Bahaya makan ikan lele yang berlebihan perlu diketahui agar Anda terhindar dari berbagai penyakit. Untuk pencegahan, sebaiknya Anda mencari tahu asal-usulnya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
3 Feb 2020
Pecel lele masih menjadi pilihan makanan favorit banyak orang
Table of Content
Menu pecel lele masih menjadi salah satu pilihan paling populer untuk mengganjal perut, khas orang Indonesia. Di sisi lain, banyak yang menyebutkan bahaya makan ikan lele mulai masalah kehigienisan hingga risiko kanker. Padahal, lele adalah jenis ikan yang aman dikonsumsi.
Advertisement
Ikan lele merupakan sumber protein yang baik. Itulah sebabnya popularitas ikan lele sebagai lauk makan hingga kini masih tinggi. Bahkan tak hanya di Indonesia saja, tapi juga di negara-negara lain.
Baca Juga
Jika dikonsumsi secara sembarangan, ikan lele bisa memberikan berdampak negatif untuk kesehatan. Berikut adalah bahaya makan ikan lele untuk kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan:
Bahaya pertama yang paling terlihat jelas saat proses pengolahan ikan lele adalah penggunaan minyak bekas yang telah dipakai berulang kali. Minyak tersebut memiliki kandungan radikal bebas, termasuk asam lemak jenuh yang dapat memicu munculnya sel abnormal karena bersifat karsinogenik.
Terlalu banyak mengonsumsi lele juga dapat memicu munculnya kelenjar tiroid di sekitar leher. Pasalnya, banyak peternak ikan lele yang menggunakan bangkai hewan sebagai bahan pangan ikan lele, termasuk kotoran hewan (seperti dari kandang ayam ataupun kambing). Semua hal ini dapat menimbulkan pembengkakan serta peradangan akibat peningkatan cairan tiroid.
Proses ternak ikan lele dapat dikatakan tidak cocok untuk kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan masih banyaknya tambak lele yang berada berdekatan dengan jamban buang air.
Meskipun ikan lele merupakan jenis ikan yang mampu bertahan di air kotor, tetap saja ikan tersebut dapat terkontaminasi bakteri aktif dan logam berat yang menyebabkan diare dan sakit perut pada manusia.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan lele untuk memakan semua makanan yang ada di sekelilingnya.
Bahaya lain dari konsumsi lele adalah dapat meningkatnya risiko penyakit jantung. Hal ini dikarenakan oleh proses pengolahan ikan lele yang menggunakan minyak. Bahaya bagi tubuh menjadi berlipatganda dan dapat memicu penyumbatan pada pembuluh arteri jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pada jantung, termasuk serangan jantung.
Beberapa tahun lalu sempat ramai pemberitaan bahwa salah satu bahaya makan ikan lele adalah menyebabkan kanker. Hal ini dipicu pola pemberian pangan serta teknik budidaya yang serampangan.
Namun para ahlinya membantah hal ini. Memang benar bahwa lele identik sebagai ikan yang “jorok”, namun lagi-lagi hal ini bergantung pada di mana lokasi budidaya atau peternakannya.
Jika dulu lele kerap disebut mendapatkan sumber pakan dari kotoran manusia, kini teknik budidaya lele sudah jauh lebih modern dan higienis. Pakan yang diberikan pun berupa pelet yang sesuai kebutuhan ikan lele. Besaran pakan utama bergantung pada bobot tiap ikan.
Memelihara lele pun tidak bisa sembarangan jika ingin berhasil panen. Kolamnya harus bersih dan terlindung dari matahari serta hujan. Kecukupan oksigen bagi ikan lele di dalam kolam juga harus terus dipantau. Jika tidak, lele tidak akan bisa bertahan.
Jadi, tudingan bahaya makan ikan lele seperti menyebabkan kanker sudah tidak lagi relevan. Kembali lagi pada individu masing-masing. Setiap kali mengonsumsi lele, pastikan sumbernya bersih. Mengolahnya pun dianjurkan melalui proses yang baik untuk tubuh.
Selama ikan lele yang dikonsumsi berasal dari peternakan lele domestik yang aman, tak ada bahaya makan ikan lele. Lain halnya apabila ikan lele berasal dari perairan yang telah mengalami pencemaran ekstrem, tentu hal itu membahayakan kesehatan.
Untuk mengantisipasi bahaya makan ikan lele, beberapa hal ini bisa dilakukan:
Sebelum mengonsumsi lele goreng yang menggiurkan, cari tahu dari mana asal usul ikan lele tersebut. Umumya, ikan lele dipanen dari peternakan sebelum didistribusikan untuk penjualan seperti ke pasar.
Hal yang perlu diantisipasi adalah kemungkinan terpapar bahan kimia beracun seperti dioksin dan merkuri selama lele berada di air. Meskipun menurut Environmental Protection Agency hampir seluruh ikan mengandung sedikit merkuri, namun lele termasuk yang risiko terpapar merkurinya rendah.
Sebagian besar ikan lele yang dikonsumsi berasal dari peternakan lele domestik. Tentunya, ikan lele yang dibesarkan di peternakan merupakan sumber protein yang bersih dan aman dikonsumsi.
Hal ini tentu kontradiktif dibandingkan dengan ikan lele yang ditangkap di perairan bebas. Perbedaan dari lele peternakan dengan lele perairan bebas adalah rasa lele peternakan tidak identik dengan bau lumpur.
Selain itu, lele yang tidak dipelihara di peternakan domestik bisa saja bersifat karsinogenik dan rentan menyebabkan kanker. Hal ini lagi-lagi terjadi karena ada paparan polusi dari perairan tempat lele hidup.
Apabila Anda membeli dan mengolah ikan lele sendiri, cari lele yang masih segar dan tidak mengeluarkan bau amis, darah, atau perubahan warna. Apabila ikan lele tidak langsung diolah, simpan di lemari pendingin atau freezer untuk menjaga kualitasnya.
Untuk memprosesnya, salah satu resep yang paling umum adalah membuat lele goreng. Sebisa mungkin, gunakan minyak yang sehat seperti canola oil. Pastikan pula untuk membersihkan ikan lele dengan tuntas sebelum mengolahnya.
Advertisement
Ditulis oleh Azelia Trifiana
Referensi
Artikel Terkait
Roti tawar adalah salah satu jenis sarapan yang sering dikonsumsi oleh orang Indonesia. Sarapan dengan roti tawar dapat memberikan karbohidrat pada tubuh Anda. Roti tawar biasa dikonsumsi begitu saja atau dengan selai. Namun Anda dapat membuat sarapan roti tawar Anda jadi lebih bervariasi dan penuh rasa dengan beberapa resep olahan roti tawar berikut.
2 Mei 2023
Label organik tidak serta merta membuat makanan organik menjadi lebih sehat. Ketahui apa perbedaannya dengan makanan non organik.
20 Nov 2020
Ternyata ada banyak sumber lemak baik yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti buah alpukat, minyak zaitun ekstra virgin, ikan, telur utuh, hingga keju.
10 Agt 2022
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved