Keputusan membiarkan lampu tetap menyala atau setidaknya meredupkannya saat tidur semalaman bisa berdampak besar bagi kesehatan seseorang. Efek cahaya bisa berpengaruh terhadap kualitas tidur. Tak hanya cahaya lampu, tapi juga cahaya dari televisi yang menyala, komputer, atau ponsel.
19 Mei 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Tidur dengan membiarkan cahaya televisi menerangi Anda akan berdampak buruk pada kesehatan
Table of Content
Keputusan membiarkan lampu tetap menyala atau setidaknya meredupkannya saat tidur semalaman bisa berdampak besar bagi kesehatan seseorang. Efek cahaya bisa berpengaruh terhadap kualitas tidur. Tak hanya cahaya lampu, tapi juga cahaya dari televisi yang menyala, komputer, atau ponsel.
Advertisement
Hal sesederhana menekan saklar lampu bisa berpengaruh terhadap kualitas tidur seseorang. Terlebih, orang yang kualitas tidurnya tidak optimal akan berpengaruh terhadap kesehariannya. Jika terus menerus terjadi dalam jangka panjang, maka bisa muncul konsekuensi bagi kesehatan.
Paparan efek cahaya seperti lampu saat tidur semalaman akan menghambat kinerja otak untuk masuk ke tahapan tidur yaitu deep sleep. Semakin redup efek cahaya di sekitar, semakin maksimal pula otak bisa membawa orang yang bersangkutan masuk ke tahapan tidur berikutnya.
Beberapa efek cahaya lampu menyala saat tidur bagi kesehatan di antaranya:
Jangan melulu menyalahkan jumlah kalori dari makanan dan minuman yang masuk ke tubuh ketika seseorang mengalami obesitas. Efek cahaya saat tidur di malam hari seperti dari lampu atau televisi secara tidak langsung juga bisa menyebabkan obesitas.
Tak hanya efek cahaya di dalam kamar tidur saja, penelitian terhadap partisipan yang terpapar cahaya saat tidur selama satu tahun menunjukkan peningkatan berat badan 400 gram.
Menurut penelitian, semakin tidak nyenyak tidur akibat efek cahaya, semakin banyak keinginan untuk makan keesokan harinya. Belum lagi jika seseorang tak dapat tidur nyenyak dan justru mengisi waktunya untuk makan snack di malam hari. Tetapi perlu diperhitungkan faktor lain yang menyebabkan obesitas.
Kesehatan mental juga bisa terpengaruh akibat efek cahaya saat tidur di malam hari. Bukan hanya lampu, jangan sepelekan pula cahaya dari alat elektronik (blue light) yang bisa membuat mood menjadi buruk.
Ketika seseorang tak dapat memiliki tidur berkualitas akibat terlalu banyak terpapar cahaya dari alat elektronik, maka mood dan sensitivitasnya bisa terganggu. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak yang kurang tidur pun bisa menjadi lebih hiperaktif.
Tidur dengan efek cahaya menyala semalaman juga dapat berpengaruh terhadap kewaspadaan seseorang. Jika tidur tak berkualitas, maka seseorang menjadi lebih tak waspada keesokan harinya. Hal ini berbahaya terutama bagi orang yang harus mengoperasikan kendaraan atau mesin tertentu.
Jika efek cahaya lampu sepanjang malam mengintervensi kualitas tidur seseorang dalam jangka panjang, maka risiko menderita penyakit kronis juga ikut meningkat. Hal ini terlepas dari apakah orang itu mengalami obesitas atau tidak. Jenis penyakit kronis yang mungkin terjadi seperti hipertensi, jantung, dan diabetes tipe 2.
Idealnya, jam kerja organ tubuh bekerja salah satunya dengan mendeteksi efek cahaya di sekitar. Ketika terang, tubuh secara alami akan tersadar. Begitu pula sebaliknya saat suasana di sekitar sudah gelap artinya waktu untuk beristirahat.
Namun ritme ini bisa terganggu ketika ada efek cahaya menyala sepanjang malam. Pada orang yang mengalaminya, akan sulit menemukan keselarasan antara ritme sirkadian dan siklus gelap-terang di sekitar. Akibatnya, kualitas tidur pun terganggu.
Hormon melatonin membuat seseorang tertidur tak lama setelah mematikan lampu di sekitarnya. Namun jika seseorang tertidur dengan efek cahaya menyala semalaman, siklus tidur alami akan terganggu karena hormon melatonin tak bisa bekerja maksimal. Tak hanya itu, hormon melatonin juga berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah dan suhu tubuh.
Baca Juga
Begitu pentingnya menjaga siklus tidur teratur bagi seseorang karena berdampak pula bagi kesehatan. Tak hanya fisik, tapi juga mental. Itulah mengapa penting membiasakan tidur tanpa efek cahaya di sekitar – tak hanya dalam kamar tapi dari luar – sejak kecil.
Ketika siklus tidur terjaga, maka ada banyak hal yang ikut terdampak positif. Apa saja?
Risiko tidur dengan efek cahaya menyala semalaman lebih besar ketimbang mematikannya. Jika tidak terbiasa dengan suasana terlalu gelap, setidaknya pasang lampu tidur yang redup dan tidak mengarah langsung ke tubuh.
Ketika sudah mulai terbiasa dengan kegelapan di sekitar saat sedang beristirahat, maka lampu ini bisa ditinggalkan. Tak hanya itu, penting untuk mengurangi screen time saat sudah memasuki waktu tidur. Baik itu ponsel, televisi, komputer, tablet, dan lainnya.
Baca Juga
Bantu tubuh mengenali siklus istirahat dengan selalu tidur di waktu yang sama setiap harinya. Begitu pula dengan waktu terbangun. Selain itu, tenangkan pikiran dengan cara yang disukai seperti membaca buku, mandi, atau bermeditasi.
Setelah tidur tanpa efek cahaya sepanjang malam, pastikan di pagi hari langsung mencari cahaya baik itu yang alami dari matahari atau lampu di ruangan, untuk membantu tubuh mengenali ritme sirkadiannya. Gelap berarti waktunya tidur, sementara terang berarti waktunya beraktivitas.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Pengobatan alternatif tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Anda harus memastikan manfaat dan risikonya untuk kesehatan sebelum memulai pengobatan.
Lemas saat puasa bisa diatasi dengan tidak melewatakan sahur, mengonsumsi makanan yang bergizi, cukup minum air saat sahur dan berbuka, berolahraga teratur, serta mengatur porsi makan saat buka puasa.
Cara memilih kasur untuk tulang belakang yang tepat adalah pilih kasur yang dapat menopang tulang belakang tetap sejajar, lalu pilih kekerasan kasur medium atau sedang. Coba secara langsung saat membeli dan cari yang bahannya bisa menjaga suhu tubuh.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Veranita
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Vina Liliana
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved