logo-sehatq
logo-kementerian-kesehatan
SehatQ for Corporate
TokoObatArtikelTindakan MedisDokterRumah SakitPenyakitChat DokterPromo
Bayi & Menyusui

Penyebab Bayi Gumoh Habis Menyusu dan Cara Mengatasinya yang Benar

open-summary

Gumoh adalah keluarnya cairan susu atau makanan yang baru saja ditelan oleh bayi. Penyebab bayi sering gumoh, umumnya karena cincin otot bayi belum dapat menutup dengan sempurna.


close-summary

2023-03-28 04:52:50

| Annisa Amalia Ikhsania

Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri

penyebab bayi gumoh

Gumoh terjadi ketika susu atau makanan yang baru saja ditelan keluar dari mulut bayi

Table of Content

  • Apa penyebab bayi sering gumoh?
  • Apa perbedaan bayi gumoh dengan muntah?
  • Bagaimana cara mengatasi gumoh pada bayi?
  • Kapan gumoh pada bayi perlu dikonsultasikan ke dokter? 

Penyebab bayi gumoh sering kali menjadi perhatian para orangtua baru. Pasalnya, bayi baru lahir bisa mengeluarkan air susu secara tiba-tiba, yang membuat Anda khawatir akan kesehatannya.

Advertisement

Namun, orangtua tidak perlu panik karena kondisi ini cenderung tidak membahayakan. 

Agar rasa khawatir tidak terus melanda, mari ketahui penyebab dan cara mengatasi bayi sering gumoh. Dengan ini, Anda bisa tetap tenang ketika Si Kecil mengalaminya. 

Apa penyebab bayi sering gumoh?

Para orangtua baru mungkin masih bertanya-tanya, kenapa bayi sering gumoh? Ternyata, gumoh pada perkembangan bayi menjadi kondisi yang normal terjadi.

Gumoh adalah keluarnya cairan susu atau makanan yang baru saja ditelan oleh bayi.

Mengutip dari Mayo Clinic, selama tiga bulan pertama kehidupannya, hampir setengah dari populasi bayi mengalami gumoh. Dalam dunia medis, gumoh dikenal sebagai refluks gastroesofageal, refluks bayi, atau refluks asam.

Setelah bayi menyusu, cairan ASI atau susu formula akan ditelan dan melewati kerongkongan (esofagus) menuju lambung. Sebelumnya, terdapat cincin otot di ujung esofagus yang berfungsi sebagai gerbang masuk ke lambung. 

Cincin otot tersebut akan menutup ketika cairan atau makanan sudah masuk ke dalam lambung, guna mencegahnya naik kembali ke kerongkongan. 

Namun pada bayi berusia di bawah 5 bulan, cincin otot belum dapat menutup dengan sempurna, sehingga menyebabkan air susu naik ke kerongkongan. Inilah yang menjadi penyebab bayi gumoh.

Selain itu, berikut adalah beberapa penyebab gumoh pada bayi lainnya yang mungkin terjadi:

  • Terlalu banyak menyusu (overfeeding).
  • Aerophagia, saat bayi mengonsumsi udara terlalu banyak
  • Stenosis pilorus, kontraksi otot yang intens setelah menyusui.

Frekuensi gumoh kemudian akan berkurang hingga berhenti dengan sendirinya ketika buah hati berusia sekitar 4-5 bulan atau saat bayi sudah diberi makanan pendamping ASI (MPASI).

Baca Juga

  • 4 Penyebab Bayi Muntah Keluar dari Hidung, Orangtua Wajib Tahu
  • Bayi Kembung? Atasi dengan 9 Cara Aman dan Efektif
  • Penyebab ASI Encer dan Cara Mengatasinya

Apa perbedaan bayi gumoh dengan muntah?

Bayi gumoh bukan merupakan kondisi yang berbahaya dan terlalu Anda khawatirkan. Apalagi, gumoh berbeda dengan kondisi muntah pada bayi.

Penyebab muntah pada bayi, terjadi ketika ada dorongan dan kontraksi yang kuat dari otot lambung untuk mengeluarkan isi lambung.

Sedangkan gumoh pada bayi, terjadi ketika cairan mengalir keluar tanpa adanya tekanan dari lambung si Kecil.

Gumoh biasanya terjadi bersamaan dengan sendawa, tanpa membuat bayi menjadi rewel atau merasa tidak nyaman. 

Bagaimana cara mengatasi gumoh pada bayi?

Gumoh termasuk kondisi yang umum dialami oleh sebagian besar bayi. Akan tetapi, setiap bayi memiliki intensitas gumoh yang berbeda-beda dan biasanya tidak membutuhkan penanganan khusus. 

Jika penyebab gumoh pada bayi sering terjadi, berikut tips yang bisa Anda coba untuk mengatasinya.

1. Perhatikan posisi bayi saat menyusu atau makan

Lakukan posisi menyusui yang benar, agar bayi tidak gumoh.

Biasakan menyusui atau memberi makan pada bayi dalam posisi tubuh yang lebih tegak. Pertahankan posisi ini selama 20-30 menit setelah menyusu atau makan, agar lebih cepat turun ke saluran pencernaan. 

2. Perhatikan porsi susu dan makanan

Jangan berlebihan saat menyusui bayi. Bila bayi sudah tampak kenyang, jangan paksa dia untuk terus menyusu. Untuk mencegahnya, Anda sebaiknya memberikan makanan atau susu dengan jumlah sedikit, tetapi frekuensi lebih sering. 

Anda juga perlu menyusun jadwal menyusui secara teratur. Jangan sampai bayi Anda terlalu lapar, karena usaha kerasnya mengisap ASI atau susu formula bisa membuat semakin banyak udara yang ikut masuk sehingga menyebabkan risiko gumoh.

3. Berikan jeda setelah menyusui

Setelah memberi makan atau menyusui bayi, jangan langsung mengajak Si Kecil bermain. Berikan jeda beberapa saat beraktivitas lain untuk menghindari gumoh.

Misalnya, berikan jeda waktu selama 30 menit bila Anda ingin meletakkan bayi di car seat dan mengajaknya bepergian. Pastikan juga pakaian dan popok bayi tidak terlalu ketat.

4. Sendawakan bayi

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyebab bayi gumoh adalah dengan membuat bayi Anda bersendawa setelah menyusu atau makan.

Sendawa dapat membantu bayi untuk mengeluarkan udara yang mungkin menumpuk di dalam lambungnya.

Tapi ingat, sendawakan bayi dengan benar. Yaitu, dengan membiarkan dada dan perut bayi bersandar di dada atau pundak Anda, lalu mengusap punggungnya hingga ia bersendawa. 

Hindari menepuk punggungnya terlalu keras atau menekan perut bayi agar tidak memicu gumoh.

5. Hindari posisi tidur tengkurap

Mungkin banyak beredar anggapan bahwa tidur tengkurap bisa mengurangi risiko gumoh.

Namun, anggapan ini tidaklah benar. Tak hanya itu, tidur tengkurap bahkan bisa meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). 

Apabila bayi sering gumoh saat tidur, posisikan agar kepalanya berada lebih tinggi ketika ia tidur. Akan tetapi, jangan menggunakan bantal untuk mengganjal kepala Si Kecil.

Anda bisa menambah ganjalan di bawah kasur pada bagian kepala bayi. Misalnya, menggunakan kain atau busa. Dengan ini, posisi kepala bayi akan sedikit lebih tinggi dari bagian kakinya ketika berbaring telentang.

6. Cermati ukuran dot

Jika buah hati menggunakan botol untuk minum susu, Anda perlu mencermati ukuran dot dengan tepat.

Apabila ukuran dot terlalu besar, air susu dapat keluar terlalu cepat. Kondisi ini bisa membuat bayi tersedak maupun gumoh. Sedangkan ukuran dot yang terlalu kecil dapat membuat bayi menelan lebih banyak udara ketika menyusu.

Penumpukan udara dalam lambung bayi dapat meningkatkan risiko gumoh. 

7. Perhatikan makanan sang ibu karena bisa memengaruhi ASI

Jika bayi Anda minum ASI, ibu juga perlu memperhatikan pola makannya.

Pasalnya, makanan dan minuman yang Anda konsumsi akan memegaruhi kualitas ASI. Mungkin saja, penyebab bayi sering gumoh terjadi karena dampak dari jenis makanan atau minuman tertentu yang dikonsumsi ibu. 

8. Berikan susu atau makanan dalam tenang

Saat menyusui, usahakan agar suasana di sekeliling Anda tenang dan tanpa gangguan.

Jika Si Kecil merasa panik atau terganggu, ia akan cenderung menelan udara saat menyusu yang membuatnya mengalami gumoh.

Kapan gumoh pada bayi perlu dikonsultasikan ke dokter? 

Gumoh memang termasuk kondisi yang normal terjadi pada bayi. Meskipun demikian, waspadai kondisi bayi sering gumoh atau yang tergolong berbahaya apabila disertai dengan gejala-gejala di bawah ini:

  • Berat badan bayi tidak kunjung bertambah.
  • Jumlah susu atau makanan yang dikeluarkan oleh bayi lebih dari 1-2 sendok makan.
  • Ketika gumoh, bayi tampak tersiksa. Gejala ini bukan lagi gumoh, tapi muntah. 
  • Muntah bayi berwarna kuning, hijau, atau kecokelatan.
  • Frekuensi buang air kecil berkurang, misalnya jarang ganti popok dan berwarna pekat.
  • Tampak lemas.
  • Terus-menerus tidak mau menyusu atau makan.
  • Gumoh terjadi di usia enam bulan hingga lebih dari satu tahun.
  • Lebih rewel dari biasanya dan terus menangis lebih dari tiga jam.
  • Muncul darah dalam feses bayi.
  • Mengalami kesulitan bernapas.
  • Mengalami muntah proyektil, yaitu kondisi muntah dalam jumlah banyak yang menyembur keluar dari mulut. 

Jika bayi gumoh disertai dengan tanda atau gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak. Jangan lupa untuk mencatat dan memberitahukan dokter mengenai frekuensi gumoh yang dialami oleh Si Kecil.

Dokter kemudian akan melakukan proses diagnosis untuk mendeteksi penyebab bayi terlalu sering gumoh, dan memberikan pengobatan yang tepat untuk buah hati.

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai penyebab bayi gumoh serta kondisi yang berbahaya, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App store dan Google Play.

Advertisement

bayiasi eksklusifmengatasi bayi rewelmakanan bayisusu formulabayi & menyusuimerawat bayi

Referensi

Bagikan

Artikel Terkait

Diskusi Terkait di Forum

Advertisement

logo-sehatq

Langganan Newsletter

Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.

Metode Pembayaran

Bank BCABank MandiriBank BNIBank Permata
Credit Card VisaCredit Card Master CardCredit Card American ExpressCredit Card JCBGopay

Fitur

  • Toko
  • Produk Toko
  • Kategori Toko
  • Toko Merchant
  • Booking
  • Promo
  • Artikel
  • Chat Dokter
  • Penyakit
  • Forum
  • Review
  • Tes Kesehatan

Perusahaan

Follow us on

  • FacebookFacebook
  • TwitterTwitter
  • InstagramInstagram
  • YoutubeYoutube
  • LinkedinLinkedin

Download SehatQ App

Temukan di APP StoreTemukan di Play Store

Butuh Bantuan?

Jam operasional: 07.00 - 20.00

Hubungi Kami+6221-27899827

© SehatQ, 2023. All Rights Reserved