Bayi sering kentut bisa disebabkan karena sering menangis, posisi botol yang tidak tepat saat menyusu, sembelit, maupun sensitif terhadap MPASI yang dikonsumsi. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan selalu membuat bayi sendawa setelah menyusu.
Ditinjau secara medis oleh dr. Anandika Pawitri
12 Mar 2023
Bayi sering kentut karena sistem pencernaan belum terbentuk sempurna
Table of Content
Saat bayi sering kentut, orang tua tidak perlu terlalu khawatir karena hal ini biasanya terjadi akibat sistem pencernaannya yang masih dalam tahap perkembangan, sehingga perut bayi secara alami mengandung gas. Meski begitu, pada beberapa bayi, frekuensi kentut juga bisa menandakan adanya gangguan kesehatan, seperti konstipasi. Berikut penjelasan lengkapnya.
Advertisement
Berikut ini beberapa penyebab bayi sering kentut yang perlu diketahui orang tua:
Salah satu penyebab bayi sering kentut adalah karena banyak udara yang tertelan.
Ada banyak momen yang menyebabkan bayi bisa menelan udara lebih banyak dari seharusnya. Contohnya saat perlekatan menyusui tidak tepat, saat posisi botol dot kurang pas, atau hanya saat mengoceh atau menangis.
Udara akan tertelan lebih banyak saat bayi lebih sering membuka mulutnya. Jika bayi sering kentut setelah melakukan aktivitas yang membuatnya sering membuka mulut, umumnya itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan.
Kecuali jika bayi sering kentut disertai gejala lain yang mengkhawatirkan atau bayi terlihat tidak nyaman.
Cara memberi makan bayi dapat membuat perbedaan yang cukup signifikan pada berapa banyak gas yang bayi telan dan harus dikeluarkan.
Beberapa cara memberi makan bayi yang bisa membuatnya menelan udara lebih banyak antara lain:
Saat sedang menangis, bayi punya kecenderungan menelan udara. Hal ini menyebabkan perut mereka akan terasa penuh gas dan membuatnya sering kentu. Biasanya, kondisi ini terjadi apabila bayi menangis dalam periode waktu terlalu lama.
Bayi kentut terus juga bisa disebabkan oleh masalah pencernaan ringan seperti konstipasi atau sembelit. Pada kondisi ini, mungkin bayi akan jarang BAB dan sering kentut.
Konstipasi lebih mungkin terjadi pada bayi yang diberikan susu formula atau mulai mengonsumsi makanan padat. Jika bayi sering kentut, periksa kapan terakhir kali si kecil BAB dengan baik. Konsistensi tinja bayi yang normal adalah lembek dan sedikit cair. Jika saat ini bayi mengeluarkan tinja yang keras dan kering, maka kemungkinan ia sedang mengalami sembelit.
Dalam perkembangan bayi, tubuh mungilnya masih beradaptasi bagaimana cara mencerna makanan. Itulah salah satu sebab bayi sering kentut, karena cenderung menyimpan gas lebih banyak ketimbang orang dewasa.
Pada saat anak memasuki fase MPASI, wajar jika bayi kentut terus saat berkenalan dengan jenis makanan baru. Pada beberapa anak, kondisi ini bisa jadi mengindikasikan reaksi sensitif terhadap jenis makanan tertentu.
Sebagian bayi juga dapat memiliki sensitivitas terhadap beberapa jenis susu formula. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan sehingga mengandung lebih banyak gas dan bayi sering kentut.
Selain itu, perubahan pola makan ibu yang masih menyusui juga dapat memengaruhi kandungan ASI. Bayi mungkin juga mengalami reaksi sensitif pada jenis makanan baru yang dikonsumsi ibu.
Untuk mengenali apakah bayi sering kentut perlu mendapat perhatian lebih atau masih terbilang normal, berikut beberapa gejala yang perlu diperhatikan:
Jika bayi menunjukkan gejala seperti di atas, maka segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lengkap.
Baca Juga: Kenapa Kentut Bayi Bau? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Walaupun udara yang masuk ke dalam perut bayi normal terjadi, tak jarang kondisi perut kembung serta sering kentut juga membuat bayi rewel serta lebih sering menangis (kolik).
Apabila si Kecil tampak tidak nyaman dengan banyaknya gas dalam perutnya, ada beberapa yang bisa dilakukan untuk membantunya. Coba beberapa metode ini saat bayi kentut terus:
Pertama, baringkan bayi dan angkat kedua kakinya dengan lutut ditekuk. Kemudian, gerakkan kaki dengan gerakan mengayuh sepeda untuk membantu melepaskan gas yang terjebak dalam perutnya.
Angkat kepala bayi lebih tinggi dari posisi perutnya. Selain itu, orangtua juga bisa menggendong juga bayi dengan posisi tegak untuk membantu mereka sendawa (burping) setelah menyusu. Hal ini bisa membantu mengeluarkan gas dalam tubuhnya sehingga kentut bayi bisa berkurang.
Cara lain untuk membuat bayi merasa lebih nyaman karena sering kentut adalah dengan memijat perut bayi secara perlahan. Anda bisa menekan dengan gerakan searah atau berlawanan dengan jarum jam. Gerakan I L U juga bisa membantu melancarkan konstipasinya.
Sebisa mungkin, biasakan bayi berada dalam posisi tummy time atau tengkurap saat sedang terjaga serta dalam pengawasan orang dewasa.Cara ini dapat memperkuat otot bagian tubuh atas dan memberi stimulus untuk mengangkat kepalanya.
Posisi ini juga dapat membebaskan gas yang terjebak di perut sekaligus membantu masalah perut bayi bunyi dan sering mengalami kentut.
Bayi dapat menelan lebih banyak udara dari biasanya saat menangis karena lapar. Oleh karena itu, usahakan untuk menyusui bayi sebelum menangis.
Jadwalkan waktu menyusui bayi untuk mencegahnya terlanjur lapar. Cobalah untuk memulai memberikan makan bayi setidaknya satu atau dua jam setelah jadwal makan terakhir.
Menyendawakan bayi setelah menyusu dapat mencari cara yang baik membuatnya merasa nyaman dan mencegah bayi sering kentut.
Pegang bayi dalam posisi tegak sebelum berganti payudara untuk memberinya kesempatan bersendawa. Hindari menyela sesi menyusui untuk membuatnya bersendawa.
Jika menggunakan botol, pegang bayi dalam posisi tegak selama beberapa menit setelah menyusu untuk memungkinkan bayi bersendawa lebih banyak.
Apabila bayi tampak sulit bersendawa, baringkan sebentar lalu kembali bawa ke posisi tegak dan coba sendawakan lagi.
Tidak ada salahnya mencoba menggunakan botol susu atau dot dengan bentuk berbeda yang dapat mencegah bayi menelan lebih banyak gas atau mengisap terlalu cepat.
Gunakan botol dan dot yang lebih kecil untuk bayi yang lebih kecil serta pilih ukuran dot yang sesuai untuk si kecil. Pastikan juga ukuran lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu besar agar bayi tidak harus menyedot terlalu kuat, atau malahan minum terlalu banyak dan menelan gas berlebihan.
Jangan langsung memberikan susu formula yang baru selesai dikocok. Diamkan sebentar terlebih dahulu sampai gelembung gasnya menghilang.
Bayi dapat merasa kesulitan untuk bersendawa pada posisi tertentu sehingga menjadi sering kentut.
Tips yang dapat dicoba untuk membantu si kecil agar tidak kembung dengan mengubah posisi:
Jika bayi sering kentut setelah bayi atau ibu mengonsumsi makanan tertentu, cobalah untuk mengganti atau menyisihkan makanan tersebut selama beberapa hari atau minggu. Ini adalah cara untuk meredakan perut kembung pada bayi sekaligus memastikan bahwa gas yang muncul di pencernaan bayi disebabkan oleh makanan tersebut atau bukan.
Jika bayi sering kentut dan menunjukkan rasa tidak nyaman atau tampak rewel, segera periksa ke dokter. Tanda lain yang bisa orang tua jadikan acuan adalah apabila bayi sudah sembelit selama 2 hari, tubuh meringkuk atau menangis saat buang air besar disertai dengan tinja yang keras. Dokter dapat memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi hal ini.
Baca Juga: Jika Bayi Sering Ngulet Apakah Bermasalah? Ini Faktanya
Apabila bayi masih diberikan ASI eksklusif, tak perlu menghentikan menyusui hanya karena bayi sering kentut.
Hal yang bisa orang tualakukan adalah mencatat apa saja yang dikonsumsi atau dilakukan yang memicu bayi sering kentut setelahnya.
Selain itu, jangan lupa menggendong bayi dalam posisi tegak sambil ditepuk-tepuk ringan untuk membantunya bersendawa. Bayi yang masih kecil rata-rata belum mahir bersendawa dengan sendirinya.
Tak hanya itu, seiring dengan pertumbuhan bayi, sistem pencernaan mereka juga akan jadi semakin baik. Artinya, kebiasaan bayi yang kentut terus atau merasa tidak nyaman pun juga perlahan akan mereda.
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab dan cara mengatasi bayi sering kentut, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.
Advertisement
Ditulis oleh Atifa Adlina
Referensi
Artikel Terkait
Granuloma umbilikalis adalah salah satu resiko yang mengintai bayi setelah lepas tali pusarnya. Kondisi ini terjadi saat daerah pusar bayi terdapat suatu jaringan parut setelah puput pusar.
13 Nov 2019
Bayi boleh naik pesawat mulai usia 2 minggu setelah lahir. Namun, membawa bayi berpergian naik pesawat butuh persiapan ekstra agar ia tidak rewel selama terbang di udara.
17 Jun 2019
Sekecil apapun, gerak-gerik si kecil akan menjadi perhatian orangtuanya seiring dengan bertambahnya usia mereka. Termasuk ketika bayi jalan jinjit yang umum terjadi saat mereka mulai belajar berjalan. Idealnya, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya ketika mereka semakin lancar berjalan.
11 Mei 2021
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Dijawab oleh dr. Liliani Tjikoe
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved