SLS atau sodium lauryl sulfate adalah bahan yang sering ada di berbagai produk perawatan tubuh. Meski kerap digunakan, bahan ini dianggap bisa menimbulkan berbagai masalah kulit. Benarkah demikian?
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
11 Jun 2020
SLS atau sodium lauryl sulfate banyak terkandung pada produk perawatan tubuh
Table of Content
Kalau Anda pernah iseng membaca komposisi dari sampo, pasta gigi, atau losion yang sering dipakai, mungkin Anda pernah melihat istilah sodium lauryl sulfate tertera di sana. Bahan ini sering disebut dengan nama singkatannya, yaitu SLS.
Advertisement
SLS adalah bahan yang umum digunakan dalam berbagai produk perawatan tubuh. Namun di sisi lain, bahan ini disebut bisa menyebabkan iritasi dan sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko iritasi kulit, kanker, dan dampak berbahaya lainnya.
Hal ini akhirnya memunculkan berbagai produk yang dipromosikan tanpa kandungan SLS alias SLS free. Bagi Anda yang khawatir akan dampak penggunaan bahan ini, berikut penjelasan seputar SLS yang perlu diketahui.
Sodium lauryl sulfate atau SLS adalah bahan yang digunakan untuk emulsifier. Emulsifier berfungsi untuk membantu bahan-bahan lain di produk tersebut bisa tercampur dengan baik. Bahan emulsifier ini bisa juga disebut sebagai surfaktan.
Seperti yang kita tahu, produk perawatan tubuh atau kulit yang kita gunakan mengandung sangat banyak bahan baku. Di antara bahan-bahan tersebut, ada yang sifatnya seperti air dan ada yang seperti minyak dan keduanya hanya bisa menyatu jika ada surfaktan. Dalam hal ini, surfaktan yang dimaksud adalah SLS.
Selain itu, SLS juga berperan sebagai foaming agent atau yang membuat produk pembersih tubuh bisa mengeluarkan banyak busa.
Pada kemasan suatu produk, SLS juga dapat ditulis sebagai nama lain, yaitu:
SLS bukanlah barang baru. Bahan ini bahkan sudah mulai digunakan sejak tahun 1930-an pada produk sampo dan berfungsi untuk menyingkirkan minyak dan kotoran yang ada di rambut.
Tidak sulit menemukan produk yang mengandung SLS sebab bahan ini memang digunakan di banyak tempat. Berikut ini contohnya:
Beberapa produk kecantikan yang sering mengandung SLS antara lain adalah lip balm, makeup remover, dan foundation. Selain itu, produk seperti krim cukur, hand sanitizer, pembersih wajah, dan sabun cuci tangan juga banyak yang mengandung bahan ini.
SLS juga sering terdapat pada sampo, conditioner, pewarna rambut, produk perawatan ketombe, dan gel rambut.
Tidak hanya yang dioleskan ke kulit, produk perawatan gigi yang masuk ke mulut kita juga mengandung SLS. Pasta gigi, obat kumur, hingga produk pemutih gigi semuanya bisa mengandung bahan ini.
Sabun mandi, bath salts, hingga bubble bath tidak sedikit yang mengandung SLS. Sehingga, kalau Anda berencana untuk menghindari bahan ini, cobalah lihat kemasan dengan lebih teliti.
Krim tangan, masker, bodi lotion, bahkan hingga krim antigatal pun mengandung SLS. Beberapa merk sunscreen pun tidak ketinggalan menggunakan SLS sebagai surfaktannya.
Lapisan terluar kulit kita sebenarnya sudah dirancang untuk bisa mencegah bahan-bahan berbahaya yang merusak permukaannya. Namun, SLS bisa merusak lapisan pelindung ini sehingga kulit menjadi lebih mudah rusak.
Selain itu bahan ini juga bisa meresap ke dalam kulit dan menimbulkan kerusakan dari dalam. Hal ini membuat SLS berpotensi membuat kulit mengalami berbagai gangguan berikut:
Pada beberapa orang, SLS juga bisa menyebabkan pori-pori tersumbat, sehingga memicu timbulnya jerawat. Bahkan, ada juga klaim yang menyebut bahwa bahan ini bisa memicu kanker. Namun hal tersebut tidak pernah terbukti secara ilmiah, sehingga belum bisa dipastikan kebenarannya.
Penggunaan SLS sebenarnya tidak secara langsung berbahaya untuk kulit. Bahaya SLS baru muncul jika kadar yang digunakan melebihi anjuran. Risiko SLS menimbulkan gangguan kesehatan juga akan berkurang apabila Anda langsung membilas produk tersebut setelah menggunakannya.
Kadar SLS yang dianggap masih dalam batas aman penggunaan adalah yang memiliki konsentrasi tidak lebih dari 1%. Sehingga jika kadarnya melebihi batas tersebut, risiko munculnya kerusakan kulit akan semakin tinggi.
Tidak hanya pada kulit orang dewasa, anak-anak juga berpotensi mengalami kerusakan kulit akibat paparan SLS berlebih. Medical Editor SehatQ, dr. Karlina Lestari mengatakan bahwa bahan ini bisa menimbulkan masalah yang sama pada kulit anak.
“Dalam paparan berlebih, SLS memicu iritasi kulit pada anak, dan membuat kulitnya akan terlihat memerah, eksim dan kasar,” ujarnya. Untuk menghindari hal tersebut, dr. Karlina menyarankan untuk memilih produk perawatan anak yang berlabel SLS free.
Baca Juga
SLS memiliki efek yang berbeda-beda di tiap orang. Sehingga untuk melihat dampaknya pada kulit Anda, mulai sekarang cobalah untuk lebih sering memperhatikan bahan-bahan yang tertera di kemasan produk perawatan yang digunakan.
Dengan begitu Anda bisa tahu produk yang menyebabkan munculnya iritasi atau gangguan kulit lainnya dan bisa segera menghentikan penggunaannya.
Advertisement
Ditulis oleh Nina Hertiwi Putri
Referensi
Artikel Terkait
Perbedaan primer dan pelembap mungkin masih sulit dikenali oleh beberapa orang. Terutama bagi para pengguna make up dan skincare pemula. Padahal, primer dan pelembap merupakan dua produk wajah yang berbeda fungsi dan cara penggunaannya.
29 Jan 2021
Penyebab alergi deterjen adalah kandungan yang ada di dalamnya yang terkena langsung dengan kulit hingga muncul ruam, bercak, kulit kering dan pecah, hingga kulit terasa terbakar.
20 Agt 2023
Cara menghilangkan gatal pada kulit penting untuk Anda ketahui sebagai langkah penanganan awal. Penyebab gatal pada kulit umumnya kulit kering, penyakit kulit, alergi, hingga penyakit sistemik.
1 Sep 2023
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved