Bubble tea adalah salah satu minuman kekinian yang banyak digemari. Meski terasa manis, namun minuman ini mengandung gula dan kalori yang tinggi, sehingga bisa menimbulkan banyak gangguan kesehatan jika dikonsumsi berlebihan, contohnya adalah tidak baik untuk jantung.
3 Mei 2019
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Konsumsi bubble tea berlebihan bisa memicu masalah kesehatan, termasuk obesitas dan diabetes.
Table of Content
Minuman bubble tea telah menjadi salah satu minuman populer yang banyak digemari. Tengah menjadi tren, tidak sedikit orang yang kemudian mengonsumsi minuman yang berasal dari Taiwan ini secara berlebihan.
Advertisement
Konsumsi secara berlebihan tentu harus dihindari, karena bahan-bahan yang terkandung dalam segelas bubble tea tidak menyehatkan untuk tubuh Anda. Bukan hanya gula, bahan dasar bubble yaitu tapioka juga tidak memiliki kandungan gizi yang memadai.
Baca Juga
Segelas bubble tea umumnya terdiri dari teh, susu, gula, serta bola-bola kecil yang terbuat dari tapioka. Jika dikonsumsi dengan cara yang baik, bahan-bahan tersebut dapat memberikan keuntungan untuk tubuh. Namun apabila disajikan dalam bentuk bubble tea, khasiat tersebut dapat tertutup oleh banyaknya kalori yang terkandung di dalamnya.
Dalam setiap 28 gram bubble yang terbuat dari tepung tapioka, terdapat 63 kalori dengan jumlah karbohidrat sebanyak 15 gram. Selain itu, bubble tersebut juga mengandung bahan-bahan kimia lainnya dan pewarna buatan.
Kandungan teh yang baik bagi kesehatan seperti fenol dan polifenol, dipercaya dapat bermanfaat bagi kesehatan jantung serta kondisi obesitas. Sayangnya, dengan banyaknya gula yang terdapat di dalam segelas bubble tea, manfaat tersebut menjadi tidak sebanding dengan akibat yang dapat ditimbulkannya.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan, dalam segelas bubble tea berukuran 473 mL terkandung sekitar 300 kalori dengan 38 gram gula.
Jumlah ini belum termasuk jika Anda menambahkan toping lainnya seperti jeli atau egg pudding, yang dapat membuat nilai kalori naik menjadi 323 kalori, dengan kandungan gula sebanyak 57 gram.
Baca juga: Batasi 5 Cemilan yang Bikin Gemuk agar Tak Terjerumus Obesitas
Kandungan gula dan kalori yang tinggi dalam segelas bubble tea, apabila dikonsumsi berlebihan dapat menjadi salah satu pemicu obesitas. Tubuh memerlukan kalori setiap harinya. Meski demikian, asupannya direkomendasikan tidak lebih dari 5 hingga 15 persen kalori yang masuk ke tubuh berasal dari tambahan gula maupun lemak padat.
Jika dihitung, kandungan gula serta kalori dari segelas bubble tea telah memenuhi rekomendasi asupan gula harian pada pria (38 gram), tapi melebihi rekomendasi asupan gula harian pada wanita (25 gram).
Dengan asupan gula berlebih, risiko berikut ini dapat Anda alami.
Sementara itu, kandungan kalori pada bubble tea dapat melebihi rekomendasi asupan kalori harian hingga 16 persen. Menikmati bubble tea memang tidak ada salahnya selama tidak dilakukan berlebihan. Namun sebaiknya, Anda membatasi atau mengurangi kadar gulanya.
Selain itu, jika sedang berusaha untuk diet, sebaiknya hindari makanan olahan tepung tapioka ini karena mengandung terlalu banyak kalori, sehingga membuat Anda mudah mengalami kenaikan berat badan.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah kandungan DEHP yang mungkin ada pada boba. Dikutip dari United States Environmental Protection Agency, DEHP terkadang kerap digunakan sebagai zat aditif untuk perasa teh.
DEHP adalah bahan kimia yang digunakan untuk melunakkan plastik. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa zat ini bisa menyebabkan penurunan kesuburan hingga masalah pertumbuhan.
Baca juga: Daftar Makanan dan Minuman Tidak Sehat Ini Perlu Dihindari
Mengonsumsi bubble tea memang tidak dilarang. Namun, sebaiknya jangan mengonsumsi minuman ini terlalu sering apalagi dalam jangka waktu lama. Jaga selalu kesehatan pencernaan Anda dengan selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan berolahraga secara teratur.
Jika ingin berkonsultasi langsung pada dokter seputar manfaat minuman sehat lainnya, Anda bisa chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Diet golongan darah O sebaiknya memperhatikan kadar konsumsi golongan makanan tinggi protein. Hal ini meliputi ikan, sayuran, buah-buahan dan minyak zaitun.
Diet HMR atau Health Management Resources ini telah ada sejak 30 tahun lalu. Aturan utamanya adalah batasan asupan kalori setiap harinya. Meski bisa menurunkan berat badan dengan cepat, diet ini memiliki risiko bagi kesehatan.
Banyak orang mengonsumsi selai kacang untuk diet. Meski manis, selai kacang kaya lemak sehat dan serat yang bisa membuat orang kenyang lebih lama.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Lizsa Oktavyanti
Dijawab oleh dr. Sarah Fajriah
Dijawab oleh dr. Veranita
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved