Penyebab ketindihan saat tidur atau sleep paralysis adalah gangguan tidur di tahapan Rapid Eye Movement (REM). Ketindihan saat sedang tidur menurut medis bisa disebabkan karena kurang tidur atau pola tidur tidak teratur.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
3 Sep 2019
Saat mengalami ketindihan, sensasi aneh yang muncul merupakan halusinasi dari pikiran yang tetap tersadar saat tidur
Table of Content
Pernah mengalami ‘ketindihan’ saat tidur? Banyak yang mengatakan hal ini disebabkan karena ada makhluk halus yang menindih sehingga membuat Anda tak bisa bergerak. Apalagi jika ketindihan mendengar suara, pastilah membuat Anda berpikir sleep paralysis ini pertanda buruk.
Advertisement
Mata Anda secara perlahan mulai terbuka dan menatap langit-langit kamar yang berwarna putih buram. Anda berusaha untuk menggerakkan tangan dan kaki, tetapi kemudian menyadari bahwa tubuh Anda tidak dapat bergerak.
Anda berusaha untuk membuka mulut dan mencoba untuk meminta tolong. Namun, tidak satu kata pun meluncur dari mulut Anda. Kejadian ini tentunya menimbulkan ketakutan dan membuat Anda tidak bisa tidur di malam hari.
Fenomena ini dikenal masyarakat sebagai ketindihan dalam masyarakat dan diasosiasikan dengan tanda diganggu makhluk halus. Namun, fenomena ketindihan ini sebenarnya merupakan sesuatu yang ilmiah dan dikenal sebagai sleep paralysis.
Tubuh yang tidak bisa bergerak, suara yang tidak keluar, dan sensasi adanya keberadaan makhluk lain dalam kamar adalah beberapa ciri khas dari tanda diganggu makhluk halus berupa ketindihan.
Fenomena ketindihan dapat menjadi penyebab tidak bisa tidur dan menimbulkan rasa takut untuk beristirahat. Beberapa orang bahkan mungkin merasa tidur tapi seperti tidak tidur. Apakah penyebab tidak bisa tidur tersebut memang karena ketindihan?
Fenomena ketindihan yang diyakini sebagai tanda diganggu makhluk halus sebenarnya dikarenakan gangguan tidur di tahapan Rapid Eye Movement (REM) atau tahapan tidur saat Anda mulai bermimpi. Sleep paralysis terjadi saat pikiran Anda tersadar atau terbangun di tahapan REM.
Di tahapan REM, tubuh akan membuat otot menjadi ‘lumpuh’ atau lemas agar saat bermimpi Anda tidak akan bergerak-gerak. Sleep paralysis merupakan fenomena yang terjadi saat pikiran tidak bisa tidur dan tersadar tetapi tubuh tidak mampu untuk bergerak karena masih dalam tahapan REM.
Saat terbangun dari tahapan REM, pikiran masih tercampur antara mimpi dan realita, hal tersebut yang menyebabkan kemunculan halusinasi-halusinasi yang dianggap sebagai tanda diganggu makhluk halus dan pemicu fenomena ketindihan.
Oleh karenanya, penyebab tidak bisa tidur berupa sleep paralysis dapat dijelaskan secara ilmiah dan bukan diakibatkan ketindihan yang merupakan tanda diganggu makhluk halus.
Meskipun demikian, gangguan pada tahapan REM belum diketahui secara pasti. Tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan gangguan orang tidur di malam hari berupa sleep paralysis, yaitu:
Umumnya, saat sleep paralysis terjadi penderitanya tak hanya tidak bisa tidur, tetapi juga mengalami sensasi-sensasi, seperti mendengarkan suara-suara, melihat bayangan, merasa ditindih oleh sesuatu, merasa seperti melayang atau keluar dari tubuh, dan sebagainya.
Sensasi-sensasi inilah yang membuat sleep paralysis dianggap sebagai suatu fenomena mistis, seperti ketindihan. Sensasi-sensasi tersebut merupakan halusinasi yang terjadi saat penderita terbangun di tahapan REM.
Akan tetapi, tidak semua halusinasi yang terjadi akibat sleep paralysis menimbulkan ketakutan yang membuat penderitanya tidak bisa tidur. Terkadang halusinasi ini dapat memunculkan emosi positif pada penderitanya.
Misalnya, penderita sleep paralysis dapat mengalami sensasi terangkat atau terbang yang lebih sering menimbulkan emosi tenang daripada takut, seperti sensasi ketindihan yang ditandai dengan kesulitan bernapas dan tekanan di dada.
Meskipun fenomena sleep paralysis biasanya terasa mengerikan, tetapi fenomena ini merupakan fenomena yang umum terjadi.
Baca Juga
Sleep paralysis dapat timbul saat menjelang tidur ataupun saat akan terbangun. Berdasarkan waktu kemunculannya, sleep paralysis terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Meskipun jenisnya berbeda, tetapi sleep paralysis tetaplah suatu fenomena menakutkan yang mampu menjadi penyebab tidak bisa tidur dan mengganggu orang tidur di malam hari.
Sleep paralysis tidak hanya dapat menjadi penyebab tidak bisa tidur, tetapi juga mampu meningkatkan risiko seseorang terkena depresi.
Meskipun bukan penyebab depresi secara mutlak, tetapi sleep paralysis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemunculan depresi. Bisa dikatakan bahwa gangguan tidur, berupa sleep paralysis dapat memprediksi kemunculan gangguan depresi.
Bagi Anda yang ingin menghindari sleep paralysis atau fenomena ‘ketindihan’, Anda dapat memperbaiki pola tidur dengan beristirahat cukup dan tertidur serta terbangun di waktu yang sama. Hindari juga tidur di siang hari dan mengonsumsi stimulan seperti kafein, efedrin, amfetamin atau kokain sebelum tidur.
Cara tidur nyenyak lainnya adalah dengan tidak menonton televisi atau menggunakan benda-benda elektronik menjelang tidur dan menghindari tertidur dengan posisi terlentang.
Apabila sleep paralysis terus-menerus terjadi dan mengganggu orang tidur di malam hari. Konsultasikan dengan dokter agar dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Jam tidur yang baik berbeda-beda berdasarkan kategori usianya. Secara umum, anak-anak membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.
27 Sep 2022
Apakah mimpi buruk bisa berakhir? Pelajari semua tentang mimpi buruk yang mengganggu tidur Anda.
14 Mei 2019
Meski mungkin terdengar tak masuk akal, namun ada berbagai penyakit aneh yang dapat terjadi pada manusia. Penyakit-penyakit tersebut terbilang langka dan belum memiliki pilihan pengobatan.
9 Jun 2020
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved