Manfaat multivitamin memang banyak. Namun, Anda sebaiknya tak mengkonsumsinya sembarangan. Produk multivitamin biasanya ditujukan untuk orang dengan gangguan kesehatan atau rekomendasi dari dokter.
23 Jul 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Produk multivitamin biasanya ditujukan untuk seseorang dengan gangguan kesehatan karena membutuhkan tambahan multivitamin
Table of Content
Ada puluhan ribu produk multivitamin yang ditawarkan di pasaran. Biasanya, yang menjadi target utama dari manfaat multivitamin adalah orang yang berusia senja atau paruh baya.
Advertisement
Journal of Nutrition pernah mengadakan survei dengan responden 3,500 orang dewasa berusia di atas 60 tahun. Hasilnya, setidaknya 70% dari mereka mengonsumsi multivitamin harian. Bahkan, 29% di antaranya mengonsumsi lebih dari empat multivitamin.
Namun perlu diingat, multivitamin tidak akan bisa menggantikan nutrisi yang dikonsumsi langsung dalam bentuk makanan. Justru, jika kurang bijak multivitamin dapat dianggap sebagai justifikasi atas gaya hidup yang kurang sehat.
Popularitas multivitamin memang tak bisa dipungkiri. Ada begitu banyak jenis multivitamin yang menjadi ladang bisnis dengan target pasar yang sangat luas.
Di sisi lain, hanya sedikit bukti medis yang menyebut bahwa multivitamin dapat memberikan manfaat bagi kesehatan secara signifikan.
Salah satu contohnya datang dari Journal of the American College of Cardiology. Mereka menyebut bahwa suplemen yang paling umum dikonsumsi (multivitamin, kalsium, vitamin D, vitamin C) tidak menjamin seseorang terlindung dari risiko penyakit jantung.
Masalahnya, banyak orang yang menganggap mengonsumsi multivitamin adalah usaha lebih untuk menjaga kesehatan mereka. Secara psikologis, orang jadi merasa lebih sehat karena telah mendapatkan manfaat multivitamin setiap harinya.
Belum lagi, Food and Drug Administration tidak mengeluarkan regulasi terkait hal ini. Artinya sama saja bahwa setiap produsen dapat merilis produk multivitamin tanpa kita ketahui apakah kandungannya benar-benar aman dan efektif atau tidak.
Terlepas dari sederet manfaat multivitamin yang ditawarkan di kemasannya, ada risiko yang mengikuti. Beberapa di antaranya adalah:
Fungsi vitamin K dapat mengganggu kinerja obat pengencer darah yang digunakan pada penyakit darah tinggi
Konsumsi kalsium dan vitamin D dapat meningkatkan risiko munculnya batu ginjal
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa dosis tinggi betakaroten meningkatkan risiko kanker paru-paru, terutama pada perokok aktif
Konsumsi vitamin E dosis tinggi bisa menyebabkan stroke akibat pendarahan di otak
Mengonsumsi vitamin B6 dalam jangka panjang atau tahunan kerap dikaitkan dengan kerusakan pembuluh darah yang bisa mengganggu pergerakan tubuh. Biasanya, gangguan ini akan menghilang dengan sendirinya setelah konsumsi multivitamin dihentikan.
Meski demikian, manfaat multivitamin juga sangat krusial bagi orang-orang yang berisiko tinggi. Contohnya, multivitamin sangat penting bagi orang yang menderita penyakit Crohn yang tidak bisa menyerap nutrisi tertentu.
Orang dewasa penderita osteoporosis juga memerlukan tambahan vitamin D dan kalsium yang mungkin tak tercukupi dari makanan yang mereka konsumsi.
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa vitamin C, vitamin E, zinc, dan karoten juga bisa mencegah gangguan penglihatan pada lansia.
Tak terkecuali, orang-orang yang mengalami intoleransi laktosa. Mereka tidak bisa mendapatkan nutrisi dari produk olahan susu. Padahal, itu adalah sumber vitamin D dan kalsium. Itulah mengapa mereka memerlukan tambahan multivitamin tertentu.
Ada begitu banyak penelitian komprehensif yang menggarisbawahi tema bahwa mengonsumsi multivitamin hanyalah pemborosan. Sebut saja artikel editorial dari Annals of Internal Medicine yang berjudul “Enough Is Enough: Stop Wasting Money on Vitamin and Mineral Supplements”.
Dalam artikel tersebut – yang juga senada dengan banyak penelitian lainnya – fakta yang terungkap adalah:
Meskipun dalam kebutuhan harian Anda memerlukan berbagai nutrisi setiap harinya yang termasuk vitamin dan mineral, namun ternyata konsumsi rutin multivitamin tidak direkomendasikan. Untuk menambah asupan vitamin yang tubuh butuhkan, sebaiknya Anda justru mendapatkannya melalui makanan sehat dan diet yang seimbang.
Anda boleh mengonsumsi multivitamin setiap hari jika diketahui ada indikasi kekurangan gizi. Namun, tidak ada ukuran yang tepat dan pasti tentang jumlah konsumsi multivitamin.
Setiap individu harus bijak dalam mengonsumsi multivitamin. Ketika dokter merekomendasikan konsumsi multivitamin tertentu, mungkin ada pertimbangan terkait kondisi fisiknya.
Untuk memastikan asupan vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya terpenuhi, bisa dengan mengonsumsi hal-hal berikut ini:
Setidaknya konsumsi buah dan sayur lima porsi dalam sehari. Alternatifnya, konsumsi salad beberapa kali dalam sepekan.
Susu rendah lemak dan yogurt juga menjadi sumber kalsium, magnesium, potasium, dan nutrisi lainnya.
Asupan protein hewani seperti ikan atau ayam juga bisa menjadi sumber protein. Ikan seperti salmon adalah sumber omega 3 yang sangat baik.
Selama tidak ada masalah atau kebutuhan tertentu, maka sumber vitamin dan mineral terbaik tetaplah dari makanan, bukan dari sebuah pil.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Coenzyme q10 bisa ditemukan pada makanan atau dalam bentuk suplemen. Nutrisi ini memiliki banyak manfaat, namun klaim ini masih perlu diteliti lebih lanjut.
Manfaat vitamin A yang paling banyak dikenal, yaitu baik untuk kesehatan mata. Namun, ternyata vitamin A memiliki khasiat lain, seperti menjaga sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko kanker.
Suplemen peninggi badan tidak efektif menambah tinggi badan bagi mereka yang sudah melewati masa pertumbuhan, namun mungkin tetap dapat dikonsumsi untuk menguatkan dan mencegah penyakit tulang.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved