Jenis obat antidepresan yang dapat bantu atasi depresi mulai dari Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs), Antidepresan trisiklik (TCAs), hingga Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs),.
Ditinjau secara medis oleh dr. Reni Utari
19 Apr 2023
Depresi terjadi ketika adanya ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak
Table of Content
Seperti penyakit mental lainnya, kondisi depresi bukanlah kondisi yang sepele. Orang yang terdiagnosis depresi, harus segera menjalani perawatan, termasuk dengan mengonsumsi obat-obatan. Obat untuk menangani depresi ini disebut dengan antidepresan.
Advertisement
Depresi adalah gangguan umum yang memicu ketidakseimbangan senyawa kimia penting, serta fungsi otak. Obat antidepresan digunakan untuk memperbaiki disfungsi tersebut.
Baca Juga
Antidepresan untuk pengobatan depresi bekerja dengan memengaruhi neurotransmiter, senyawa kimia penting untuk membawa sinyal di dalam otak. Neurotransmiter atau pembawa spesan kimiawi juga bekerja untuk mengatur mood, nafsu makan, hasrat seksual, dan rasa senang. Beberapa contoh neurotransmiter, yakni serotonin, norepinefrin, serta dopamin.
Penderita depresi memiliki kadar neurotransmiter yang rendah. Antidepresan bekerja untuk meningkatkan neurotransmiter di otak tersebut.
Berikut beberapa jenis antidepresan, sebagai bagian dari pengobatan depresi.
Jenis obat antidepresan penghambat reuptake serotonin selektif (SSRIs) bekerja dengan menghambat dengan selektif penyerapan kembali (reuptake) neurotransmiter serotonin oleh sel saraf. Dengan begitu, kadar serotonin pun dapat meningkat, dan diharapkan membuat Anda lebih bahagia.
SSRI adalah golongan antidepresan baru, yang dikembangkan pertama kali tahun 1970-an. Beberapa contoh obat antidepresan SSRI, yakni:
Mirip dengan SSRI, obat depresi penghambat reuptake serotonin dan norepinefrin (SNRI) bekerja untuk menghambat terserapnya kembali norepinefrin dan serotonin oleh sel saraf. Sehingga, penderitanya diharapkan kembali pulih dengan mengonsumsi antidepresan ini.
Meningkatkan kadar norepinefrin bersamaan dengan kadar serotonin, bermanfaat juga untuk orang-orang dengan keterbelakangan psikomotorik (perkembangan gerakan dan pikiran fisik yang terhambat).
Beberapa contoh dari SNRI, yakni venlafaksin, vuloksetine, desvenlafaksin, milnacipran, levomilnacipran.
Antidepresan trisiklik (TCA) adalah jenis obat antidepresan yang lebih tua, dan pertama kali ditemukan pada 1950-an. Obat ini dinamai berdasarkan struktur kimianya, yang terdiri atas tiga cincin atom yang saling berhubungan.
TCA bekerja dengan cara memblokir penyerapan serotonin dan norepinefrin, ke dalam sel-sel saraf. TCA juga menghalangi penyerapan neurotransmitter lain yang dikenal sebagai asetilkolin (yang membantu mengatur pergerakan otot rangka).
Ada banyak contoh obat antidepresan TCA, sebagai pengobatan depresi. Beberapa di antaranya yakni amitriptylin, desipramin, amoksapin, serta klomipramin.
Antidepresan penghalang oksidase monoamin, merupakan golongan obat pertama yang dikembangkan, untuk pengobatan depresi. jenis obat antidepresan ini pertama kali ditemukan pada 1950-an.
MAOIs bekerja dengan menghambat aksi enzim yang disebut monoamine oksidase. Dengan memblokir aksi enzim ini, kadar neurotransmiter pun dapat meningkat, serta diharapkan dapat memperbaiki suasana hati.
Antidepresan atipikal bisa dibilang sebagai jenis obat antidepresan, yang baru ditemukan. Sehingga, golongan ini tidak masuk ke dalam salah satu kategori yang tercantum di atas.
Secara luas, antidepresan atipikal meningkatkan kadar serotonin, norepinefrin, dan dopamin dengan cara yang unik. Beberapa contoh obat antidepresan atipikal, yakni:
Selain depresi, antidepresan juga dapat digunakan untuk membantu mengatasi beberapa kondisi lain seperti gangguan kecemasan, ketakutan berlebih terhadap sesuatu, dan stres pasca trauma (PTSD). Meskipun begitu, perlu diingat bahwa penggunaan obat ini membutuhkan resep dokter.
Baca Juga
Antidepresan kadang-kadang digunakan dengan kombinasi dengan obat lain, untuk menangani berbagai gangguan mental. Dalam beberapa kasus, penggunaan kombinasi obat-obatan yang keduanya bekerja serotonergik dapat menyebabkan sindrom serotonin.
Sindrom serotonin adalah akumulasi racun dari serotonin, yang dapat memicu gangguan fisik dan psikis, dan berpotensi berbahaya. Beberapa gejala sindrom serotonin yang umum terjadi, di antaranya:
Untuk menghindari hal ini, selalu beri tahu dokter mengenai semua obat yang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat bebas, suplemen gizi, atau obat herbal.
Antidepresan untuk pengobatan depresi, hanya boleh digunakan sesuai resep. Kemunculan manfaat antidepresan umumnya butuh waktu hingga delapan minggu. Dalam waktu tersebut, Anda tidak boleh berhenti, mengurangi, atau meningkatkan dosis tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.
Berhenti tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat yang mengganggu, dan seringkali membuat Anda lemah. Anda pun berpotensi mengalami mual, muntah, tremor, mimpi buruk, pusing, depresi, dan sensasi kejang.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Ditulis oleh Arif Putra
Referensi
Artikel Terkait
Depresi pada lansia adalah kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus. Ketahui apa saja penyebab, gejala, dan cara mengatasi lansia stres maupun depresi berikut ini.
9 Mei 2019
Ciri orang depresi adalah hilangnya minat terhadap hal-hal yang disenangi. Mengajak bicara, mengedukasi, dan merujuk penderita ke dokter merupakan cara mengatasi depresi.
18 Apr 2023
Akibat keguguran tidak hanya meliputi fisik saja, melainkan juga mental. Setelah keguguran, orangtua bisa mengalami berbagai emosi negatif, seperti kemarahan, rasa duka, dan sebagainya.
29 Okt 2019
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved