Atresia bilier adalah penyakit yang menimbulkan gangguan pada saluran empedu bayi. Bisa ditangani dengan metode operasi, dokter akan mendiskusikan pilihan operasi apa yang sebaiknya dilakukan.
2023-03-25 05:15:50
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Gejala penyakit atresia bilier pada bayi baru lahir adalah kulit yang berwarna kekuningan dan pertumbuhan yang lambat
Table of Content
Bayi baru lahir yang tampak kekuningan atau ikterus biasanya menandakan bahwa tubuh mungilnya belum mampu mengeluarkan kelebihan bilirubin lewat urine. Kondisi yang lebih parah dan langka terjadi adalah penyakit atresia bilier, ketika bayi mengalami sumbatan pada saluran empedunya sehingga menghambat aliran empedu dari hati ke kandung kemih.
Advertisement
Atresia bilier adalah penyakit yang biasanya terdeteksi saat bayi berusia 2 minggu. Awalnya, kulitnya terlihat berwarna kekuningan.
Pada bayi yang mengalami ikterus, menjemur atau menjalani perawatan fototerapi bisa membantu menurunkan kadar bilirubin. Namun pada penyakit atresia bilier, gejalanya bisa jauh lebih kompleks dan tidak bisa hanya dengan dijemur saja.
Baca Juga
Selain kulit dan mata berwarna kekuningan, ada beberapa gejala penyakit atresia bilier pada bayi. Apabila terdeteksi salah satu dari beberapa gejala ini, jangan sepelekan dan segera periksakan bayi ke dokter.
Beberapa gejala penyakit atresia bilier adalah:
Empedu berfungsi untuk pencernaan dan membawa zat sisa. Namun pada bayi yang menderita atresia bilier, saluran empedu di hati tersumbat. Akibatnya, akan ada penumpukan zat sisa di hati yang bisa menyebabkan hati mengalami kerusakan.
Untuk menanganinya, dokter akan merekomendasikan operasi. Tingkat keberhasilan operasi akan semakin tinggi apabila dilakukan sebelum bayi berusia 2 bulan. Apabila hati telah mengalami kerusakan, maka perlu transplantasi hati.
Penyakit atresia bilier bukanlah penyakit genetik atau yang diturunkan dari orangtua ke anak mereka. Beberapa penyebab terjadinya atresia bilier adalah:
Selain beberapa pemicu atresia bilier di atas, bayi yang terlahir prematur juga memiliki risiko lebih besar mengalaminya.
Gejala-gejala atresia bilier sekilas menyerupai masalah kesehatan lain pada bayi, seperti kondisi hepatitis dan kolestasis. Oleh karena itu, bayi yang menunjukkan gejala atresia bilier sebaiknya segera diperiksakan ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk memastikan diagnosis atresia bilier pada bayi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang seperti:
Selain itu, dokter juga biasanya akan melakukan tes hepatobiliary iminodiacetic acid (HIDA) atau cholescintigraphy untuk memeriksa fungsi saluran dan kantung empedu bayi Anda.
Atresia bilier adalah penyakit yang harus ditangani dengan prosedur operasi. Setelah pemeriksaan lebih jauh dan detil, dokter akan mendiskusikan pilihan operasi apa yang sebaiknya dilakukan.
Beberapa cara mengatasi atresia bilier adalah:
Ini adalah prosedur operasi yang menghubungkan bagian usus ke hati. Tujuannya agar cairan empedu bisa mengalir langsung di antara kedua organ tersebut. Operasi Kasai perlu dilakukan sesegera mungkin setelah bayi terdiagnosis mengalami atresia bilier.
Meski demikian, ada kemungkinan saluran empedu akan kembali mengalami gangguan. Dalam jangka panjang, kerap kali penderita atresia bilier perlu mendapatkan transplantasi hati.
Transplantasi hati adalah prosedur mengganti hati yang telah rusak dengan hati dari donor. Bagian yang ditransplantasi bisa seluruh bagiannya atau sebagian saja. Transplantasi hati bisa diperoleh dari donor atau kerabat dengan kecocokan jaringan dengan pasien.
Setelah mendapatkan transplantasi hati, pasien perlu mengonsumsi obat tertentu agar sistem kekebalan tubuhnya tidak menolak atau menyerang donor hati. Pascatransplantasi, kondisi bayi harus terus dipantau oleh pihak medis.
Atresia bilier dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti:
Gagalnya proses cerna ASI dan susu pada empedu bisa menyebabkan pertumbuhan yang buruk pada anak. Penderita atresia bilier mungkin membutuhkan makanan tambahan atau suplemen untuk membantu pertumbuhannya.
Karena nutrisi pada lemak yang tidak bisa diserap dengan maksimal, bayi bisa kekurangan vitamin A, D, E, hingga vitamin K.
Beberapa bayi yang mengidap atresia bilier bisa mengalami kulit yang sangat gatal dan membuat mereka tidak nyaman.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter, Anda bisa Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Mata bayi kuning terbilang umum karena perkembangan liver si Kecil masih belum sempurna. Namun, jika tidak segera diatasi bisa menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti kerusakan otak.
Ciri-ciri penyakit kuning pada bayi adalah kulit dan bagian putih mata yang menguning, sering mengantuk, lemas, rewel, dan sulit menyusui. Risiko penyakit kuning akan meningkat jika bayi lahir prematur.
Ikterus neonatorum adalah kondisi bayi tampak kuning setelah lahir. Walaupun tergolong normal, namun pada beberapa kasus tertentu kondisi ini dapat membahayakan bayi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved