Radiasi elektromagnetik yang berasal dari wifi dan headphone ini berpotensi memicu kanker, menyebabkan kemandulan, hingga merusak saraf
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
25 Apr 2023
Headphone bluetooth memang lebih praktis dan mudah digunakan, tetapi terdapat bahaya gelombang elektromagnetik yang mengintai
Table of Content
Teknologi yang semakin maju dan berkembang memudahkan Anda untuk melakukan berbagai aktivitas. Mencari informasi hanya tinggal dilakukan dengan memencet layar ponsel ataupun tablet yang dimiliki.
Advertisement
Wifi sangat membantu proses pencarian informasi, termasuk pencarian lagu-lagu favorit masa kini. Hanya dengan menggunakan wifi, Anda sudah bisa mengunduh ataupun memutar lagu melalui ponsel atau tablet tanpa perlu repot membeli dan memutar kaset di CD player.
Tidak hanya mengunduh dan memutar lagu, teknologi juga memudahkan Anda untuk mendengarkan lagu kesukaan Anda dengan headphone bluetooth tanpa kabel yang membuat Anda mudah untuk melakukan berbagai aktivitas tanpa harus dibatasi dengan kabel.
Meskipun demikian, di balik pesona wifi dan headphone bluetooth, tersembunyi potensi yang membahayakan bagi kesehatan.
Berbagai teknologi yang digunakan sekarang, seperti headphone bluetooth dan wifi, memancarkan suatu gelombang elektromagnetik (EMF) atau yang dikenal sebagai radiasi elektromagnetik.
Suatu riset menemukan bahwa paparan gelombang elektromagnetik dari wifi dapat menimbulkan berbagai masalah pada kesehatan, berupa perubahan endokrin, kerusakan DNA, kadar kalsium berlebih, kerusakan pada testis atau sperma, dan sebagainya.
Headphone bluetooth juga mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang lebih rendah atau yang disebut sebagai radiasi frekuensi radio (RFR). Paparan radiasi elektromagnetik berupa RFR yang tinggi dapat memicu tumor pada tikus.
Radiasi bluetooth dari headphone berpotensi untuk menimbulkan kanker atau dengan kata lain, bersifat karsinogenik.
Meskipun belum ada studi mengenai bahaya gelombang elektromagnetik pada headphone bluetooth, seperti penelitian paparan radiasi wifi terhadap manusia, tetapi peneliti tetap menujukkan adanya potensi yang membahayakan dari radiasi headphone bluetooth pada manusia.
Baca Juga
Penelitian menemukan bahwa penggunaan ponsel dan alat-alat nirkabel berpotensi memicu beberapa jenis kanker, penyakit saraf akibat penuaan, kemandulan pada pria, dan gangguan perilaku akibat kelainan saraf.
Studi lain mendapati bahwa paparan gelombang elektromagnetik yang rendah pada wanita yang sedang hamil dapat menambah peluang untuk mengalami keguguran.
Meskipun demikian belum ada riset yang pasti mengenai efek bahaya radiasi elektromagnetik dan penelitian lebih lanjut mengenai efek radiasi elektromagnetik terhadap kesehatan masih diperlukan.
Gelombang elektromagnetik merupakan energi atau radiasi yang tidak terlihat dan diproduksi oleh benda-benda elektronik, seperti headphone bluetooth, wifi, ponsel, komputer, dan sebagainya.
Faktanya, gelombang elektromagnetik tidak hanya ditemukan pada benda-benda elektronik, seperti headphone bluetooth dan wifi, tetapi sebenarnya dapat ditemukan di alam secara alami, yaitu pada sinar matahari.
Secara umum, terdapat dua jenis gelombang elektromagnetik, yaitu radiasi elektromagnetik tingkat rendah atau radiasi non-ionisasi dan radiasi elektromagnetik tingkat tinggi atau radiasi terionisasi.
Gelombang elektromagnetik tingkat rendah dapat ditemukan pada ponsel, wifi, microwave, dan sebagainya, sementara gelombang elektromagnetik tingkat tinggi ditemukan pada x-ray, sinar ultraviolet matahari, dan sebagainya.
Ketika seseorang mengalami kerusakan sel dan gangguan pada sistem saraf akibat paparan radiasi elekromagnetik yang berlebih, maka beberapa gejala yang dapat dialami adalah:
Namun, Anda tentunya perlu untuk berkonsultasi ke dokter ketika mengalami gejala di atas, untuk menjalani pemeriksaan lebih pasti, karena apa yang dialami bisa jadi disebabkan oleh kondisi atau faktor lainnya.
Telepon seluler sendiri memancarkan radiasi elektromagnetik non-pengion dalam bentuk frekuensi radio. Hal ini menambah kekhawatiran banyak pihak mengingat durasi pemakaiannya juga kian lama kian meningkat.
Selain durasi, ada beberapa hal yang memengaruhi kemungkinan paparan radiasi tersebut. Mulai dari jarak ponsel dan pengguna, teknologi yang dipakai, hingga jarak pengguna dengan menara komunikasi.
Beberapa penelitian dilakukan guna mengetahui seberapa besar bahaya radiasi HP bagi kehidupan manusia pada umumnya. Adapun penelitian tersebut mencakup beberapa hal di bawah ini:
Sebagaimana disebut sebelumnya, radiasi dari telepon seluler dianggap karsinogenik alias berpotensi menyebabkan kanker. Pernyataan ini juga diteliti dalam sebuah riset. Namun untuk mengonfirmasinya masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Beberapa ilmuwan menemukan bahwa radiasi dari telepon seluler berpengaruh pada kesehatan tubuh. Radiasi dianggap memiliki efek pada aktivitas otak, waktu reaksi, dan pola tidur penggunanya. Hanya saja, efek ini terhitung kecil dan pengaruhnya tidak signifikan.
Kinerja sejumlah perangkat medis mungkin bisa dipengaruhi oleh penggunaan telepon seluler, terutama jika jarak pemakaian terlalu dekat. Misalnya, alat pacu jantung, implan defibrillator, dan alat bantu dengar. Tapi teknologi ponse; yang kian maju dikatakan mengurangi efek ini.Gangguan elektromagnetik juga dianggap bisa mengganggu sinyal penerbangan. Inilah kenapa pemakaian ponsel umumnya dilarang digunakan di pesawat yang mengudara.
Beberapa penelitian lain menemukan indikasi bahwa kecelakaan lalu lintas meningkat terkait pemakaian telepon selular. Jika ponsel digunakan saat mengemudi, risiko kecelakaan dapat bertambah hingga 3-4 kali lipat. Peningkatan tersebut juga tetap terjadi bahkan ketika pengguna telepon seluler memakai hands-free.
Teknologi sudah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari, tetapi itu tidak berarti Anda tidak boleh menggunakan benda-benda elektronik sama sekali, karena benda-benda elektronik masih memiliki kadar radiasi elektromagnetik yang rendah.
Anda dapat meminimalisasi terkena radiasi elektromagnetik dengan mengurangi pemaparannya, seperti:
Anda perlu menghindari terpapar radiasi elektromagnetik tingkat tinggi, seperti menjalani pemeriksaan x-ray dan berjemur di bawah matahari dalam jangka waktu yang lama dan berulang.
Advertisement
Ditulis oleh Anita Djie
Referensi
Artikel Terkait
Wajan anti lengket adalah alat masak yang aman untuk digunakan. Meski begitu, penting untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan yang benar supaya terhindar dari masalah kesehatan seperti kanker hingga gejala flu.
8 Feb 2021
Terdapat dua cara mendeteksi kanker payudara yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan RI, yaitu SADARI dan SADANIS. SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri, sedangkan SADANIS adalah pemeriksaan payudara klinis yang dilakukan oleh dokter.
7 Jun 2023
Operasi prostat merupakan salah satu penanganan kanker prostat pada stadium awal. Operasi prostat yang paling umum dilakukan adalah radikal prostatektomi.
9 Mei 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved