Tidur 4 jam sudah cukup bagi sebagian orang. Padahal tidur kurang dari 7-8 jam dapat menyebabkan sulit konsentrasi, mudah marah, kelelahan, bahkan dikaitkan dengan berbagai risiko kesehatan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
27 Okt 2020
Kurang tidur bisa menurunkan performa otak
Table of Content
Setiap orang memerlukan waktu tidur yang cukup untuk membuat tubuh berenergi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menghilangkan rasa lelah. Orang dewasa pada umumnya membutuhkan sekitar 7-9 jam tidur setiap harinya. Namun, sebagian orang merasa tidur 4 jam sudah cukup.
Advertisement
Faktanya, orang yang hanya tidur 4 jam setiap harinya tidak memiliki cukup energi untuk menjalani kesehariannya. Kondisi ini kerap ditandai dengan kantuk berlebihan, menguap, sulit konsentrasi, mudah marah, kelelahan di siang hari, pelupa, dan gelisah.
Kualitas tidur yang buruk atau kurang tidur dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga dikaitkan dengan berbagai penyakit. Sebagai contoh, orang yang rata-rata tidur 4 jam memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar untuk terkena flu.
Selain itu, tidur kurang dari 7-8 jam per malam juga dikaitkan dengan risiko berikut:
Sebuah tinjauan dari 15 studi menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 7 jam memiliki risiko yang jauh lebih besar untuk terkena stroke atau penyakit jantung, ketimbang orang yang tidur selama 7-8 jam setiap malamnya.
Kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan rasa lapar dan nafsu makan sehingga risiko obesitas semakin tinggi. Orang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malamnya memiliki peningkatkan risiko obesitas sebesar 30 persen, dibandingkan yang tidur selama 7-9 jam.
Selain itu, kurang tidur juga dapat merangsang keinginan Anda untuk mengonsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat.
Kurang tidur dan depresi saling berpengaruh. Kurang tidur sering kali memperburuk gejala depresi, sedangkan depresi bisa membuat Anda lebih sulit tidur.
Orang yang didiagnosis dengan depresi atau kecemasan cenderung tidur kurang dari 6 jam pada malam hari.
Selain itu, kurang tidur juga dapat mengganggu hormon tertentu di otak, termasuk serotonin, dopamin, dan kortisol yang memengaruhi suasana hati, pikiran, dan energi seseorang.
Sebuah studi menemukan bahwa tidur selama 6 jam atau kurang dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes. Di sisi lain, tidur terlalu banyak (lebih dari 9 jam) juga dikaitkan dengan peningkatan risiko ini.
Sebuah studi pada tahun 2018 mengamati peserta yang tidur tidak lebih dari 4 jam setiap malamnya. Peneliti menemukan bahwa hal tersebut menurunkan kemampuan berpikir setara dengan bertambahnya usia sebanyak 8 tahun.
Keterampilan verbal, keterampilan penalaran, dan kemampuan berpikir bahkan tidak berada dalam kapasitas optimalnya sehingga sulit untuk berfungsi dengan baik.
Semakin lama Anda tidak tidur, semakin buruk gejala yang akan Anda alami. Salah satu yang paling parah adalah halusinasi. Selain itu, risiko kesehatan yang dikaitkan dengan kurang tidur juga bisa terus mengintai.
Baca Juga
Untuk menghindari berbagai risiko kesehatan yang berbahaya, usahakan untuk tidur dengan cukup setiap harinya. Berikut rekomendasi durasi waktu tidur berdasarkan kategori usia bagi yang bisa Anda ikuti:
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang rata-rata tidur selama 7-8 jam per malam memiliki kinerja kognitif yang lebih baik, ketimbang yang kurang atau kelebihan tidur. Waktu tidur yang mencukupi bahkan memungkinkan Anda dapat berkomunikasi, menyusun rencana, atau mengambil keputusan dengan baik.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang masalah tidur, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Dina Rahmawati
Referensi
Artikel Terkait
Susah tidur karena overthinking? Tenang saja, ada segudang cara mengatasi susah tidur karena banyak pikiran yang bisa dicoba, seperti bermeditasi hingga curhat dengan keluarga.
1 Feb 2021
Tidur setelah makan bisa menyebabkan berat badan naik, insomnia, dan GERD. Jika ingin tidur sebaiknya lakukan 2-3 jam setelah makan.
30 Nov 2022
Ngiler adalah suatu kondisi ketika air liur keluar dari mulut saat tidur. Penyebab tidur ngiler bisa jadi karena posisi tidur, GERD, alergi atau infeksi, hingga efek samping obat-obatan tertentu.
8 Jan 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved