logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
Forum
Penyakit

Begini Cara Membaca Tes Widal Tipes yang Tepat

open-summary

Tes Widal merupakan pemeriksaan yang umum dilakukan untuk memastikan diagnosis demam tifoid atau tipes di Indonesia. Namun cara membaca tes Widal tipes termasuk sulit dan perlu dipelajari dengan saksama.


close-summary

Ditinjau secara medis oleh dr. Karlina Lestari

11 Sep 2023

Cara membaca tes widal tipes termasuk sulit, tapi perlu dipelajari

Tes widal harus dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan

Table of Content

  • Kenapa tes Widal banyak digunakan?
  • Prinsip tes Widal
  • Prosedur dan cara membaca tes Widal tipes
  • Keterbatasan tes Widal dan reaksi positif palsu

Demam tifoid atau tipes adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri jenis Salmonella typhi serta Salmonella paratyphi A, B, dan C. Penyakit ini masih sering ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Advertisement

Tes Widal termasuk salah satu bentuk pemeriksaan medis yang dilakukan untuk memastikan diagnosis demam tifoid. Namun cara membaca tes Widal tipes tidak bisa sembarangan.

Kenapa tes Widal banyak digunakan?

Meskipun pemeriksaan penunjang untuk demam tifoid yang paling baik adalah kultur bakteri, tes Widal masih sering digunakan di banyak negara endemis. Salah satunya di Indonesia.

Tes Widal relatif lebih mudah, murah, dan membutuhkan peralatan yang lebih sederhana. Sedangkan kultur bakteri seringkali memerlukan sarana dan prasarana khusus yang tidak tersedia secara luas. Hasilnya juga baru bisa muncul setelah beberapa hari. Karena itulah tes Widal masih banyak digunakan untuk mendiagnosis tipes. 

Prinsip tes Widal

Tes Widal menggunakan prinsip reaksi antigen-antibodi. Antibodi akan bereaksi terhadap antigen yang dianggap sebagai benda asing, yaitu dengan menghasilkan penggumpalan (aglutinasi).

Jika seseorang terinfeksi oleh Salmonella typhi, tubuhnya akan memproduksi antibodi terhadap kuman tersebut. 

Antigen yang digunakan berasal dari komponen kuman S. typhi, S. paratyphi A, dan S. paratyphi B. Jenis antigen yang digunakan bisa berupa:

  • Antigen H yang berasal dari flagel (alat gerak) kuman.
  • Antigen O yang berasal dari tubuh kuman. 

Prosedur dan cara membaca tes Widal tipes

Serum darah orang yang dicurigai menderita demam tifoid akan diambil tes Widal. Kemudian antigen yang berasal dari bakteri Salmonella diteteskan ke dalam serum ini.

Bila serum darah mengandung antibodi, reaksi antigen-antibodi akan terjadi dan sampel darah akan tampak menggumpal. Hal inilah yang mendukung diagnosis demam tifoid. 

Jika saat antigen diteteskan dan tidak terjadi reaksi penggumpalan, dapat dianggap bahwa tidak ada antibodi di dalam sampel serum darah. Hasilnya pun dikatakan bukan demam tifoid. 

Hasil positif atau negatif saja tidaklah cukup untuk menggambarkan tes Widal. Cara yang lebih tepat adalah mengukur titer, yaitu konsentrasi antibodi atau antigen pada sampel darah.

Titer itulah yang biasa tergambar dalam hasil tes Widal. Misalnya, 1/80, 1/160, atau 1/320. Semakin tinggi angkanya, semakin besar pula kemungkinan adanya infeksi S. typhii

Keterbatasan tes Widal dan reaksi positif palsu

Kenaikan titer antibodi dalam tes Widal yang dianggap positif adalah jika antibodi O atau H naik hingga 1/160. Sayangnya, cara membaca tes widal tipes dari satu kali tes saja tidak cukup akurat untuk memastikan diagnosis demam tifoid. 

Tes Widal dapat bereaksi silang dengan penyakit infeksi lain. Karena itu, bisa terjadi reaksi positif palsu. Misalnya, saat tes Widal menunjukkan hasil yang positif, tetapi sebenarnya bukan disebabkan oleh demam tifoid. 

Beberapa penyakit yang dapat menunjukkan hasil positif terhadap tes Widal. Contohnya, demam berdarah, malaria, tuberkulosis milier, penyakit hati kronik, dan endokarditis. Riwayat imunisasi demam tifoid sebelumnya juga berpotensi menyebabkan hasil positif palsu.

Jika tes Widal menunjukkan hasil negatif, kemugkinan demam tifoid pun tidak dapat langsung disingkirkan. Ada pula kondisi-kondisi medis lain yang juga bisa menyebabkan hasil tes Widal tipes yang negatif. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Jumlah bakteri yang kurang banyak untuk mencetuskan reaksi antibodi (reaksi negatif palsu).
  • Pasien telah menjalani pengobatan dengan antibiotik sebelum tes dilakukan.
  • Karier, yaitu adanya bakteri Salmonella dalam darah, namun tanpa gejala klinis. 

Oleh karena keterbatasan tes Widal itulah, interpretasi sulit dilakukan hanya dari satu pengujian. Idealnya, tes ini dilakukan secara berulang dengan jarak setidaknya 10 sampai 14 hari.

Tes Widal dinyatakan positif jika titer antibodi O atau H naik hingga empat kali lipat. Misalnya, dari 1/80 menjadi 1/320. Tes ini dapat diulang 5-7 hari setelah tes pertama, hasil semakin akurat jika kenaikan titer empat kali lipat dari tes pertama.

Sebenarnya, kamu tidak perlu terlalu pusing mengenai cara membaca tes widal. Sebab, saat melakukan pemeriksaan, biasanya akan disertai kesimpulan dari analisis hasil tesnya.

Kalau tidak yakin, kamu bisa bertanya lebih lanjut pada dokter yang meminta kamu melakukan tes, ya!

Advertisement

demam berdarahtipesmalariademam tifoid

Ditulis oleh dr. Adelina Haryono

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq
    FacebookTwitterInstagramYoutubeLinkedin

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Perusahaan

Dukungan

Butuh Bantuan?

Jam operasional:
07:00 - 20:00 WIB

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved