Orang yang banyak pikiran dapat terlihat jelas dari wajahnya. Ciri-ciri wajah orang stres adalah muncul jerawat, kantong mata, keriput, dan banyak lagi hal-hal yang muncul tanpa diundang.
5 Nov 2020
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Orang yang sedang mengalami stres dapat dilihat dari wajahnya
Table of Content
Sangatlah wajar merasa stres karena berbagai hal, karena hidup mustahil mulus-mulus saja. Namun ketika stres sudah sangat parah, konsekuensinya adalah kesehatan bisa terganggu. Bahkan, ciri-ciri wajah orang stres bisa terlihat dengan mudah.
Advertisement
Banyak pikiran dapat menyebabkan stres dan kesehatan menurun. Bahkan, Anda mungkin akan mengalami berbagai masalah pada wajah, mulai dari muncul jerawat, kantong mata, hingga keriput. Jika ini sudah terjadi, sudah saatnya mencoba mengelola emosi agar tidak mengganggu kesehatan fisik dan mental.
Banyak pikiran dapat menyebabkan orang stres. Wajah orang stres akan menunjukkan suasana hati dan pikirannya yang sedang kusut. Alasannya karena ketika stres, tubuh memproduksi hormon yang berdampak negatif pada kondisi kulit.
Tak hanya itu, ketika suntuk seseorang bisa melakukan kebiasaan buruk tanpa disadari, seperti menggigit bibir atau menggertakkan gigi terus menerus.
Berikut adalah ciri-ciri wajah orang stres yang mudah dikenali:
Produk perawatan kulit atau skincare secanggih apapun mungkin tak akan bisa mengatasi jerawat yang dipicu stres kronis. Pemicunya adalah aktivitas dari hormon stres yaitu kortisol yang menyebabkan bagian otak hipotalamus memproduksi hormon cotricotrophin-releasing hormone atau CRH.
CRH ini menyebabkan kelenjar sebasea menghasilkan lebih banyak minyak di sekitar folikel rambut. Akibatnya, jika pori-pori bisa tersumbat dan terinfeksi oleh bakteri di permukaan kulit, maka muncullah jerawat.
Dalam sebuah studi epidemiologi di Korea Selatan tahun 2011 lalu, diteliti pemicu munculnya jerawat pada 1.236 partisipan. Hasilnya, stres termasuk salah satu pemicunya. Hal lain yang juga berperan adalah konsumsi alkohol berlebih, menstruasi, dan siklus tidur yang berantakan.
Orang stres juga biasanya memiliki kantong mata yang lebih terlihat cekung. Apalagi, seiring dengan bertambahnya usia maka otot yang menopang area sekitar mata menjadi lebih lemah. Kondisi kulit yang kendur karena berkurangnya elastisitas juga turut berperan.
Lalu, apa korelasinya dengan stres? Rupaya, pikiran kusut bisa menyebabkan siklus tidur menjadi berantakan. Ketika seseorang kurang tidur, maka tanda-tanda penuaan seperti pigmentasi tak merata dan kerutan akan meningkat.
Lapisan yang berperan penting menjaga kulit tetap terhidrasi adalah stratum corneum. Lapisan ini mengandung protein dan lipid yang melindungi kulit lapisan lebih dalam. Jika stratum corneum tidak berfungsi optimal, kulit akan menjadi kering dan gatal.
Merasa stres juga berperan dalam mengganggu fungsi stratum corneum dalam melindungi kulit. Tak hanya itu, kemampuan menyimpan air atau kelembapan juga berkurang.
Pernahkah Anda merasa gatal-gatal dan muncul ruam ketika banyak pikiran? Ternyata, itu adalah bagian dari dampak stres terhadap sistem imun seseorang. Ketika sistem kekebalan tubuh melemah, maka bakteri di pencernaan dan kulit menjadi tak seimbang (dysbiosis). Akibatnya, muncul ruam kemerahan.
Tak hanya itu, stres juga dapat memicu beberapa masalah kulit yang memang sudah ada sehingga menyebabkan ruam. Contohnya seperti psoriasis, eksim, dan dermatitis kontak.
Cepat tua atau memiliki banyak kerutan dapat menjadi tanda orang banyak pikiran atau stres. Jika tidak ingin wajah keriput lebih cepat, ada baiknya untuk tahu cara ampuh mengusir stres. Alasannya, menghadapi berbagai masalah membuat protein kulit berubah dan elastisitasnya menurun. Tak heran, keriput bisa muncul di wajah.
Ketika sedang berpikir keras, kerap kali tanpa sadar seseorang akan mengernyitkan dahi dan alisnya. Ini bisa terjadi terus menerus dalam sehari, terlebih jika stres yang dihadapi cukup rumit. Lebih buruk lagi, mengernyitkan area sekitar alis ini dapat menyebabkan munculnya keriput.
Ada jawaban ilmiah mengapa stres bisa menyebabkan rambut beruban. Dalam studi tahun 2020, aktivitas saraf simfatik saat stres akan menyebabkan sel punca menghilang. Padahal, sel melanosit ini berperan dalam memproduksi pigmen yang membuat rambut berwarna. Konsekuensinya, rambut akan tumbuh beruban.
Tak hanya itu, terus menerus terbebani dengan pikiran dan masalah akan mengganggu siklus pertumbuhan alami rambut. Akibatnya, bisa terjadi telogen effluvium. Kondisi ini menyebabkan rambut rontok dalam jumlah sangat banyak.
Ketika stres, seseorang juga bisa tanpa sadar bernapas lebih cepat menggunakan pernapasan dada. Akibatnya, napas menjadi lebih pendek-pendek dan menyebabkan wajah tampak merah selama beberapa saat.
Sama seperti dampak berolahraga, stres menyebabkan seseorang berkeringat lebih banyak. Hal ini bisa semakin parah apabila disertai masalah lain seperti cemas berlebih.
Bukan hanya di wajah, kebiasaan buruk yang dilakukan saat stres juga bisa menyebabkan masalah pada gigi dan rahang. Contohnya ketika seseorang terbiasa menggertakkan gigi saat tegang, lama kelamaan bisa menyebabkan kerusakan gigi.
Selain itu, kebiasaan buruk ini juga bisa menyebabkan kelainan sendi rahang atau temporomandibular joint dysfunction. Ini adalah masalah yang menyerang persendian tempat rahang terhubung dengan tengkorak.
Baca Juga
Ada stres yang muncul tanpa diduga seperti kehilangan profesi atau orang terdekat. Ada pula yang terjadi terus menerus karena masalah pada pekerjaan, finansial, dan lainnya.
Kunci untuk mengatasinya adalah dengan mengelola stres. Sempatkan untuk melakukan aktivitas yang membuat rileks. Selain itu, tetap aktif bergerak dan menjaga gaya hidup sehat juga dapat membantu.
Jangan ragu untuk berbicara dengan ahlinya apabila stres sudah terasa sangat mengganggu. Anda bisa konsultasi langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Menangis tanpa sebab mungkin bisa dipicu dari keadaan sedang berduka hingga mengalami gangguan mental, termasuk stres, cemas, dan bipolar.
Penyakit OCD adalah gangguan mental yang membuat penderitanya melakukan suatu hal secara berulang. Gejalanya dapat dikurangi dengan psikoterapi dan medikasi.
Ada seribu alasan berbeda yang membuat seseorang meminjam uang alias utang. Namun ketika berutang dilakukan untuk kebutuhan konsumtif, bisa-bisa yang dipertaruhkan adalah kesehatan mental. Mulai dari stres hingga depresi.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Stasya Zephora
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved