarengi rasa nyeri atau kram yang parah dan vagina mengalami perdarahan meski sedang tidak haid.
Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai hal, mulai dari ketidakseimbangan hormon, riwayat penyakit tertentu, hingga efek samping pengobatan.
Gangguan menstruasi bisa dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu:
Menorrhagia adalah kondisi di mana perdarahan menstruasi sangat banyak hingga mengganggu aktivitas, dan berlangsung lebih dari tujuh hari. Bagaimana Anda tahu bahwa Anda tengah mengalami kondisi ini?
Salah satu indikasinya adalah ketika Anda harus mengganti pembalut setiap dua jam sekali. Selain itu, gumpalan-gumpalan darah yang besarnya sudah mencapai uang koin juga bisa terdapat dalam darah haid Anda. Pada kondisi yang parah, menorrhagia bisa menyebabkan anemia atau kekurangan sel darah merah.
Apabila sudah sampai anemia, maka Anda juga akan merasakan gejala yang berkaitan dengan penyakit ni, seperti lemas, pusing, kelelahan kronis, dan sesak napas.
Ada beberapa penyebab seseorang bisa mengalami menorrhagia, antara lain:
Karena penyebabnya beragam, maka cara mengatasinya pun bisa bermacam-macam, seperti:
Ketika menstruasi berhenti datang dalam kurun waktu setidaknya 90 hari padahal Anda masih berada dalam usia reproduktif, bisa jadi Anda mengalami amenorrhea. Sebagai gambaran, orang yang tidak haid dalam kurun waktu ini seharusnya hanya:
Amenorrhea memang bukan tergolong sebagai penyakit. Kondisi menstruasi tidak lancar ini juga tidak otomatis menandakan bahwa Anda mengalami infertilitas. Namun, amenorrhea tetap merupakan kelainan medis yang sebaiknya segera dicari penyebab dan solusinya.
Ada dua jenis amenorrhea yang bisa terjadi, yaitu primer dan sekunder. Amenorrhea primer adalah kondisi menstruasi yang tak datang meski sudah masuk masa pubertas. Sementara itu Amenorrhea sekunder adalah siklus menstruasi tidak teratur yang baru terjadi setelah sebelumnya tidak mengalami masalah apapun.
Beberapa penyebab seseorang mengalami amenorrhea antara lain:
Kaum hawa mungkin familiar dengan sakit perut dan kram saat menstruasi. Dalam dunia medis, kondisi ini dinamakan dengan dysmenorrhea. Selain rasa nyeri dan kram, dysmenorrhea juga bisa memicu gejala lain, seperti:
Terdapat dua tipe dari dysmenorrhea, yaitu primer dan sekunder.
Dysmenorrhea primer adalah kram yang datang hampir di tiap masa menstruasi dan tidak terkait dengan penyakit lain. Sementara jenis dysmenorrhea sekunder merupakan kram yang diakibatkan oleh kelainan pada organ reproduksi wanita, misalnya adenomiosis, fibroid rahim (mioma), endometriosis, maupun infeksi tertentu.
Untuk menghilangkan rasa nyeri haid berlebihan secara efektif, tentu perawatan yang dilakukan harus sesuai dengan penyebabnya. Konsumsi obat pereda nyeri dapat dilakukan untuk meredakannya sementara waktu saja, namun saat efek obat habis, rasa nyeri bisa kembali muncul.
Masalah haid berikutnya adalah oligomenorrhea. Kondisi ini menggambarkan masa haid yang tidak datang secara teratur sesuai siklusnya.
Normalnya, menstruasi datang setiap 21 hingga 35 hari sekali. Tapi Anda bisa saja mengalami siklus haid yang berlangsung lebih dari batas akhir tersebut, meski Anda belum mengalami menopause, tidak sedang hamil atau menyusui, maupun tidak sedang memakai alat kontrasepsi tertentu.
Beberapa penyebab terjadinya oliomenorrhea adalah:
Gangguan menstruasi selanjutnya adalah metrorrhagia yang ditandai dengan keluarnya darah seperti haid di luar siklus menstruasi. Metrorrhagia bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
Untuk mengatasinya, ada berbagai metode yang bisa dilakukan, namun semua itu harus disesuaikan dengan penyebabnya. Secara umum, pengidap metrorrhagia akan dianjurkan untuk mulai menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Selain itu, prosedur pengobatan seperti terapi hormon, kuret, atau bahkan operasi dapat dilakukan tergantung dari penyebab awal kondisi tersebut.
Baca Juga
Jika Anda mengalami gejala-gejala gangguan menstruasi seperti di atas, konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan. Menstruasi tidak lancar juga bisa memengaruhi kondisi kesuburan Anda jika terus dibiarkan tanpa penanganan. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Terdapat sejumlah cara menghentikan haid berkepanjangan yang bisa dilakukan secara alami ataupun medis, mulai dari berolahraga, mengonsumsi pil KB, orgasme, hingga operasi.
Kelainan pada endometrium dapat menganggu kesuburan yang berakibat sulit hamil. Ada tiga kelainan endometrium yang harus Anda waspadai, yaitu endometriosis, Endometrial hyperplasia, dan kanker endometrium.
Siklus menstruasi sering kali tidak teratur dan berantakan. Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan meresepkan obat pelancar haid. Apa saja pilihannya?
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved