Bakat dan kerja keras bisa berjalan beriringan untuk mencapai kesusksesan. Orang yang bekerja keras secara konsisten bisa saja mengalahkan orang berbakat yang tak pernah memanfaatkan bakatnya secara maksimal.
2023-03-27 20:36:29
Ditinjau oleh dr. Anandika Pawitri
Agar sukses, bakat harus dibarengi dengan kerja keras
Table of Content
Bakat adalah hal yang kerap mendapat puji puja karena tidak semua orang memilikinya. Namun jangan lupakan fakta bahwa orang yang tidak berbakat sekalipun tetap bisa sukses jika mereka bekerja keras.
Advertisement
Begitu pula sebaliknya. Memiliki bakat sejak lahir bukan berarti jaminan bisa sukses, jika tidak disertai dengan kerja keras. Jadi, mana yang lebih penting?
Di dunia, orang yang luar biasa berbakat adalah hal yang langka. Menariknya, orang yang luar biasa bekerja keras juga merupakan hal yang langka. Justru, yang akan sukses adalah mereka dengan semangat juang luar biasa.
Menariknya, bakat bukan segalanya dalam hal ini. Terlebih jika orang yang dikaruniai bakat itu tidak mengasahnya atau cenderung menunda-nunda dalam mengerjakan sesuatu, jangan terkejut jika bisa kalah sukses dengan orang yang bekerja keras.
Alasannya, orang yang mampu bekerja keras seperti berlatih seperti hingga 10.000 jam terbang akan membawanya pada puncak. Bahkan, melewati orang yang berbakat saja tanpa berusaha.
Ini menjadi menarik ketika di dunia ini ada profesi-profesi yang pemenangnya bukan hanya satu. Orang yang bekerja keras jadi bisa sejajar atau bahkan lebih tinggi pencapaiannya ketimbang si berbakat.
Orang biasa memahami bakat adalah kelebihan yang dimiliki sejak lahir. Biasanya, ini berkaitan dengan hal tertentu seperti bakat bernyanyi atau menggambar. Ketika melakukan aktivitas tertentu ini, performanya bisa jauh lebih hebat ketimbang yang tidak berbakat.
Di sisi lain, banyak yang belum menyadari bahwa bisa bekerja keras adalah bakat pula. Di dunia yang penuh distraksi dan membuat orang mudah lupa dengan apa tujuannya, bisa tetap bekerja keras merupakan bakat luar biasa.
Sebab, kerja keras adalah hal yang tidak mudah. Terlebih ketika melihat di era media sosial saat ini, semua yang ditunjukkan adalah hal-hal bagus. Sukses yang instan, bahkan.
Jarang sekali terlihat bagaimana proses hingga bisa menjadi sukses itu. Kerja keras sering dipandang sebelah mata karena konstruksi sosial yang terlalu memuja hasil akhir.
Lihat bagaimana pula seseorang yang bekerja keras harus menghadapi berbagai kesulitan, tantangan, dan tentu saja energi. Untungnya, hal ini tidaklah sia-sia.
Kerja keras yang konsisten sangat mungkin mengalahkan orang berbakat yang hanya berpangku tangan.
Menariknya lagi, kerja keras juga bisa mempertemukan seseorang dengan bakat baru. Sebab, menemukan apa bakat seseorang bukanlah hal yang dengan mudah terdeteksi ketika ia lahir ke dunia.
Di sinilah lagi-lagi letak keunggulan dari orang yang bekerja keras. Mereka bisa saja menemukan bakat atau talenta dalam perjalanan menuntaskan pekerjaan atau mencapai cita-citanya.
Bisa dibilang, bakat yang ditemukan di “tengah jalan” ini adalah hadiah bagi si pekerja keras. Lihat saja di dunia ini, ada berapa banyak orang sukses yang ternyata baru menemukan bakat terpendam mereka ketika sudah dewasa bahkan menginjak masa tua?
Semua mungkin berkat kerja keras. Lagi-lagi, mustahil bakat terpendam ini bisa terkuak apabila tidak pernah bekerja giat.
Dari penjelasan di atas, tidak serta-merta berarti bahwa bakat tidak penting dibandingkan dengan kerja keras. Keduanya sama-sama penting untuk dapat mencapai kesuksesan.
Ketika seseorang meremehkan kerja keras, maka hasil akhirnya belum tentu tercapai. Demi bisa sukses, kedua hal ini perlu berjalan beriringan. Asalkan, jangan terjebak hanya pada kehebatan bakat, yang selama ini selalu diagung-agungkan.
Begitu pula sebaliknya. Kerja keras tidak bisa menjadi satu-satunya hal yang dianggap sebagai faktor kunci dalam mencapai kesuksesan.
Bisa konsisten bekerja keras mencapai tujuan – terutama yang jangka panjang – bukan perkara mudah. Banyak sekali hal yang menghalangi sepanjang perjalanannya dan ini bisa membuat seseorang menyerah.
Bukan hanya dari pemikiran diri sendiri, sayangnya. Konstruksi sosial dari orang sekitar dan juga media sosial juga memberi tantangan tersendiri.
Tapi selalu ingat, bahwa kesuksesan tidak akan tercapai hanya dengan bakat. Perlu konsistensi dan kerja keras demi mewujudkannya.
Jangan lupa juga meluangkan waktu untuk beristirahat agar kesehatan tetap terjaga. Pasalnya, hasil kerja keras Anda akan sia-sia bila Anda jatuh sakit. Usahakan untuk mendapatkan tidur yang cukup dan berolahraga.
Untuk berdiskusi lebih lanjut bagaimana membangun semangat bekerja keras di era serba instan ini, tanyakan langsung pada dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Artikel Terkait
Bukan sekadar tagline, perasaan I hate Monday ternyata banyak orang merasakan malas kerja ketika hari Minggu sudah akan berakhir. Rasanya akhir pekan belum cukup hingga membayangkan besok kerja saja sudah menimbulkan rasa khawatir dan malas.
Sikap optimis adalah perilaku yang sarat dengan harapan positif tentang kesuksesan dan masa depan positif. Mereka percaya diri betul bahwa hal baik akan terjadi. Sebaliknya, orang yang pesimis justru memprediksi akan terjadi hal di luar ekspektasi.
Sakit saat musim liburan bisa terjadi pada siapa saja. Salah satu faktor yang membuat Anda lebih rentan sakit adalah terpapar virus dan bakteri saat berada di pesawat.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Farahdissa
Dijawab oleh dr. Dwiana Ardianti
Dijawab oleh dr. R. H. Rafsanjani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
© SehatQ, 2023. All Rights Reserved