Muntaber pada anak adalah penyakit pencernaan yang disebabkan infeksi virus, bakteri, atau parasit. Cara mengobatinya dapat dilakukan dengan memberikan oralit hingga mengonsumsi makanan yang mudah dicerna.
Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari
14 Jan 2022
Muntaber pada anak perlu diwaspadai
Table of Content
Muntaber pada anak adalah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Di seluruh dunia, diperkirakan terjadi sekitar tiga sampai lima miliar kasus muntaber setiap tahunnya, terutama pada anak berusia di bawah 5 tahun di negara-negara dengan akses makanan bergizi dan perawatan medis yang sulit dijangkau.
Advertisement
Simak artikel berikut untuk memahami gejala, penyebab, dan cara mengobati muntaber pada anak dengan tepat.
Muntaber adalah penyakit pencernaan yang umum terjadi, termasuk pada anak-anak. Penyakit ini juga dikenal sebagai gastroenteritis, yang berarti peradangan pada saluran pencernaan.
Ada juga yang menyebutnya sebagai flu perut, walaupun sering kali tidak ada kaitannya dengan penyakit flu atau influenza.
Muntaber pada anak umumnya ditandai dengan muntah dan diare yang terkadang disertai demam atau kram perut.
Pada kasus yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan zat kimia darah (elektrolit) karena hilangnya cairan tubuh melalui muntah dan feses yang keluar.
Diperkirakan 1,5-2,5 juta anak di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya karena diare dan dehidrasi yang disebabkan gastroenteritis. Itulah alasan mengapa muntaber tidak boleh diabaikan dan harus segera mendapat penanganan yang tepat.
Sebelum mengetahui gejala dan obat muntaber anak, Anda perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu supaya bisa mengantisipasinya.
Penyebab anak muntah dan mencret akibat muntaber dapat disebabkan infeksi virus, bakteri, atau parasit lainnya.
Di negara maju, wabah muntaber umumnya diakibatkan virus yang mudah sekali menular, seperti norovirus dan rotavirus.
Sementara itu, di negara-negara berkembang, penyakit muntaber biasanya mewabah lewat air atau makanan yang terkontaminasi oleh kuman.
Di samping air atau makanan yang tercemar, masih ada beberapa penyebab muntaber pada anak yang perlu diperhatikan, seperti:
Beberapa jenis bakteri yang bisa menyebabkan muntaber adalah E. coli, Salmonella, Campylobacter, dan Clastridioides difficile.
Sedangkan, jenis parasit yang memicu muntaber adalah Giardia intestinalis, Cryptosporidium parvum, dan Entamoeba histolytica.
Meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan infeksi, gastroenteritis juga bisa disebabkan racun kimia dan efek samping obat-obatan.
Gejala muntaber pada anak yang utama adalah muntah dan diare. Ketika usus besar mengalami peradangan, organ ini tidak mampu menyerap kelebihan air sehingga menimbulkan diare.
Selain anak muntah dan mencret, berikut adalah ciri-ciri muntaber pada anak yang perlu diwaspadai:
Karena penderita muntaber mengalami diare berat dan muntah hingga berkali-kali dalam sehari, kondisi dehidrasi bisa terjadi dengan cepat. Jika anak terkena muntaber, waspadai gejala dehidrasi di bawah ini:
Sementara itu, gejala muntaber pada bayi umumnya ditandai dengan keringnya popok selama lebih dari empat jam.
Berbagai gejala muntaber, seperti diare dan muntah pada anak, dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman. Maka dari itu, Anda perlu segera membawa anak ke dokter jika mengalami sejumlah gejala di atas.
Baca Juga
Jika bayi atau anak Anda mengalami muntaber, segera periksakan kondisinya ke dokter untuk mencegah komplikasi seperti dehidrasi.
Anda juga bisa melakukan berbagai cara mengatasi muntaber pada bayi dan anak kecil sebagai berikut:
Obat muntaber anak yang dapat diberikan oleh orangtua adalah oralit, terutama ketika muntahnya tak kunjung berhenti. Oralit juga bisa dijadikan sebagai pertolongan pertama muntaber untuk mencegah rehidrasi.
Ketika muntahnya berhenti, berikan larutan rehidrasi atau oralit sedikit demi sedikit. Jangan paksa anak untuk langsung minum dalam jumlah banyak karena bisa memicu muntah. Pastikan anak sering minum dalam beberapa jam sekali.
Jika bayi masih menyusu, berikan ASI sesering mungkin. Apabila bayi diberikan susu formula, Anda bisa memberikan larutan rehidrasi di sela-sela susu formulanya.
Selain itu, cara mengatasi muntaber pada anak adalah memberikan makanan yang mudah dicerna.
Bubur, pisang, dan kentang bisa Anda berikan sebagai cara untuk membantu mengatasi gejala muntaber. Jangan menyuguhkan susu dan produk-produk turunan susu, misalnya es krim dan keju, pada buah hati Anda.
Anda juga dilarang memberikan makanan manis, permen, dan soda untuk sementara waktu sebagai penanganan muntaber pada anak. Pasalnya, makanan dan minuman ini bisa membuat diare semakin parah.
Mulut dan kulit kering, haus terus-menerus, mata yang tampak cekung, atau menangis tanpa air mata, termasuk tanda-tanda dehidrasi pada anak yang perlu diperhatikan.
Pada bayi, gejala dehidrasi bisa meliputi ubun-ubun yang cekung, kulit yang lambat kembali ketika dicubit, dan popoknya tetap kering selama lebih dari empat jam. Segera ke rumah sakit bila si kecil mengalami gejala dehidrasi.
Cara mengobati muntaber juga bisa dilakukan dengan memberikan infus cairan pada anak. Dalam beberapa kasus, muntaber yang parah dapat membuat anak mengalami dehidrasi.
Maka dari itu, dokter perlu memasangkan infus untuk mengganti cairan yang hilang dari tubuh si kecil selama mengalami muntaber.
Apakah anak muntah dan mencret tanpa demam? Dikutip dari Medicine Net, diare dan muntah yang disebabkan muntaber dipercaya bisa diatasi dengan probiotik.
Sebab, obat alami muntaber ini mengandung bakteri baik, seperti Lactobacillus casei hingga S boulardii, yang dinilai ampuh dalam mengatasi kasus muntaber virus dan mencret.
Jika memungkinkan, pilihlah makanan probiotik seperti yogurt yang tidak mengandung sedikit gula dan lemak.
Salah satu pilihan obat muntah dan mencret pada anak yang disebabkan muntaber adalah makanan atau suplemen yang mengandung zinc.
Sebab, makanan atau suplemen zinc dianggap mampu mengurangi tingkat keparahan dan durasi dari muntaber.
Menurut sebuah studi yang dimuat dalam Official Publication of The College of Family Physicians of Canada, muntaber sering dikaitkan dengan kekurangan zinc di negara-negara berkembang.
Studi tersebut menyimpulkan, gejala muntaber seperti diare pada anak 5 tahun dapat menurun hingga 15 persen keesokan harinya setelah mengonsumsi suplemen zinc.
Meski begitu, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu pada dokter sebelum mencoba obat muntaber anak ini untuk mencegah efek samping yang tak diinginkan.
Supaya anak segera pulih, pastikan mereka beristirahat dengan cukup. Sebaiknya, anak tidak pergi ke sekolah dan bermain hingga kondisinya membaik.
Selain itu, apabila mereka demam, Anda bisa memberikan obat penurun demam, seperti paracetamol atau ibuprofen, sesuai anjuran dokter untuk membantu meredakannya.
Selain berbagai cara di atas, dokter dapat meresepkan obat muntaber anak berupa antibiotik (jika disebabkan oleh bakteri), hingga obat-obatan untuk membunuh parasit.
Tidak hanya anak-anak saja yang bisa mengalami muntaber, orang dewasa juga kerap mengalaminya. Apabila Anda mengalami gejala-gejala yang menandakan muntaber, segera lakukan langkah-langkah berikut untuk mengatasinya.
Anda dapat minum air putih, minuman elektrolit, atau sport drink untuk mencegah dehidrasi.
Lebih baik minum sedikit-sedikit, tapi sering. Pasalnya, langsung meminum carian dalam jumlah banyak malah bisa memicu mual dan muntah-muntah.
Normalnya, seseorang mesti buang air kecil dalam jeda waktu yang cukup teratur. Warna urine juga harus kuning terang dan bersih.
Jika warna urine makin gelap, bisa jadi Anda mulai mengalami dehidrasi. Apalagi jika ditambah dengan merasa pusing atau kepala terasa ringan.
Untuk mencegah kekurangan cairan, Anda bisa minum cairan oralit. Cairan oralit adalah cara yang baik untuk mengobati gejala dehidrasi akibat muntaber. Oralit bisa dibeli secara bebas di apotek terdekat.
Kalau Anda masih mual, makanlah sedikit-sedikit dengan frekuensi lebih sering. Anda sebaiknya menghindari makanan dengan bumbu kuat.
Coba isi perut Anda dengan crackers, pisang, bubur, dan jenis makanan lain yang mudah dicerna. Jauhi juga susu dan produk susu, kafein, soda, serta makanan berlemak.
Diare dan muntah-muntah pasti membuat Anda merasa lemas dan lelah. Oleh karena itu, beristirahatlah sebanyak mungkin.
Pastikan kondisi kamar nyaman dengan udara yang sejuk, lampu yang redup, dan tidak bising.
Cara mengobati muntaber yang paling tepat adalah memeriksakan diri Anda ke dokter bila gejala tidak mereda selama lebih dari dua hari.
Terlebih jika mengalami diare berdarah, demam hingga 39º Celcius atau lebih, merasa mau pingsan saat berdiri, mengalami kebingungan, dan sakit perut yang tidak membaik.
Baca Juga
Gejala muntaber biasanya akan mereda dan sembuh dalam waktu beberapa hari. Faktor paling penting saat mengalami muntaber adalah menjaga agar asupan cairan selalu cukup untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare berat.
Periksakan diri ke dokter apabila gejala muntaber tidak kunjung membaik dan cara mengobati yang Anda lakukan tidak berhasil.
Khusus untuk bayi dan anak-anak, sebaiknya segera dibawa ke dokter jika mengalami muntah dan diare. Pasalnya, dehidrasi pada bayi dan anak-anak bisa berakibat fatal.
Berikut adalah cara mencegah muntaber pada anak yang bisa Anda lakukan:
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar muntaber pada anak, jangan ragu untuk bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh di App Store atau Google Play sekarang juga.
Advertisement
Ditulis oleh Armita Rahardini
Referensi
Artikel Terkait
Muntah tidak selalu buruk, justru itu merupakan salah satu bentuk pertahanan ketika ada hal asing masuk ke tubuh atau sinyal terjadinya infeksi atau penyakit kronis. Warna muntah pun bisa berbeda-beda, seperti muntah kuning, hijau, hingga yang tidak berwarna sekalipun. Tetapi arti warna muntah bisa menjadi indikator kesehatan anda
14 Jun 2020
Penyebab sering muntah bisa jadi suatu tanda kondisi serius. Muntah adalah kondisi dimana isi perut seperti makanan atau minuman keluar melalui mulut, dan diawali dengan rasa mual atau perut tidak enak.
6 Mei 2019
Gejala dehidrasi pada anak biasanya adalah rewel, mata terlihat lebih cekung, hingga keinginan minum terus menerus. Dehidrasi rentan terjadi pada bayi dan anak-anak karena persentase cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa.
25 Apr 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved